Chapter 4

1.3K 40 2
                                    

masih seperti biasa di cafetaria, Jane sibuk dengan deretan kalimat di bukunya dan Zyn lebih memilih memperhatikan Jane yang masih berada di balik bukunya daripada menggoda para gadis centil yang berusaha mencuri-curi pandang pada Zyn. 

tidak heran jika para gadis tersebut begitu tertarik pada Zyn. Yah Zyn dikaruniai tuhan sebuah tatapan yang luar biasa mempesona melalui bola mata birunya, dengan bulu mata halus melengkung dengan sempurna dan alis tebal yang berwarna sama persis dengan warna rambutnya,Yah Zyn masih begitu menikmati keindahan yang ada pada diri Jane sebelum akhirnya ia membuka percakapan.

"Jane, aku punya sesuatu untukmu" Jane mulai menurunkan bukunya, memperlihatkan wajah cantiknya dari balik buku tebalnya.

"apa ?" nada Jane masih terdengar begitu datar. "sebaiknya beri kepada wanita lain dari pada aku harus menutup mataku lagi" Zyn terkekeh. Jane memang terlihat tidak sedang cemburu pada Zyn apa lagi jatuh cinta.

"aku tahu itu tidak akan berguna" Zyn mulai merogoh kantongnya, mulai memperlihatkan sebuah botol kecil yang di dalamnya berisi benih bunga dandelion, sebuah tali berwarna hitam mengikat botol tersebut membuatnya terlihat layaknya liontin kecil, Kini jelas tergambar dari raut wajah Jane begitu menyukainya, matanya berbinar, mata hazel yang berbinar dan tentu saja membuat Zyn hampir gila di buat Jane.

"kau menyukainya ?"

"Cantik" Zyn tahu betul bahwa Jane akan menyukainya, ia lebih meyukai kalung pemberian Zyn tersebut dari pada kalung berlian yang sangat mahal sekalipun.

"kemarilah" Jane tahu betul apa maksud Zyn, Ia mulai mendekatkan wajahnya pada Zyn dengan sedikit mengangkat rambutnya agar kalung pemberian Zyn tersebut segera melingkar di lehernya yang jenjang, semerbak aroma wangi yang khas menyerang indera penciuman Zyn, begitu lembut dan tenang, Zyn sedikit mengeryitkan keningnya menyadari Jane memiliki sebuah tattoo tepat di belakang telinga kanannya, tattoo yang sulit di jelaskan, seperti symbol-symbol aneh yang hampir memanjang sampai ke leher belakang, Zyn pernah melihat tattoo tersebut sebelumnya.

"Jane, kau punya tattoo?" Jane tersadar ia segera menurunkan rambutnya. "paman ku juga mempunyai tattoo tersebut, aku tidak tahu kalau tatto seperti ini sangat ngtren" akhirnya Zyn mengingatnya, yah pamannya memiliki tattoo tersebut, symbol-symbol aneh yang menjalar sampai belakang lehernya bahkan punggung.

"paman? siapa nama pamanmu?" Jane mulai mengeryitkan keningnya.

"William smith"

"Willie ?? dia pamanmu ?"

"kau mengenalnya? ajaib, tattoomu sama dengannya dan kau mengenalnya, apa kau dan dia ikut semacam aliran sesat atau sebuah squad?" Zyn mentertawai Jane meskipun ia tidak benar-benar sedang tertawa.

" bisakah kau merahasiakannya?"

"untuk apa kau membuatnya jika kau tidak ingin orang lain mengetahuinya ?"

"apa kau pikir aku menginginkanya ?!" Jane berkata dengan bengis mulai membereskan bukunya dan pergi begitu saja.

Zyn berusaha mengejar langkah kaki Jane yang semakin cepat, para siswa yang berlalu lalang membuat lorong corridor terasa semakin sempit Jane sungguh akan melemparkan siapa saja yang berani menghadang jalannya, ia tergesa-gesa, Zyn tahu betul Jane tidak akan semarah ini hanya karna pertanyaan bodoh Zyn tentang tattoo tersebut, pasti ada suatu hal.

Tedd tersenyum kecil, melihat Jane dengan raut wajah marahnya berjalan kearahnya dengan cukup tergesa-gesa, dengan sengaja Tedd menghadang jalan Jane, Tedd berurusan dengan orang yang salah, Jane masih menatap Tedd dengan raut wajah marahnya.

"pergilah Tedd jika kau masih sayang dengan nyawamu" Jane benar-benar tidak berhasil membuat Tedd begidik ngeri dengan nada dinginnya.

"aku akan menyingkir jika kau bersedia menemaniku malam ini" Tedd masih bersikeras, ia yakin wanita kecil di hadapannya ini tidak benar-benar dengan perkataannya. Tedd kembali tersenyum kecut berusaha menarih dagu lancip Jane namun dengan segera sebuah tangan kekar milik Zyn menghentikan Tedd dengan mudah.

Take my bloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang