O4. afsun sang raden, dan efeknya

333 69 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"bawa kendaraan kan je ?" tanya bian, seraya melangkahkan kaki mereka di ubin keramik koridor sekolah , jeje sedikit menengok ke arah bian karena aksara yang diajukan oleh bian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"bawa kendaraan kan je ?" tanya bian, seraya melangkahkan kaki mereka di ubin keramik koridor sekolah , jeje sedikit menengok ke arah bian karena aksara yang diajukan oleh bian

"iya ? kenapa emangnya bi ?" jawab jeje yang juga dibumbui pertanyaan, pertanyaan retorik sih lebih tepatnya, karena jeje sudah tau jawabannya

"bareng ya, sepi kalau ga ada temen tau, sejalur kan kita ?" benar kan dugaan jeje, bian hanya berbasa basi tadi, jeje tersenyum lantas mengangguk , kata 'bareng' bukan berarti nebeng, hanya saja maksudnya, bian bawa motor sendiri dan jeje bawa motor sendiri, lalu pulangnya barengan, begitu.

"kayak biasanya juga bi, pakai segala basa basi tanyain bawa motor ga"

bian cengegesan

"bukan basa basi sih je, lebih ke memastikan" bian berniat mengelak, jeje hanya menatap malas bian

"iya deh, terserah kanjeng biantara" setelah itu keduanya saling tertawa, absurd sekali cengkrama mereka, hingga sebuah suara barinton terdengar di lingkup mereka, seolah memerintah bian dan jeje untuk memberhentikan langkah juga tawanya

"tunggu bentar oi"

bian dan jeje lantas menatap ke belakang, jeje diam diam menelan salivanya, kala netranya menangkap sosok arjanta yang setengah ngos-ngosan, mungkin ia habis berlari mengejar jeje juga bian, lalu di belakangnya disusul anak anak wirabrada lainnya
"jancok janta, bisa bisanya gue ikut lari" kesal salah satu anak wirabrada yang jeje yakini bernama denta.

"i-iya ?" tanya jeje sekuat tenaga menyembunyikan garis rona di pipinya, bian yang melihat perangai jeje sudah sekuat tenaga menahan tawanya

"sebentar, nafas dulu gue, nyap nyap anjir gue" ucap arjanta separuh ngos - ngosan, berusaha untuk mengontrol nafasnya , jeje tersenyum kecil melihat itu, entah kenapa entitas arjanta kala begitu terlihat lucu di netra jeje

setelah dirasa deru nafasnya sudah kembali normal, arjanta segera mengeluarkan aksara suaranya
"begini, lu yang kemarin waktu odt jepret gue kan ?" tanya arjanta

jeje mengangguk "iya ? kenapa emangnya ? mau minta hasil fotonya ya ?"

"iya, gue mau minta fotonya, jadi boleh minta nomer wa nya ? ntar gue hubungin" ucap arjanta, jeje yang mendengar pernyataan tersebut jantungnya sudah mendapatkan kampa dama, rona merah kini sudah benar benar terlukis di pipinya, lagi lagi bian yang melihat itu memilih melihat ke bawah, lantas tertawa pelan, anak anak wirabrada lainnya justru santai melihat

"ha? e-eh iya boleh" ujar jeje sekuat tenaga menahan perangai saltingnya.

mendengar persetujuan itu, hasta arjanta langsung menyodorkan handphonenya, dengan sedikit canggung jeje terima handphone itu, lalu mendial keyboard untuk memasukkan nomornya, setelahnya ia sodorkan ponsel itu kembali pada hasta sang empu, jeje memang sengaja hanya memberikan nomornya, perihal nama kontaknya biarkan arjanta saja yang menamainya.

"udah, ini" ucap jeje seraya mengembalikan handphone milik arjanta

"siap, makasih yoo! gue duluan kalau gitu" ucap arjanta, setelahnya rombongan anak wirabrada itu pergi melewati jeje dan bian
"pipi lo merah tuh" kata salah satu anak wirabrada yang kebetulan berjalan di paling akhir一kalau tidak salah bernama rawindra

jeje yang mendapat pernyataan itu, entah kenapa reflek menutup mukanya, setelah anak anak wirabrada itu sudah berjarak jauh, bian langsung saja tertawa puas
"bahahaha, anjir, gue bengek, alhamdulilah bisa los dol ketawa, gue nahan ngakak mulu dari tadi liatin tingkah salting lu" ejek bian sambil memegang perutnya tertawa

"biann ! udah ih, maluu" ucap jeje, kini ia sudah bisa sedikit mengotrol pipinya yang merona

"aduh, apalagi tadi pipi lu kepergok merona sama pacarnya si alin, alias rawindra, maafin je, tapi gue udah kepalang ngakak"

"terserah deh bi" kata jeje seraya berjalan mendahului bian, bian lantas buru buru menyusul jeje, lalu di rangkulnya daksa jeje

"marah nih je ?"

"ngga bi"

"boong, pasti marah kan ? maaf deh je maaf, gue traktir chatime deh ? mau ga?"

"yah, mau gimana lagi, ayo lah bi !" jeje kembali antusias

"yeu, giliran yang enak aja langsung seneng lu, yaudah mampir di mall galeria aja ya!"

dan begitu seterusnya sampai obrolan mereka berhenti bersamaan dengan sampainya langkah mereka di parkiran.

dan begitu seterusnya sampai obrolan mereka berhenti bersamaan dengan sampainya langkah mereka di parkiran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

note :
singkat ya lurd T.T, yah, semoga ada yang baca, bagi yang baca, makasih banyakk, ga tau lagi mau berucap apa ༎ຶ‿༎ຶ enjoy ya !

adopsi skema geranium | jellywoosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang