10

52 10 17
                                    

Pening, khawatir, cemas. Perasaan itu menjadi satu di kepala Lisuman. Kepalanya seperti mau meledak kalau terus-terusan seperti ini.
Pria paruh baya itu menyulut rokok dengan pematik apinya. Menurut Suman, rokok bisa sedikit mengurangi stres nya saat ini.

Memijat pelipisnya pelan, lalu pria itu bergumam. "Apa mereka baik-baik saja?" Sepertinya dia benar-benar khawatir dan cemas.

Seketika, memori 3 tahun lalu memutar di pikiran Lisuman. Di mana peristiwa yang sangat ia ingat, dan juga sangat ia takuti. Dia harus kehilangan 9 putranya sekaligus.

3 tahun lalu

Ada 9 lelaki tampan yang sedang bersantai di pinggir pantai. Menikmati semilir angin yang menghempaskan rambut mereka. Suasana yang sangat tenang.

"Lo ngga berenang Kai?" Tanya salah satu lelaki berbadan kecil.

"Engga ah, takut ada hiu" Kai terkekeh menanggapi pertanyaan Baekhyun.

"Mana ada hiu di sini mah Kai," Sambung Lay.

"Tetep aja bang, gua takut." Jawab Kai lagi.

Memang, Kai ini orang yang penakut. Dia selalu was-was pada tempat yang baru saja ia datangi. Lebih tepatnya, tempat yang asing.

9 pria tersebut nampak bahagia setelah mereka tinggal di pulau milik ayahnya beberapa hari ini. Tempatnya sejuk, asri, dan tidak tersentuh kecanggihan teknologi luar. Di villa itu, belum ada wifi dan akses internet seperti sinyal. Jadi mereka seperti hidup kembali dalam kesederhanaan.

Namun, nampaknya ada seseorang yang tidak menyukai kedatangan mereka ke pulau itu. Dia selalu mengintai di manapun mereka berada.
Sampai puncaknya, dia sudah tidak tahan lagi. Lagi pula, ia juga lapar dan sudah lama tidak merasakan daging manusia.

Aksinya dimulai saat salah satu anak Lisuman yang bernama Baekhyun sedang berjalan sendirian di bibir pantai. Tanpa aba-aba, wanita itu menggorok leher Baekhyun dari belakang menggunakan gergaji tajam.

Sebelum meninggal, Baekhyun sempat melawan. Namun usahanya gagal.

Darah Baekhyun muncrat ke mana-mana dari pembuluh darah lehernya. Badannya sudah tidak berdaya, darahnya lama kelamaan akan habis dengan sendirinya. Mau teriak pun, akan sia-sia karena suaranya sudah tidak ada. Dan hanya bisa mengerang pelan.Wanita itu tersenyum miring. Merasa berhasil telah membunuh Baekhyun dengan mudah.

Setelah dirasa Baekhyun sudah tak bernyawa, wanita itu menyeret tubuh Baekhyun dengan susah payah. Membawa tubuh malang itu ke dalam markasnya. Dia mengambil pisau daging yang diletakkan di atas meja. Ternyata dia tidak tinggal sendiri di markas itu, dia tinggal bersama 5 orang lain.

"Hari ini kita bakalan makan enak," Ucap wanita itu sembari tersenyum bangga.

"Akhirnya.... setelah sekian lama, kita bisa makan-makanan yang layak," Celetuk lelaki yang terlihat masih remaja.

"Iya," Jawab wanita itu.

Lalu ia membawa tubuh Baekhyun ke ruangan eksekusi.

Mau ku deskripsikan bagaimana ruangan itu?

Ruangan itu sangat pengab dan tertutup. Pencahayaannya minim, hanya ada lampu kuning yang remang-remang. Banyak bercak-bercak darah yang memenuhi dinding berwarna coklat ruangan tersebut. Dan yang paling mengerikan adalah, ada sekitar 4 kepala manusia yang di gantung bak ikan segar yang dipampangkan di pasar.

Kepala yang menyedihkan, pasti pemilik kepala itu sangat marah jika ia tahu kepalanya di gantung seperti itu.

Bau danur sangat menusuk penciuman saat masuk kedalam ruangan itu. Namun nampaknya, wanita itu sama sekali tidak terganggu oleh bau sumerbak tersebut.

Traveling || Nct uTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang