Email

157 16 10
                                    

Hallo minna~

Gomennasai~ sumimasen~
Hontou ni gomenne

Ane ngak bisa nyambung dulu ceritanya. Soalnya urusan kampus sangat mendesak. Jadi... Ya begitulah

Semoga kalian suka selingan ini..

---(「'・ω・)「---

"Abang mau kemana?" tanya adiknya.

"Mau main bentar. Nanti bilang sama pak tua- maksudnya bapak, kalau abang pulangnya agak malam." Setelah melambaikan tangan, dia melompat dari jendela dengan wujud bola api merah yang biasa disebut roh.

Adiknya melihat adegan barusan dengan wajah berbinar. "Hebat, abang sudah bisa berubah jadi roh utuh."

"Kenapa enggak lewat pintu aja?" tanya yang paling kecil.

"Kau ini Saburo, kan lebih keren kalau dari jendela."

Si kecil, atau yang dipanggil Saburo hanya bisa bersabar dengan sikap abang keduanya yang terlalu mendewakan abang pertama mereka.

"Terserah kau saja, Jiro." Dan Saburo pun meninggalkannya di ruang tengah sendirian.

"Punya abang nggak ada yang benar..." katanya saat menutup pintu kamar tidurnya. Saburo hanya bisa geleng-geleng mengingat semua tingkah abang-abangnya.

"Nah... Sebaiknya aku mulai mengerjakan PR nya."

Dengan semangat Saburo menyalakan komputer yang sempat di  sleep-kan. Dari layar monitor munculah banyak pop up hal yang sebelumnya dikerjakan.

Kebanyakan diantaranya adalah hal yang sangat rumit dipahami.

"Yosh. Kalau begitu-"

Ting

Sebuah email muncul menginterupsi. Dengan santai dan tanpa curiga Saburo menekanya.

Lalu muncul glitch dari monitornya yang langsung berganti menjadi sebuah portal bewarna biru gelap.

"Wah!" Saburo langsung melompat mundur dari kursinya.

Bahkan tanpa ia sadari, wujudnya sudah berubah menjadi setengah roh. Dimana kakinya sudah  menjadi kasat mata.

Dari dalam portal muncul tangan besar bersarung tangan hitam, disusul dengan wujud sang pemilik tangan.

Saburo sangat ketakutan. Dia tidak pernah sedikitpun berpikir bahwa akan ada sihir perpindahan yang dikirim melalui email seperti tadi. Dibanding takut karena sosok yang berdiri tegap di depannya, Saburo lebih takut jika kejadian barusan membuat  komputernya rusak.

"Ah... Sepertinya percobaanku berhasil," kata sosok di depan Saburo.

Dia melirik sekilas pemandangan dalam kamar kecil ini. Lalu atensinya berfokus kepada roh kecil yang sedang gemetaran.

"Hm? Apakah aku membuatmu takut, nona?" Sosok itu mengulurkan tangan kepada Saburo, membantunya untuk berdiri.

Plak

Dengan kasar Saburo menepis tangan pria didepannya refleks.

Siapapun pasti akan bersikap serupa saat ada pria berbadan tegap, tinggi, bersuara rendah, tampan, ditambah dengan jubah biru dan tanduk hitam mengerikan di kepalanya. Ya, yang sedang berdiri di depan Saburo kali ini adalah pria dari ras iblis yang sangat dihormati sekaligus ditakuti.

"Ke-kenapa kau keluar dari komputerku?!" teriak Saburo ketakutan.

"Maafkan aku. Aku sedang mencoba sebuah sihir yang digabungkan dengan teknologi agar bisa kabur." Pria itu berlutut menyeimbangkan posisi tubuhnya dengan Saburo yang tengah terduduk ketakutan.

Fabula Of Hypnosis MicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang