Jane menggosok rambutnya dengan handuk kecil yang ia sampirkan di bahunya, ia masih memakai bathrobe untuk menuju kloset sebelum terhenti karna ia mencium bau asing di kamarnya, matanya langsung tertuju pada kotak berwarna tosca di atas tempat tidurnya, pita berwarna perak melingkari kotak pipih tersebut membuatnya terkesan elegant dan cantik.
"Pasti Zyn" Ia mengulum senyum di gumamannya.
Jane membuka kotak tersebut serampangan tanpa takut kalau Zyn akan meletakkan bom yang siap meletus kapanpun Jane membuka tutup kotak tersebut, Jane memicingkan matanya mengangkat gaun berwarna hitam tanpa lengan yang pendeknya hanya selutut Jane ada beberapa detail di bagian atas dan di bawah gaun tersebut, sempurna untuk pilihan dari seorang pria. Jane memakai dengan sukses gaun cantik dari Zyn hanya tinggal menata rambut, make up tipis dan memasang beberapa aksesoris.
"how to get my kiss ? hah ! stupid ass !" Gumam Jane setelah ia berhasil memakai heels Christian Louboutin bersol merah miliknya.
Tidak ada pelajaran pertama untuk Jane, yang ada pelajaran untuk Zyn, seharusnya untuk mempelajari sesuatu tidak perlu berdandan seformal ini kecuali jika kau akan menaiki kapal pesiar menuju maldives atau istana Essme milik keluarga Cullen. Jane menatap dirinya di cermin untuk memastikan tidak ada sedikitpun yang berantakan dan siap di caci ada pada dirinya.
Jane merasakan seseorang datang, bukan Zyn namun salah satu pelayan kastil, ia segera membuka pintu dan mendapati seorang pelayan berjalan ke arahnya.
"Tuan Zyn menunggu di menara nona" Jane hanya mengangguk pelan. Jane berteleportasi, rasanya tidak sabar menunggu Zyn yang akan segera dapat pelajarannya, yah tinjuan tepat di hidungnya, atau pukuan lutut untuk dagu Zyn. Tidak peduli jika harus membuat hidungnya bengkok karna itu, atau rahangnya kesleo, Jane tidak peduli.
Jane melihat seorang dengan setelan jas berwarna hitam senada dengan milik Jane berada di ujung menara. Rambutnya di gel rapi dengan tangan kanannya yang ia masukkan di saku. Jane menghampiri Zyn dengan senyuman tersungging di bibirnya, senyuman liar yang penuh dengan rencana.
Jane berteleportasi lagi untuk menyerang Zyn, tepat di dada Zyn, namun ia merasa sesuatu sedang menarik kakinya membuat ia terduduk dalam posisi mengunci di atas tubuh Zyn, Zyn yang menangkapnya namun Zyn yang terkunci, lucu sekali.
"Cara menyapamu sangat sopan sekali Jane" Zyn tersenyum penuh arti melihat Jane yang sudah mengunci tubuh Zyn di bawahnya. Tangan Jane mengepal siap untuk meninju hidung Zyn keras-keras.
"Sebaiknya bersiap-siap dengan pelajaran pertamamu" Zyn menggenggam tangan Jane yang sudah ia ayunkan ke arahnya. Mereka berdua bersinar.
*****************************************
*ting*
dentingan suara lift menyadarkan Jane dimana ia berada saat ini, pintu lift mulai terbuka namun posisinya masih sama dengan terakhir kali mereka berteleportasi.
"you !!!" Jane menggeram marah kepada Zyn yang mulai melirik ke arah pintu lift yang sudah terbuka, beberapa orang hampir lupa menutup mulutnya, pandangan jijik, pandangan terkejut sudah terlontar ke arah mereka.
"Well babe, kita bisa melakukannya nanti" Kata Zyn dengan aksen yang sengaja ia buat sehati-hati mungkin.
Jane segera beranjak dari posisinya-hampir mengeluarkan kecepatan tidak normalnya-namun Jane masih bisa mengontrolnya, Zyn menarik tangan Jane setelah ia merapikan setelan jasnya dan berlalu dari rombongan orang yang masih menatap mereka dengan terheran-heran.
"Zyn, kali ini kau keterlaluan"
"Itu hukuman untuk cara menyapamu yang sangat mengesankan"
"How dare you !" dengus Jane kesal Zyn masih menarik tangannya menuju suatu tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take my blood
VampireJane, bisa saja dengan mudah memikat setiap pria yang mendekatinya dengan segala pesonanya, hampir seluruh orang memandangnya gadis sempurna, kekayaan, kecantikan dan kecerdasaan semua sudah berada di genggamannya, tapi mereka tidak mengetahui, apa...