Lucifer : 02

83.4K 13.3K 2.6K
                                    

           Grace lupa, tampil mencolok akan membuat posisinya dalam bahaya. Jika dia tidak ingin mati di tangan Jeno, Grace harus menetapkan strategi dari awal, dan salah satunya dengan tidak bergaul dengan pria itu.

“Kalau aku tampil mencolok, Jeno pasti akan menatapku’kan? Apalagi aku cantik.” Tadi saja Miguel sampai terpesona dengan parasnya.

Grace langsung memeriksa gaunnya yang sebagian besar berisi kerlap kerlip permata. Ia bahkan tidak memiliki gaun dengan warna kalem, semuanya terlihat cerah dan glamour. Grace memijat keningnya. Di satu sisi ia sangat menyukai gaun-gaun itu. Bahkan Grace tidak bisa membayangkan ia memakai kain seadanya, seperti kehidupannya di masa lalu. Ia sudah sangat menyukai sisi glamour-nya yang sekarang.

“Tapi apalah arti pakaian, jika umurmu ditakdirkan pendek, Grace? Semuanya akan sia-sia,” gumam Grace sembari menyingkirkan gaun-gaun itu.

Secara teknis, Novel The Lucifer Prince Who Fell For Me, dimulai di tahun kedua akademi kebangsawanan Sedawell. Novel tersebut mengambil sudut pandang tokoh utama protagonis, yaitu Patricia Rose. Dia merupakan adik tingkat Jeno dan membuat hati pria itu yang semulanya keras melunak dan menjadi budak cinta level akut. Itu artinya, Jeno harus menunggu satu tahun untuk bertemu jodohnya secara resmi.

Jadi, bisa dibilang, alur novel belum dimulai.

“Ya, aku masih punya kesempatan,” ujar Grace sembari menata semua barangnya dan menyuruh pelayan untuk menyingkirkan semua itu sebelum ia berubah pikiran. Minimal, dia harus tetap hidup. Grace tidak mau mati muda seperti di kehidupan sebelumnya. “Sudah sakit-sakitan, mati muda… amit-amit.” Grace mengeluarkan sepatu dan beberapa permata miliknya. Ia sudah bertekad untuk bekerja keras agar takdirnya berubah.

Ayahnya, Duke Herbroug Nata Weldon langsung masuk ke kamar setelah beberapa pelayan kebingungan, karena Grace mengacak-ngacak semua pakaiannya.

“Ada apa Grace? Apa kau ingin membeli gaun lagi?” tanya Duke. Ia masuk ke dalam kamar itu, “Baru minggu lalu perancang gaun dari Alenta datang untuk memberikan seratus pakaian untuk putri kesayanganku. Apa kau sudah ingin mengganti gaun-gaun itu lagi, Sayang?”

Mendengar itu, Grace menggigit bibirnya, lalu menjatuhkan tubuhnya ke ranjang. Gaun yang dikirimkan dari Alenta tidak sempat ia pakai, dan memikirkan semua itu membuat Grace dilema. Ingin rasanya ia menenggelamkan kepala cantiknya saking bingungnya dengan apa yang harus dia lakukan sekarang.

“Jangan membuat Ayah khawatir, Putriku. Ayah tidak masalah jika harus membelikan seratus, bahkan seribu gaun lagi jika itu membuat Grace senang,” ujar Duke Herbroug yang berusaha menenangkan Grace.

“Ayah…” Grace langsung memeluk ayahnya itu, lalu merengek kecil. Grace ingat, karena kekacauan yang ia buat, Duke Herbroug selalu mendapatkan masalah.

“Ada apa, hem?”

“Aku ingin memindahkan gaun-gaun itu, dan membeli gaun yang lebih sederhana. Aku juga tidak ingin permata atau batu mulia melekat dalam gaunku. Apa Ayah bisa membuatkannya untukku?”

Duke Herbroug mengerjapkan matanya, sedikit heran, “Grace… apa kau sedang tidak sehat?”

“Aku ingin menjadi lebih sederhana, Ayah…”

“Pelayan… tolong panggilkan Dokter Philip.”

“Ayah!” Grace berseru gemas, “Aku serius, aku berjanji mulai hari ini aku akan menjadi pribadi yang baru. Ayah tidak perlu khawatir, aku tidak akan membuat masalah lagi.”

Duke Herbroug menatap ngeri putrinya, “Terakhir kali kau mengatakan ini, kau membuat kekacauan di pasar. Cakar-cakaran kalau tidak salah? Heemm… sebaiknya jangan aneh-aneh lagi, Nak.”

The Lucifer Prince Who Fell For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang