第4章 - 束縛された血

146 14 6
                                    

CHAPTER 4 – BOUND BLOOD

.

.

.

Siang hari di akhir musim dingin menuju awal musim semi itu dipenuhi hiruk pikuk dan suara suara dari orang orang yang berjalan memenuhi jalanan, para pedagang yang menjajakan dagangannya, kereta kuda dan orang yang menarik gerobak, para kaum muda dan kaum tua berpenampilan menawan dengan balutan kimono dan yukata mereka, ada juga yang memakai pakaian modern seperti gaun dan tuxedo. Seluruh pemandangan di kota kecil itu tersaji dimata delima Bomi yang berkilat kagum, bibir ranumnya setengah terbuka sedikit memperlihatkan taring kecil lancipnya.

“ Uwaaahhh!!!” Bomi bergumam kagum, tak percaya kalau ternyata perkotaan kecil di jepang sudah lebih modern, berbeda jauh dari perkotaan kecil di negara asalnya – Kekaisaran Korea.

“ Apa kau senang berada disini, Bomi – chan?” Tanya Zenitsu dengan suaranya yang tenggelam tertutupi suara kegaduhan kota, namun Bomi masih bisa mendengarnya dengan jelas.

Bomi hanya mengangguk antusias, tak bisa berkomentar lagi. Zenitsu hanya terkekeh melihat ekspresi dan suara penuh keantusiasan yang keluar dari sang Kyuuketsuki.

“ Kau sangat senang sepertinya...” Zenitsu meraih kedua tangan Bomi, menggenggamnya dengan lembut penuh kelembutan. “ Aku tahu kau sedikit bosan berada di rumah terus, tidak ada salahnya sesekali kita keluar untuk berjalan jalan menyusuri kota mumpung aku tidak latihan hari ini.”

Benar, lagi lagi Jigoro kembali menunda latihannya hari ini. Padahal ia sudah berubah menjadi orang yang bersemangat untuk berlatih giat sesuai harapan Gurunya itu selama ini.

Sepenting apa urusannya sampai kakek tua tersebut selalu mementingkannya daripada melatihnya? Zenitsu tak habis pikir baru kali ini Jigoro sering sekali pergi keluar akhir akhir ini.

Lupakan saja, Zenitsu. Yang penting sekarang kau harus menemani Bomi mengeliling kota mumpung hari ini tidak ada latihan.

Sudah dari awal ia berfikir untuk mengajak Bomi jalan jalan keluar menunjukkan aneka ragam pemandangan di luar rumah. Kasihan juga Kyuuketsuki itu selama ini belum keluar dari rumah sedikitpun, pasti ia sedikit jenuh dan ingin menghirup udara bebas.

Zenitsu yang sekarang tersenyum hangat membuat Bomi ikut mengembangkan senyum manisnya. lalu Zenitsu menarik tangan kanan Bomi, melanjutkan langkah kaki memasuki kota kecil tersebut. Mereka menyusuri beberapa rumah dan berbagai toko dan stan yang menjual jenis barang yang berbeda.

Pedagang makanan saling berlomba menarik perhatian setiap orang yang lewat, aroma makanan yang digoreng dan dipanggang memenuhi jalanan. Salah satu stan yang menjajakan berbagai macam manisan khas jepang menarik perhatian Bomi sehingga gadis itu menghampirinya.

“ Silahkan, gadis kecil. Mochi – Mochi disini buatanku sendiri dan rasanya enak.” Kata wanita tua menawarkan berbagai jenis Mochi didepan mata delimanya.

“ Seperti Tteok...” gumamnya melihat bentuk dan tekstur lengket juga aroma manis dari Mochi mengingatkannya pada makanan yang menjadi favoritnya sejak lama.

Tokku?” sahut Zenitsu yang sudah berada di belakang Bomi, nadanya terkesan bingung mendengar kata asing untuk pertama kalinya bahkan pelafalannya pun salah.

Tteok. Sebutan Kue beras di negara asalku.” Timpal Bomi mengkoreksi pelafalan Zenitsu yang salah tersebut.

Mata delimanya kembali berkeliling melihat lihat berbagai jenis Mochi yang berjejer rapi di depannya, ada berbagai warna dan bentuk.

鬼滅の刃:緋色の欠片 - DEMON SLAYER:SCARLET FRAGMENTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang