I.C.T.L.Y Ch.9

776 96 6
                                    

  Setelah sampai di rumah besar keluarga Xi dan di sambut dengan begitu hangat oleh kedua orang tua Luhan, Sehun dan keluarga Xi makan siang bersama sebelum kini berkumpul di ruang tengah untuk membicarakan masalah perusahaan.

"Apa kau akan memulai pekerjaanmu besok pagi Sehun.." tanya Hangeng, ayah Luhan.

"Haruskah secepat ini Baba. Jujur saja aku belum terlalu paham tentang hal ini.." ucap Sehun.

"Tenang saja sayang, Luhan akan membantumu di sana.." ucap Heechul, ibu Luhan.

"Heum, mama benar Sehun. Aku akan mendampingimu.." ucap Luhan seraya menggenggam sebelah tangan Sehun yang berada di sampingnya.

Luhan sudah sangat tau bahwa saat ini Sehun tengah memikul beban yang begitu berat di hatinya. Itu yang Luhan lihat dari sorot mata orang yang di cintainya itu sejak pertama bertemu kembali.

Walaupun yang sesungguhnya, Luhan tidak mengetahui dengan pasti alasan lain di balik semua itu, tapi dia akan selalu siap menjadi sandaran Sehun kapanpun pria itu membutuhkannya.

Dan Sehun pun memang tak pernah bisa menahan dirinya jika itu di hadapan keluarga kedua baginya ini. Dia langsung memeluk Luhan dan menangis di ceruk leher namja cantik itu, menumpahkan rasa sakitnya.

Luhan mengelus sayang punggung Sehun mencoba memberinya ketenangan.

"Aku di sini Sehunnie.. Mama dan Baba juga. Kau tidak sendirian hm, kami keluargamu juga.." ucapnya yang mulai ikut menitikan air mata.

Begitu pula dengan Hangeng dan Heechul, mereka begitu sedih melihat keterpurukan putra sahabat mereka itu saat ini. Namun mereka berjanji untuk tetap melengkapi kehidupan Sehun dengan keluarga yang utuh.

Dan terhitung sejak saat itulah Sehun memulai pekerjaannya di perusahaan milik sang ayah dengan bantuan Luhan yang selalu berada di sampingnya.

Menjadi sandaran untuk tangisan Sehun di setiap malamnya kala dia mengingat sang ibu juga seseorang yang telah meninggalkannya.

Luhan memang selalu berada di samping Sehun. Walaupun itu tanpa memberitahukan perasaan yang dia miliki sesungguhnya.

                                 ***

Haripun berlalu. Tak terasa sudah hampir sebulan Baekhyun menemani Chanyeol di London.

Tak ada perubahan berarti dalam hubungan mereka. Segalanya masih sama. Baekhyun yang cuek dan Chanyeol yang selalu mencoba mengerti.

Namun beberapa hari terakhir ini, Baekhyun sering memikirkan kata-kata Kyungsoo sebelum dia menikah dulu. Bahwa tak seharusnya dia melibatkan orang sebaik Chanyeol dalam rasa sakitnya.

Chanyeol tidak tau apapun tentang dirinya. Dan Baekhyun dapat melihat dengan jelas ketulusan suaminya itu dalam menghadapi sikap cueknya yang tak berubah selama sebulan pernikahan mereka.

Dan hari ini saat kedua insan itu tengah sarapan seperti biasanya, Baekhyun mencoba membuka percakapan dengan suaminya yang hanya diam.

"Eum, aku ingin pergi hari ini.." ucapnya yang membuat Chanyeol memfokuskan pandangan padanya.

"Kau ingin kemana.." tanyanya.

"Eum, hanya jalan-jalan saja. Ini kan hari-hari terakhir kita di sini. Jadi aku ingin membeli beberapa oleh-oleh untuk Kyungsoo hyung.." jawab Baekhyun.

Chanyeol sedikit tersenyum mendengar kata 'Kita' yang Baekhyun ucapkan. Jujur saja, mendengar Baekhyun berbicara padanya pun telah mampu menghangatkan hatinya.

"Baiklah. Pergilah dengan paman Alex, dan berhati-hatilah.." ucapnya.

Baekhyun tanpa sadar mengerucutkan bibirnya sebal. "Memangnya aku ini anak kecil apa, harus di temani.." ujarnya yang membuat Chanyeol terkekeh.

 I Choose To Love You {ChanBaek}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang