Sekarang Devvid tengah memakan sarapan pagi yang pastinya buatan Sintya, sang Mamah tercinta.Devvid meletakkan sendok dan garpunya di atas piring, pertanda jika ia telah selesai menyantap sarapannya.
" Ayah, Mamah, Devvid berangkat dulu yah " ucapnya sambil berdiri dari kursinya
Erik dan Sintya pun tersenyum serta mengangguk bersamaan, bagai sebuah jawaban dari ucapan yang dilontarkan sang putra kepada mereka.
" Yaudah, hati-hati di jalan yah " Sintya pun bersuara dan Devvid mengangguk lalu memeluk Sintya dari belakang
Yah, Devvid itu salah satu jejeran manusia manja. Apalagi saat dirinya bersama sang Mamah, beuh sifat manja dan kekanakannya udah pasti keluar. Tapi berbeda dengan dirinya yang ada di luar, bahkan saat dirinya sedang berada di markasnya. Jangan. Jangan harapkan sifat manja dan kekanakannya itu keluar. Yang ada adalah sifat dingin dan kejam lah yang pastinya keluar.
" Loh ko Mamah aja sih yang dipeluk. Ayah juga mau kali Devv " ucap Erik seraya merengek alay, yang membuat Devv tersenyum
" Iya-iya, Ayah juga Devv peluk deh " sahutnya lalu berlalu dan memeluk Ayahnya
" Hati-hati yah putra kesayangannya Ayah " ucap Erik sambil mengelus lembut pucuk kepala Devv
" Dah semua " Devv melambaikan tangannya dan berlalu pergi dari ruang makan
Setelah kepergian Devv, Sintya tengah memerhatikan sang suami yang sedang menyantap makanannya dengan khusu, bahkan khidmat.
Sedangkan Erik yang sedang diperhatikan oleh sang istri pun akhirnya menghentikan acara sarapan pagi. Karena jujur, ia sedikit risih dan bahkan kesal sekaligus akan tingkah istri tercinta yang tak biasa itu.
" Kenapa hem, ada yang mau diomonginkan? Udah cepet, aku mau habisin sarapan terus pergi ke kantor " ujar Erik yang membuat Sintya tersenyum, karena suaminya sangat peka terhadapnya itu
" Kamu tau aja, kalo ada yang mau aku omongin. Tapi ini serius Rik, menyangkut Devv malah " balas Sintya yang berhasil membuat Erik menatap wajah cantik istri dengan raut serius
" Apa? Ada apa dengan Devv, Tya? Cepat jelaskan maksud perkataan mu itu " timpal Erik dengan nada khawatir
" Yah. Sebenarnya Argadhana itu telah menemukan keberadaan kita bahkan ia juga tau jika Devv adalah putra bungsunya " ucapnya menjawab dan Erik diam di tempat
" Jujur aku bingung sekarang. Harus bagaimana lagi kita menghadapi si licik itu. Tidak mungkin jika kita terus-terusan berpindah tempat apalagi pergi ke negara lain. Sebab si sialan itu sudah memiliki beribu-ribu bahkan berjuta-juta anggota " lanjutnya yang membuat Erik tampak berpikir hingga keningnya mengkerut
" Yah, kau benar Sintya. Kita tak mungkin pergi ke negara lain. Lalu bagaimana? Apa kita harus menghadapinya? Rasanya aku tak cukup kuat untuk melawannya, sebab kita sendiri sedangkan dia bersama para anggota handalnya " sahut Erik membuat Sintya menekuk wajahnya
" Tapi kau tak perlu khawatir Sintya. Karena aku akan meminta bantuan kepada Alex, teman lama ku " lanjutnya yang membuat Sintya mengangguk dan bernafas lega
Setelah itu, Erik pun melanjutkan acara makan sarapannya yang sempat terhenti itu. Hingga akhirnya, ia pun pergi menuju kantornya.
~•○•~○•~○•~
Devv mengendarai motornya dengan santai, bahkan kecepatan motornya di bawah rata-rata. Padahal sekarang sudah lewat dari jam masuk sekolahnya. Tapi Devvid adalah Devvid, ia masih saja mengendarai motor dengan santai bahkan sangat-sangat santai. Hingga tibalah ia di depan gerbang sekolah yang tertutup rapat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVVID ALCANDER
Teen FictionHanya sebuah cerita tentang seorang Devvid Alcander. " Aku Daddy mu. Ayah kandung mu Devv " " Haha.. ternyata gini yah, rasanya ngeladenin pasien RSJ yang kabur " " Devvid! " " Dah lah. Kalo gila yah sendiri aja dong, gak usah ngajak-ngajak gue buat...