5

10.6K 1.1K 44
                                    

Yang mau ikutan po bisa ke aku yes 085788190001 wa only.

****

18++++++ bocil jangan baca. Maksa baca tanggung sendiri akibatnya.

****

Mata Lauryn segera terbuka ketika ia merasakan seseorang mendekat ke arah pintu. Ia berada di tempat asing, jadi kewaspadaannya meningkat.

Pintu terbuka, sosok pria yang sudah dua minggu tidak ia lihat berada di sana.

"Kau belum tidur?" Reiner melangkah mendekati Lauryn. Setelah melakukan pemberatasan terhadap sekumpulan sampah, Reiner terbang kembali ke kediamannya.

Dua minggu ini ia mengurusi bisnisnya di luar negeri, setelah itu ia pergi ke Chicago untuk membunuh Ryuji. Ia tidak bisa berada lebih lama lagi dari Lauryn, jadi ia memutuskan untuk kembali secepatnya. Setelah beberapa jam penerbangan, ia sampai di kediamannya pada jam 3 pagi.

Selama ia tidak ada di dekat Lauryn, ia selalu memantau keadaan Lauryn dari sahabatnya yang menangani Lauryn. Ia juga melihat apa saja yang Lauryn lakukan melalui kamera pengintai yang terletak di setiap bagian kediamannya. Bahkan ia juga meletakannya di kamar rawat Lauryn.

Reiner terdengar cukup gila memang, tapi ia melakukan itu semua agar ia bisa melihat Lauryn ketika ia ingin.

"Tidak. Aku terjaga." Lauryn menjawab singkat. Wanita itu sudah mengubah posisi berbaringnya dengan duduk.

Penciumannya yang tajam berhasil mencium bau darah dari tubuh Reiner, entah apa saja yang sudah dilakukan oleh pria ini di luar sana. Lauryn tidak begitu peduli, dan ia tidak ingin memikirkannya lebih jauh. Ia tidak akan mencampuri urusan Reiner.

Tanpa aba-aba, Reiner mendekatkan wajahnya ke wajah Lauryn, kemudian ia mencium wanita itu menuntut. Tangannya menekan tengkuk Lauryn agar ia bisa lebih memperdalam ciumannya.

Sesekali Reiner akan menggigiti bibir Lauryn. Ia telah menahan dirinya selama dua minggu ini karena kondisi Lauryn yang tidak begitu baik. Akan tetapi, saat ini berbeda, Lauryn sudah membaik.

Lauryn tidak ingin membalas ciuman Reiner, tapi lama kelamaan ia tidak bisa menahan gairahnya, ia membalas ciuman itu sama baiknya. Keduanya terlihat seperti orang yang begitu rakus. Saling bertukar saliva tanpa rasa jijik sedikit pun.

Sudut bibir Reiner terangkat, membuat seringaian iblis yang mengerikan. Pria ini benar-benar tahu caranya tersenyum dengan baik. Meski mengerikan ia tetap terlihat tampan dan menawan.

Tangan Reiner menyusup masuk ke dalam gaun tidur yang Lauryn kenakan. Bermain-main dengan perutnya yang datar dan langsing lalu menyentuh payudaranya.

Lauryn sudah merasakan banyak sentuhan pria selama ia melakukan tugas, ia tidak begitu peduli pada tubuhnya yang ia pikirkan hanyalah keberhasilan dari pekerjaannya. Namun, sentuhan Reiner berbeda. Pria itu berhasil membangkitkan gairahnya. Sengatan listrik terasa ketika kulit pria itu bertemu dengan kulitnya.

Selain berhasil mengacaukan ketenangannya, Reiner juga bisa membuatnya bergairah, itulah alasan kenapa ia harus menghindari Reiner. Akan tetapi, takdir membawa ia kembali pada pria itu, dan kini tidak bisa ia hindari lagi.

Ia hanyut dalam api yang diciptakan oleh Reiner. Membakar tubuhnya yang mengkhianatinya ketika berhadapan dengan Reiner.

Entah kapan terjadi, gaun tidur yang ia kenakan sudah terlepas dan berakhir di lantai bersama dengan bra-nya. Lidah Reiner bermain di leher angsanya yang putih mulus. Menghisap di sana hingga meninggalkan jejak kemerahan.

"Kau memang penyihir, Lauryn!" Reiner bergumam pelan. Nafsunya telah sampai ke ubun-ubun.

Setelah empat tahun ia kehilangan nafsu terhadap lawan jenis, akhirnya hari ini ia mendapatkan kembali gairah seksualnya yang lenyap karena Lauryn.

Sleeping With the DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang