Lucifer : 33

59.9K 10.8K 10K
                                    

'Apa hubungan mereka sejauh itu?' Patricia tidak bisa tenang saat melihat tatapan mata Jeno ke arah Grace Weldon. Dari dulu, Patricia menyadari bahwa pria itu sangat tertarik dengan Grace. Tapi, karena ia sangat yakin suatu saat Jeno akan kembali padanya, Patricia hanya bisa menunggu. Akan ada waktunya Jeno melupakan Grace dan mencintainya.

Bukankah gadis yang diinginkan Jeno ada dalam dirinya? Patricia cantik seperti bunga mawar. Banyak orang yang mengatakan Patricia adalah perempuan bijak. Saat kompetisi memasak pun, Patricia berhasil memenuhi selera bangsawan Sireya yang terkenal sangat pemilih soal makanan. Seluruh surat kabar di Manuala memuat betapa anggunnya Patricia, melebihi seorang Lady Bangsawan. Ia begitu percaya diri memenangkan kompetisi Ratu, mengingat kemampuannya yang sudah diakui oleh rakyat. Tapi, lagi-lagi semuanya dirusak oleh Grace Weldon yang seharusnya hidup sebagai seorang yang paling Jeno benci di dunia ini.

'Sebenarnya apa yang Jeno lihat dari perempuan itu?' Patricia sama sekali tidak mengerti dengan takdir yang ditulis dewa untuknya. Kapan sebenarnya waktu yang tepat untuk Jeno mencintai Patricia? Kalau seperti ini terus, Jeno akan semakin tersesat dengan pilihannya yang salah.

"Kalian tunggu di sini. Aku akan menyusul Grace." Jeno berdiri dari tempat duduknya, membuat Patricia menatap pria itu panik.

"Yang Mulia—" Patricia hendak mengikuti pria itu, tapi Miguel dengan cepat memegang tangannya. "Kau pergi saja. Kita akan menunggu di sini."

"Aku tidak akan lama." Setelah mengatakan itu, Jeno langsung pergi dari tempat perjamuan, membuat Patricia hanya bisa menatap punggung pria itu. Miguel yang ada di samping Patricia menghela napas pelan, "Apa kau tidak lihat tatapan Narenth tadi? Mereka lebih dari sekedar teman, Cia. Grace Weldon akan membunuh siapun yang mengusap kepalanya, dan Jeno sendiri tidak pernah bersikap manis pada wanita. Ini pertama kalinya aku melihat Jeno seperti itu. Aku harap kau tidak bertindak terlalu jauh. Ini semua demi kebaikanmu."

"Guel... Apa kau tidak tahu gadis seperti apa Lady Grace?"

"Grace sudah berubah, dan Jeno sendiri... Sejak kapan dia peduli dengan sifat seorang gadis? Dia menyukai semua yang ada dalam diri Grace, jadi percuma jika kau ingin mengambil hati Jeno."

"Kenapa kau menekanku? Bukankah kita teman?" Patricia menggigit bibirnya, "Apa jangan-jangan kau juga menyukai Grace? Kalian terlihat akrab. Padahal hanya kau satu-satunya yang mengerti aku. Jika kau meninggalkanku seperti yang lain, apa yang harus aku lakukan?"

"Cia... Aku tidak meninggalkanmu. Aku hanya takut kau berubah, karena menginginkan Jeno yang jelas-jelas menyukai gadis lain."

Patricia menggeleng, "Justru aku takut Yang Mulia Putra Mahkota menderita, karena memilih wanita yang salah. Apa kau tidak lihat Lady Grace mempunyai hubungan dengan Pangeran Jemina Dalone? Mareka sering bertemu di istana terpencil yang ada di balik hutan bambu." Patricia menatap Miguel dengan sorot sedih, "Karena Ayahku mengetahui hubungan mereka, Lady Grace dengan sadis melukai tangan Ayahku. Kau harus tahu seperti apa kejamnya Grace Weldon, Guel. Sekarang... Mungkin tidak terlihat, tapi bagaimana dengan nanti? Aku takut suatu saat Lady Grace menyebabkan kekacauan besar, seperti apa yang biasa dia lakukan."

"Cia... Hanyalanmu terlalu tinggi. Grace tidak mungkin punya niatan untuk berselingkuh. Aku menyentuh tangannya saja dia sudah mencaciku dengan sinis."

"Kau selalu membelanya." Wajah Patricia berubah kecewa, "Apa benar kau mencintaiku? Akhir-akhir ini kau berubah."

"Cia, sejak dulu kau tahu bagaimana perasaanku."

"Aku hanya mempunyaimu, jika kau tidak mau berteman denganku lagi, aku tidak punya siapa-siapa." Air mata Patricia langsung meleleh, membuat Miguel menghela napas pelan, lalu menghapusnya dengan jari tangannya. "Jangan menangis, aku minta maaf."

The Lucifer Prince Who Fell For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang