Setelah mata kuliah pajak yang membuat sakit mata, telinga berdengung dan kepala mengepul, aku dan Ozan memilih untuk menunggu Farel dan Edwin yang entah pergi kemana? Mereka tidak akan resah karena eksekusi dari Algojo seperti pak Tegar. Kalau mereka telat, mereka akan senang dan menghabiskan waktu untuk ngegame di sudut cafe dan mengumpat saat salah satu di antaranya kalah taruhan game.
Terkadang, aku berpikir buat apa mereka kuliah. Kalau di kampus seperti gelandangan kurang kerjaan, memenuhi kampus saja. Numpang hotspot kampus untuk asyik-asyikan main game, yang paling aku benci, mereka bisa menghack membuat sinyal hotspot lebih terarah pada mereka.
"Lihat deh, mereka itu julukannya The Flower Doctor" kata Ozan sembari menunjukkanku pada kelompok cowok dan cewek yang berpakaian putih. Kelihatan seperti artis yang putih, bersih, tidak ada yang lusuh seperti kami. Aku jadi curiga, apa pekerjaannya hanya perawatan diri saja di rumah sakit saat mereka praktek?
"Apaan pakek The Flower Doctor segala?" Aku terkadang suka bingung dengan banyak istilah ajaib yang sering kali Ozan lontarkan. Mungkin, ia berasal dari galaxi antra brata yang tidak jelas asal usulnya. Sungguh bahasanya sangat rancu, sampai aku malas hanya sekedar mencoba untuk memahaminya.
"Ada drakor, ceritanya tentang sekumpulan dokter yang keren banget tau nggak sih, kayak hospital playlist. Dokternya jadi anak band," katanya dengan bangga. Satu hal yang paling membuatku geli tujuh turunan adalah Ozan suka drakor kayak emak-emak. Aku sudah pusing menghadapi bunda dan Isyana yang tidak berhenti membahas dari drama satu ke drama lainnya. Bahkan, aku sering dibuat kaget sama kelakuan adikku yang sudah gila karena para cowok Korea yang suka berdance seksi.
Apa lagi kalau kami berkumpul dengan kak Irfan, ia tidak akan segan untuk menyumpal mulut Isyana karena terlalu berisik. Selanjutnya, Isyana akan mengadu kepada bunda karena kami menindasnya.
"Nggak tau gue dan nggak mau tau," potongku dengan cepat.
Pandangan seisi cafe seolah terpusat pada lima orang itu. Benar-benar seperti sekumpulan model dengan tema khusus memakai seragam dokter. Lucu dan menggelikan dalam bersamaan.
"Lo sih, malah ngefans sama Garry. Dia nggak ada apa-apanya sama Jeno, cakep luar dalem. Belum lagi Naomi sama Catryna, fitur bidadari jaman sekarang," kata Ozan seperti sedang menjadi tim sukses dalam kampanye daerah.
Aku pun hanya memutar bola mataku. "Ngefans sama gue aja, bakalan gue ajak keliling naik odong-odong biar romantis." Kami pun menoleh dan aku dapat melihat lesung pipit Farel berada dimana-mana. Untung satu anak bego ini manis, kalau nggak? Sudah aku tonjok mukanya.
Dia adalah Farel, sahabat terbusuk yang aku punya. Ide-idenya suka aneh sama seperti Edwin yang cakep tapi tidak peka sama sekali. Bahkan, ia tidak mengerti kalau selama ini disukai sama dosen yaitu bu Tania yang cakep luar dalam. Sampai bu Tania menyerah dan Edwin menyesal.
"Si biang kerok sudah datang." Ozan mempersilahkan Farel dan Edwin duduk, seperti mempersilahkan seorang komandan saja. Aku sangat malu dengan tingkah bin ajaib mereka bertiga. Heran sampai sekarang, bagaimana caranya kami bisa berteman.
"Bisa nggak sih, gue batalin ikutan mapala?" Aku mengeluh lagi. Membayangkan capeknya naik dan turun gunung. Belum lagi ketemu Garry sama Bella yang pasti akan memamerkan kemesraan di hadapanku. Itu akan menjadi hari yang sangat melelahkan dalam perjalanan hidupku.
"Nggak ada dunk, tenang aja kalau kamu nggak sanggup ngehadepin Garry ... aku uda siapin pawangnya kok." Farel mengerlingkan matanya beberapa kali. Aku mencium bau-bau busuk dari rencana rahasianya ini.
"Ada apa sih dimapala? Kenapa kalian maksa?" Aku sangat heran dengan satu hal ini.
"Lihat aja entar, ini jadwal dan apa saja yang perlu dibawah." Edwin pun menyodorkan selembar kertas dan aku hanya menggerutu.
-Tbc-
Yugyeom aka Farel.
Temen seperbusukan Indira :v
Kerjaannya php anak orang.
Pemikirannya aneh bin ajaib.
Komedian sejati kampus karena tiap kali dia ngomong, bikin orang geleng-geleng sampai ketawa.
Yunho aka Edwin.
Baik hati dan tidak sombong, rajin menabung pula.
Murah senyum, sampai bikin cewek salting.
Jarang ngomong, tapi karena sering main sama Farel, dia jadi terkontaminasi ikut receh juga.
Paling tidak peka sama perasaan cewek yang suka sama dia.
Dokyeom aka Ozan.
Seperguruan sama Farel, suka goda cewek.
Pemuja cewek cantik, kadang suka ngatain Indira bukan cewek.
Sedikit bego, tapi paling sering jagain Indira. Apa lagi dia paling saat disuruh bolos buat liat. pertandingan sepak bola.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Katak
AdventureIndira Adelia Putri adalah seorang mahasiswa semester dua yang sedang mengikuti kegiatan UKM Mapala untuk mendaki gunung Mahameru. Hanya saat Indira ditugaskan untuk mengambil air di sumber mani, ia tersesat dan bertemu dengan seekor macan yang memb...