Part 05 : Akademi Willmers

1K 165 2
                                    

"Mungkinkah itu? Tapi akan sulit menemukannya bukan?" ucap Raja Alvendor pada seseorang yang kini berdiri di sampingnya.

Hanse Stanley, rambutnya merah menyala, dengan mata besar dan kumis tipis yang menambah kesan maskulin pada wajahnya. Tubuhnya tinggi kekar, penuh dengan otot-otot yang membuatnya terlihat kuat.

"banyak anak berbakat di Akademimu yang mulia, mengapa tak Tuan manfaatkan saja mereka?" kata Hanse yang membuat Raja Alvendor tersenyum.

"Apa rencanamu?"

"Misi untuk ujian tahun ini, bagaimana kalau kita buat mereka mencarinya?" usul Hanse pada sang Raja yang mengangguk mencoba mencermati, "aku akan memilih anak-anak yang memiliki kemampuan hebat agar berhasil. Aku sendiri yang akan membimbing mereka,"

Raja Alvendor mendengus keras, "kalau saja Helios sialan itu tak mengambil peta nya, semua pasti lebih mudah,"

"Ku dengar keluarga mereka telah menghilang," ucap Hanse.

Alvendor melirik, "oh benarkah? Wajar saja, mereka pasti ketakutan menyimpan rahasia Helios sialan itu." Ucap Alvendor membuat Hanse mengernyit bingung.

Melihat raut bingung Hanse, Alvendor segera menepuk pundak bawahan setianya itu, "ku percayakan padamu Hanse, beritahu aku kalau semuanya sudah siap."

Hanse yang tersadar dari pemikirannya segera mengangguk patuh, "Tentu saja yang mulia," sahut Hanse, ia membungkuk hormat lalu pergi dari Ruangan Raja Alvendor.
**







"Kalian serius! Itu pekerjaan kalian? Woahhh, kalian bahkan tidak pernah tertangkap?" tanya Sunoo tak percaya sambil membuka mulut dan matanya lebar.

Wonie dengan bangga membusungkan dada, "itu keahlian kami, kami belum pernah tertangkap sekalipun. Benarkan kak?"

Hoonie tersenyum saja, sementara Heene hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Wonie yang kegirangan padahal habis mencuri.

"apa ini cukup?" tanya Hoonie sambil memperlihatkan sekantong uang yang didapatkan dari menjual barang hasil curiannya bersama Wonie.

Heene mengangguk, "itu sudah sangat cukup untuk biaya masuk Akademi dan yang lainnya, simpanlah yang benar," ucapnya memasehati.

"Ahh sayang sekali, aku baru tahu mencuri di tempat lain jauh lebih menguntungkan daripada di Cat Hills," ucap Hoonie membuat Heene jadi mendelik.

Sementara itu,

"Benarkah, kau pernah di kejar Buston?"

"IYA! bayaranku 100 Ring,"

"Hebat, itu sangat banyak! Bagaimana caramu ke sana? Kau tidak tertangkap?"

"Ada jalan tersembunyi yang hanya diketahui oleh kami, itu rahasia!"

"Tapi itu berbahaya, kau tak takut?"

"tentu saja takut! Tapi melihat Nenek yang kelaparan lebih membuatku takut,"

"kau anak yang baik,"

"tentu saja, hanya Nenek dan kak Hoonie yang ku punya sekarang."

Sunoo dan Wonie saling bercerita tak henti, tiba-tiba mereka akrab begitu saja. Sementara Hoonie dan Heene berjalan di depan, mereka bersiap menuju Akademi yang sebentar lagi terlihat.
**






EN-AtaraxiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang