Part 02

2.3K 29 0
                                    

Sepanjang perjalanan yang Reva lakukan hanya menangis, ia tidak menyangka bila hatinya bisa sekecewa ini padahal sebelum melihat Biyan tidur bersama dengan Denada, ia yakin bila hatinya pasti kuat, ia bahkan berpikir akan memaafkan Biyan di saat itu juga. Namun kenyataannya justru berbeda, hatinya terlalu terluka sampai tidak bisa melihat mereka lebih lama. Itulah kenapa Reva memutuskan untuk segera pergi dari sana, ia ingin sendiri di kamarnya, tepatnya di rumah orang tuanya.

"Reva," panggil Felly lirih, sahabatnya itu memang ikut dengannya, dia bahkan memaksa untuk menjaganya saking takutnya wanita itu terjadi sesuatu dengannya. Bagi Reva, Felly memang wanita dan teman yang paling baik, ia merasa menyesal tidak pernah mendengar ucapannya selama ini.

"Aku tahu kamu kecewa dengan Biyan, tapi tolong jangan berbuat hal buruk ya? Hidup kamu masih panjang, aku yakin kamu bisa mendapatkan lelaki yang jauh lebih baik dari Biyan." Felly merengkuh tangan Reva, berusaha untuk menghiburnya, meski ia tahu sahabatnya itu sedang berada di masa-masa terpuruknya.

"Terima kasih, Fell. Aku minta maaf karena selama ini aku enggak pernah percaya dengan ucapan kamu, aku terlalu buta sampai aku enggak sadar kalau Biyan enggak pernah setia." Reva menundukkan wajahnya, merasa malu berada di hadapan sahabatnya.

"Aku enggak apa-apa kok. Aku malah senang, akhirnya kamu bisa tahu yang sebenarnya." Felly menjawab seadanya sembari terus merengkuh tangan sahabatnya, berusaha untuk tetap menguatkannya, sedangkan Reva hanya terdiam, hatinya masih hancur untuk mengingat apa yang sudah Biyan dan Denada lakukan padanya.

"Kita sudah sampai di depan rumah kamu," ujar Felly setelah taksi yang ditumpangi mereka berhenti di depan rumah orang tua Reva, sebuah rumah yang jarang Reva tempati, saking lamanya ia tinggal di kota tempatnya bekerja.

"Iya, terima kasih sudah mengantarkan aku. Dan maaf, baru percaya kamu hari ini." Reva berujar penuh rasa bersalah, membuat Felly tersenyum tipis saat melihatnya meminta maaf. Ia tahu, Reva sedang terluka sekarang, senyum manisnya yang biasa terukir bahkan sampai menghilang, saking beratnya beban pikiran yang dialaminya.

"Iya, aku pulang ya. Kamu harus tenangkan diri kamu, Re. Aku tahu, semua ini pasti berat buat kamu." Felly menyunggingkan senyumnya yang hanya diangguki pelan oleh Reva lalu turun dari taksi dan masuk ke rumahnya, membiarkan Felly pergi dari sana.

Reva berjalan begitu saja, ia bahkan tidak mengetuk pintu rumah orang tuanya, membuat kehadirannya tak banyak diketahui orang yang berada di sana. Namun Tina, mamanya yang baru saja turun dari kamarnya seketika mendelikkan matanya, melihat putri kesayangannya pulang ke rumah.

"Reva. Kamu sudah pulang?" tanyanya tak percaya, namun putrinya itu justru mengangguk lirih, ekspresinya tampak tak bersemangat, tak seperti saat ia pulang biasanya.

"Iya, Ma."

"Kok kamu enggak kasih tahu Mama dulu sih? Seharusnya kamu bilang di telepon, supaya Mama menyiapkan masakan kesukaan kamu." Tina memanyunkan bibirnya, ekspresinya tampak kecewa dengan putrinya, meski semua itu hanya candaan, karena memang seperti itu lah sikapnya.

"Iya, Ma. Maaf. Aku ke kamar dulu ya, aku mau istirahat , aku capek." Reva menjawab seadanya lalu berjalan ke kamarnya, membiarkan mamanya yang bingung melihat perubahan sikapnya. Tidak biasanya putrinya itu terlihat murung seperti itu, karena selelah apapun tubuhnya, putrinya itu selalu bisa tersenyum saat pulang ke rumah.

"Re, kamu kenapa? Kamu enggak apa-apa kan?" Tina bertanya hati-hati, ia merasa bila putrinya itu sedang tidak baik-baik saja sekarang.

"Aku enggak apa-apa kok, Ma. Aku cuma capek di perjalanan, aku ke kamar dulu ya." Reva kembali melangkahkan kakinya, sedangkan Tina hanya menghela nafas panjangnya, berusaha untuk tidak mengganggu Reva, ia yakin putrinya itu sedang ada masalah namun tidak mau menceritakannya. Ya, seperti itu lah Reva, selalu memendam perasaannya sendiri terutama saat ia sedang patah hati.

In Bed Gigolo (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang