Part 21 : Kucing, Burung Merpati, dan Tupai

589 106 4
                                    

Seluruh murid Akademi Willmers tengah sibuk melakukan pemanasan sebelum melakukan tes latihan kali ini. Tujuannya untuk melemaskan otot-otot tubuh agar lebih segar dan tidak kaku, juga meningkatkan refleks pertahanan. Apalagi untuk murid dari Weapon Class yang diharuskan bertarung secara langsung jika menggunakan senjata jarak dekat.

Hoonie menemani adiknya Wonie dan Soonu di sampingnya, mereka berdiri sejajar melakukan gerakan peregangan. Sementara Jay dan Jake sibuk berlarian saling mengejar, dengan Niki yang mengikuti mereka dengan malas.

"apa itu berhasil?"

"aku gagal 7 kali percobaan dan berhasil di percobaan yang ke-8!" kata Suno senang dan bertepuk tangan riang.

Wonie melirik sinis, "Berterima kasih lah padaku, aku yang memberi ide untuk menambahkan tanaman itu pada Kakak."

Sunoo menoleh sebal, "Yak! itu hanya kecelakaan karena kau menumpahkannya!"

Membuat ramuan sihir adalah kesibukan yang akhir-akhir ini dilakukan oleh Sunoo. Ia bermimpi menjadi seorang Potioneer, seorang yang ahli dalam pengobatan menggunakan ramuan.

"Tapi itu berhasil!" sahut Wonie ngotot.

"Kau hanya sedang beruntung!" balas Sunoo sewot.

"dan itu menguntungkan Kak Sunoo juga kan," kata Wonie maju ke depan Sunoo tak mau kalah.

Sunoo menghebuskan nafas keras, "Baiklah iya, terima kasih Woniedden," ucapnya terpaksa.

Wonie tersenyum bangga, "tak masalah," katanya pongah membuat Sunoo memutar bola mata malas.

Hoonie menggeleng kecil mendengarkan mereka, "apa sudah bisa digunakan?" tanyanya penasaran.

Sunoo mengangguk, "tentu, Kakak mau jadi yang pertama mencoba?"

Hoonie menggeleng cepat, "tidak! Apa kau yakin ramuan itu aman?"

Sunoo menghela nafas lelah, "lagi-lagi pertanyaan yang membuatku seolah-olah melakukan eksperimen ilegal,"

Hoonie menggaruk tengkuk kepala, "maaf, tidak ada salahnya berhati-hati kan? Aku sering mendengar bahan uji coba penggunaan ramuan ilegal yang berakhir tragis, jadi aku hanya berhati-hati,"

Sunoo mengulum bibir, "ramuan yang mengandung unsur sihir gelap. Itu kejam, tapi mereka masih sering membuatnya dengan sembunyi-sembunyi. Padahal kalau ketahuan mereka bisa dihukum mati," ucapnya heran, "Tapi Kak, aku ini Sunoo! Kenapa tidak percaya padaku!" lanjutnya menatap Hoonie kesal.

Hoonie meringis, "ahaha, maaf aku tidak bermaksud seperti itu. Lain kali aku akan mencobanya, aku berjanji!" ucapnya menenangkan.

Sunoo hanya melirik, "Kalau begitu kau saja," ucapnya yang kemudian menunjuk Wonie.

Wonie yang sedang melompat-lompat kecil jadi berhenti, ia menoleh, "apa? Aku? Tidak mau! Kenapa harus aku! Kakak saja yang coba, lagipula Kak Sunoo yang membuat jadi Kak Sunoo saja yang mencobanya!"

"Yak! Aku sedang berbaik hati tahu! Karena kau yang membuat ramuan itu berhasil, aku ingin memberimu penghormatan untuk menjadi yang pertama mencoba."

"Tidak mau!"

"Ayolah adik manis!"

"Tidak!"

Sunoo mendecak, "Hei itu bagus tahu, kalau aku sudah menjadi Potioneer terkenal kau akan menyesal karena tak mau mencobanya!"

"Tidak akan wlee!" ledek Wonie yang menjulurkan lidahnya meledek.

Hoonie mengatupkan bibir dan memandang mereka frustasi. Ia menyesali keputusannya menolak ajakan Jay untuk bermain kejar kejaran.
**






EN-AtaraxiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang