Candy

5.4K 541 176
                                    

Saat ini Kageyama dan Hinata tengah jalan bersama. Mereka tengah menikmati suasana di sekeliling mereka.

“Ne Kageyama,” Hinata akhirnya membuka suara. “Ada apa boge?” Hinata memajukan bibirnya. “Bisa tidak kau tidak memanggil ku boge? Aku ini tidak boge tahuuu,” rengeknya.

“Kau itu memang boge. Nilai bahasa Inggrismu saja lebih kecil dariku,” Hinata bertambah kesal. “Tapi diriku yang 3D jauh lebih jago dari dirimu yang 3D,” mendengar hal itu Kageyama langsung memegang kepala Hinata. “Apa kau bilang bogee?!”

“Aduh duh lepasin Kageyama-kunn,” rintih Hinata sambil memukul bahu Kageyama walaupun Kageyama tidak merasa sakit.

Karena kasihan melihat Hinata yang hampir menitihkan air matanya, akhirnya Kageyama melepaskan cengkeramannya. “Kau ini kenapa sih Kageyama?! Sakit tahu!!”

“Kau sendiri yang mulai bogee!!” dan dimulailah pertengkaran diantara mereka.

“Shoyo!!” pertengkaran mereka berhenti saat Kenma berlari ke arah mereka.

“Kenma!!” Hinata lalu berlari ke arah Kenma dan tersenyum ceria secerah mentari.

‘Dia tidak pernah tersenyum seperti itu saat bersamaku,’ batin Kageyama.

“Kenapa kau bisa ada di sini ?” tanya Hinata. “Aku di sini karena berlibur bersama anggota klubku dan juga bersama dengan Fukurodani juga,” jelasnya.

“Berarti ada Bokuto-san dan Akaashi-san juga?” Kenma mengangguk lalu dia melihat Kageyama. Dia sedikit menjaga jarak darinya karena Kenma takut dengan Kageyama.

“Kenma.” Merasa namanya dipanggil Kenma menoleh ke arah Hinata. “Iya Shoyo?”

“Bagaimana jika kau ikut kami jalan jalan?” Kageyama tersentak. Dari awal kenapa dia menyetujui rencana Daichi untuk membagi menjadi satu kelompok dua orang adalah karena ia ingin berduaan dengan Hinata. Tapi Hinata yang tidak sadar malah mengajak Kenma.

“Boleh juga. Lagi pula aku sendiri.”

“Memang di mana Kuroo-san dan yang lain?” Kenma mengangkat bahunya. “Entahlah. Kuroo tadi bersama dengan kapten yang lain.” Hinata hanya berOh ria.

“Kalau begitu ayo!!” Hinata menggandeng tangan Kenma dan pergi meninggalkan Kageyama.
“Kau tunggu apa lagi Kageyama? Ayo kita pergi.”

“Dia tidak pernah menggandengku,” batin Kageyama

oOo

Kageyama dkk mengelilingi kompleks kuil Heian Shrine dengan riang walaupun yang paling riang hanya Hinata saja. Hinatalah yang selalu membuka topik pembicaraan dan hanya dijawab singkat oleh kedua temannya.

Kriyuuukkk...

Terdengar suara perut yang berasal dari Hinata. Dia lalu menutup wajahnya karena malu perutnya berbunyi, keras lagi. “Kau lapar yah Shoyo? Bagaimana kalau kita ke stan makanan saja? Tempatnya tidak jauh dari sini kok,” Kenma mengingat denah kuil sebelum masuk ke kuil jadi dia hapal bagian kuil termasuk di mana letak stan makanan.

Hinata mengangguk antusias seprti anak anjing. “Boleh kok.”

Tapi sebelum Hinata pergi, pergelangan tangannya ditarik oleh Kageyama. “Tunggu dulu boge. Kabari dulu yang lain. Aku yakin mereka juga lapar.”

“Tumben kau pintar Kageyama-kun,” perempatan imajer muncul di kening Kageyama. “Apa?!”

“Sudahlah. Aku sudah memberi tahu Kuroo. Dia bersama dengan Daichi-san juga dengan yang lain.” Kenma lalu menarik tangan Hinata pergi menjauhi Kageyama. Tapi Kageyama menggandeng tangan kiri Hinata dan posisinya sekarang adalah Hinata berada ditengah-tengah antara Kenma dan Kageyama.

Baby HinataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang