Diusir dari rumah

1 1 0
                                    

Malam itu Feng demam, mungkin karena luka-luka ditubuhnya belum diobati dan dia sudah berjalan jauh sampai ke beltane mansion dengan perut kosong, menerobos hujan, tubuhnya menggigil, matanya terpejam erat seolah berusaha menahan rasa tidak nyaman ditubuhnya.

Lelaki vampir itu tidak tahan melihat ini, lagipula jika Feng mati ditempatnya itu hanya akan menyulitkan nya jadi dia memutuskan untuk memanggil dokter.

Saat dokter akan membungkus luka eksternal nya pria berambut putih itu mengintrupsi. "tidak perlu melakukan itu berikan saja dia obat penurun panas."

Dokter dalam hati berpikir bahwa pria ini sangat pelit, anak muda didepannya sudah sekarat dan dia tidak memberikan pengobatan dengan benar jelas bahwa luka luka itu akan memburuk.

"Tuan, tidak perlu membayar saya untuk obat eksternal nya tapi saya perlu menerapkannya atau tidak kulit anak ini akan membusuk."

"Sudah kubilang itu tidak perlu, aku yang menyewa mu untuk anak ini jadi aku yang berhak mengambil keputusan."

Dokter itu jengkel atas sikap keras kepala tuan ini, meskipun dia tampan setidaknya dia harus punya hati untuk merasa kasihan pada hidup orang lain, dia tidak tega melihat anak muda dengan luka parah seperti itu,tulang kaki kiri patah, tulang rusuknya retak, kulitnya dipenuhi memar dan goresan, tubuhnya basah kuyup, pakaian tipis yang dia kenakan robek, beberapa tempat bahkan menunjukkan rembesan darah. Anak ini terlihat sangat menderita di usia muda.

Meskipun wajahnya sangat pucat tapi hal itu masih menunjukkan keindahan fitur wajah yang mempesona, wajah tampan itu nampak rapuh saat sakit.

Sebenarnya Feng masih bisa mendengar semua percakapan itu, tapi dia tidak punya tenaga untuk angkat bicara, karena sejak kemarin juga dia belum makan.

Dokter itu tidak berdaya dibawah tatapan tajam Arthur akhirnya setelah selesai memberikan obat penurun panas pada Feng pria itu buru-buru keluar dari mansion.

Arthur mendekati ranjang Feng dia sedikit menyipitkan matanya pada sosok pucat diatas ranjang, tangannya disilangkan didadanya.

"Aku tau kau masih bangun, cepat pakai ini. Sebentar lagi akan ada pelayan yang membawa makanan, aku sudah sangat bermurah hati kepadamu jadi aku harap kau tidak akan mengecewakan ku." Katanya seraya menyerahkan Satu set pakaian baru.

Tangan Feng masih gemetaran saat dia meraihnya.arthur hanya mendengus dan meninggalkan ruangan, setelah berganti baju dan makan sup hangat Feng merasa lebih baik. Dia tiba-tiba teringat saat dia pulang kerumahnya, setelah jatuh ke jurang tanpa basis kultivasi dengan susah payah dia berhasil keluar dari sana, berharap akan bisa makan lalu tidur untuk mengisi tenaga sebentar tapi justru penjaga gerbang mengusirnya. Mereka bilang itu adalah perintah dari feiran.

Feng tidak pernah membayangkan adiknya akan bertindak seperti ini, dia tidak tau dimana letak kesalahannya sampai harus diusir dari rumah, saat berikutnya dia melihat neneknya berpakaian hitam khas upacara pemakaman, seperti biasa wanita tua itu mencibirnya tapi yang mengejutkan adalah saat nenek tua itu mengatakan Yuna sudah mati.

Feng merasa untuk sesaat jantungnya berhenti berdetak, tatapannya kosong, dia sangat terkejut dan buru buru menuju pemakaman, dengan langkah terseok-seok, dia berhasil mencapai tempat itu untuk melihat feiran terduduk diam di samping batu nisan, dia mendekat untuk menyapa namun diabaikan begitu saja.

Setelah itu dia melihat dari sudut mata feiran dia bisa melihat kebencian. Feng tidak menyangka adik kecil yang selama ini selalu dia manjakan pada suatu hari akan membencinya dan meninggalkannya. Perasaan ini sungguh menyakitkan.

Feng kembali memejamkan mata berusaha mengusir bayangan masa lalu dari pikirannya, sampai akhirnya dia jatuh kealam mimpi.

Hari berikutnya dia terbangun dan benar-benar merasa sehat, bahkan secara ajaib luka luka di kulit nya telah sembuh, dalam hati dia berpikir apakah ini pekerjaan Arthur ? Tapi pria itu selalu bersikap masa bodoh didepannya jadi dia juga meragukannya.

"10 menit, jika kau belum turun kebawah maka lupakan mimpi mu untuk menjadi summoner." Suara tegas itu terdengar dari balik pintu.membuat Feng gelagapan untuk bersiap turun. Dia melihat satu set seragam sekolah diatas meja dan buru buru mengenakannya. Dia bahkan belum sempat menyisir rambut dan mulai berlari menuruni tangga.

Dibawah sana seorang pria berambut putih, dengan wajah tegas , memakai jaket bulu berwarna putih seperti biasa pakaiannya indah menunjukkan status bangsawannya, dia duduk santai sambil minum teh, iris violetnya menyapu kearah Feng sekilas lalu kembali tenang.

Setelah selesai minum teh mereka berdua melangkah keluar menuju mobil Van putih yang terparkir di halaman sungguh satu kata yang bisa menggambarkan Louis McArthur adalah elegan, tempramen nya yang terlihat tenang tapi begitu acuh tak acuh, matanya yang selalu memandang sinis orang-orang disekitarnya menghadirkan aura dingin seolah tak ada seorangpun yang bisa masuk kedalam hatinya.

Feng hanya duduk diam sepanjang perjalanan, tidak berani menyinggung Arthur sama sekali, dan Arthur pun cukup senang dengan hal ini. Awalnya Feng masih meragukan jika Arthur benar benar membawanya ke akademi summoner. Dia menyadari prestasi akademik nya sangat buruk bahkan guru disekolah menyerah untuk mengajarnya, lagipula sejak kecil dia tidak menunjukkan adanya bakat kultivasi, jadi dia bisa dibilang dibuang, dibenua itu siapapun yang tidak bisa berkultivasi dianggap sampah, hanya saja saat itu status Feng sebagai anak Yuna sang summoner legendaris jadi tidak ada seorangpun yang berani mengganggunya.  dia tidak pernah memimpikan untuk menjadi murid akademi summoner yang terkenal suatu hari.

Namun siapa sangka arthur benar-benar membawanya ke dalam akademi summoner mereka pergi ke ruang kepala sekolah yang ternyata adalah kenalan Arthur, sementara itu Feng menunggu diluar, beberapa murid yang lewat memperhatikannya, terutama para gadis membuat feng risih.

Dia tau sudah beberapa hari ini dia belum mandi dan mengganti pakaiannya dengan benar, tapi setidaknya pagi ini dia sudah mencuci muka.

Dan saat matanya bergerak keujung koridor dia sedikit terkejut, begitupun orang disana. Kacamatanya berkilat dingin dan wajahnya tanpa emosi disamping feiran berdiri seorang gadis muda cantik, berambut blonde dengan pakaian yang indah, pasti dia seorang anak bangsawan tebak Feng dalam hati. Dan gadis itu juga melirik kearahnya namun berbeda dengan pandangan setiap orang Dimata gadis itu sama sekali tidak ada perasaan meremehkan seperti yang dilihat Feng pada orang lain.

"Kakak apa yang kau lakukan disini ?" Tanyanya masih dingin.

Wajah Feng juga kaku saat dia menjawab. "Aku tidak tau jika aku masih memiliki status itu dihatimu ran, kau bisa saja mengabaikan kakakmu yang menyedihkan ini didepan pacarmu."

"Apa yang kau maksud kak dia adalah tuan putri Lilian mana berani aku menyebutnya kekasihku." Feiran mendesis tajam kearah Feng jika seseorang mendengar ini dan menyampaikannya pada raja, feiran tidak tau hukuman apa yang harus dia terima.

Melihat situasi mulai sulit gadis itu angkat bicara "ah Fei apa dia kakakmu ?"

Feiran sedikit menoleh dan mengangguk "ya tuan putri, dia saudara kembar hamba."

"Ouhh " Lilian mengalihkan pandangannya pada Feng dengan tatapan mengukur, pria ini tinggi, wajahnya rupawan, kulitnya putih bersih dan terlihat indah dibawah pantulan cahaya matahari, rambutnya sedikit acak acakan khas orang bangun tidur, tapi justru terlihat menggoda menurut Lilian.

sangat jelas jika tuan putri ini berusaha menilainya Feng tidak suka jenis tatapan itu,Dia kemudian memalingkan wajahnya dari Lilian.

Lilian tanpa ragu tertawa, dia adalah putri kesayangannya raja.dan baru kali ini dia bertemu seseorang yang tidak mau melihatnya, biasanya orang akan selalu mencoba menarik perhatiannya tapi tidak kali ini, lelaki didepannya bahkan mengabaikannya ini membuat Lilian merasa tertarik.

"Tuan putri maafkan kesombongan kakak hamba, dia memang jarang bertemu dengan royal family jadi sikapnya kasar."

"Cihh..menyebutku kasar setelah mengusirku."

Feiran langsung menatap tajam kearah Feng, Menyadari bahwa hubungan kedua saudara itu tidan begitu baik Lilian mengambil jalan tengah.

"Kalau begitu apa yang kakakmu lakukan disini Fei, bukankah kudengar dia tidak bisa berkultivasi"

Feiran tersadar dengan pernyataan itu dia kemudian menatap kakaknya dengan skeptis, dari apa yang dia tau Feng tidak mungkin datang kesini seorang diri dan mencalonkan menjadi siswa diakademi summoner, dia cukup yakin jika Feng melakukannya dia akan langsung ditendang oleh penjaga gerbang, jadi siapa sebenarnya yang telah membawanya kesini ?






26 February 2021

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Demon BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang