8. Arunika

266 147 132
                                    

Cahaya itu kembali.
Bergandeng tangan dengan kegagalan.
Berusaha tegar memperbaiki segala.
Layaknya arunika kita bersama.

...

"Hosh... hosh... hosh..."

"Aduh... Ngos-ngosan banget gue."

"Udah kaya babi ngepet aja."

Itu Elgar. Berlari di sepanjang koridor SMA Rainvile membuatnya kehabisan tenaga.

"Gara-gara anak sinting! Gue pake dikerjain segala," Elgar mengumpat kasar, ia menopangkan tubuh nya ke tembok koridor.

"Gue tonjokin muka lo nanti anjing."

Elgar berbelok masuk ke kelas yang ada di hadapannya, dengan tatapan kebencian yang sudah membara.

"ARSYA SIALAN!"

"MAJU LO SINI!"

Dia menggebrak meja tempat biasanya Arsya duduki.

Namun nihil. Dia tidak melihat sama sekali batang hidung Arsya, yang ada malah sosok perempuan yang tadi membuatnya kesal tidak karuan.

"Lah! Kenapa pake lo lagi sih?!"

"Lo gila ya! Kenapa lo nyariin diri lo sendiri?" Aurora beranjak dari tempat duduknya.

"Gue engga gila anjing!" Elgar marah besar. Dari pagi kesialan sudah menimpanya bertubi-tubi.

"Gue lagi nyari Arsya! Ngapain gue nyariin diri sendiri."

"Arsya anjing! MENDING LO KELUAR SEKARANG!"

"Gue tahu lo lagi ngumpet diketeknya Aksara!" suara Elgar menggelar ke seluruh ruang kelas. Matanya melirik tajam ke setiap sudut.

"I-iya bos ampun. Maapin gue Gar, sumpah engga bermaksud sama sekali gue ngerjain lo," benar saja. Arsya keluar dari kolong bangku, ia berjalan jongkok dengan mata yang tertutup. Tidak lupa juga dengan wajah yang ia melas-melaskan.

"Sya... Gue engga bisa nolong lo kali ini. Sorry deh. Good luck bro," Aksara yang berada di belakang menepuk nepuk pundak Arsya.

"BISA DIEM DULU ENGGA SI KALIAN!" Aurora yang sedaritadi celingukan melihat mereka, merasa kebingungan.

"KALIAN KEMBAR?!" Aurora menunjuk kedua wajah Elgar dan Arsya.

"PPFFFT. AHAHAHAHA! ANJIR MUKA LO KENAPA ELGAR?"

Arsya baru menyadari ada yang aneh pada muka Elgar. Dia langsung tertawa keras terbahak-bahak

"Hi. Dung. Lo. Pe. Sek."

Arsya mengetuk-ngetuk jidat Elgar dengan jari telunjuknya. Membaca tulisan yang ada di sana dengan penuh penekanan.

"Itu gara-gara dia anjing!" Elgar menatap sinis wajah Aurora.

"Ck. Lo bener-bener preman ya Ra. Ini baru hari pertama tapi lo udah berani bikin masalah aja," kini giliran Aksara yang memandang heran ke wajah Aurora.

AKSARA AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang