Angin malam mendayun ringan menampar kenyataan bahwasanya saat ini Amaira masih terkukung dalam kandang harimau yang siap menerkam kapan saja.
Tak ingin masuk kedalam karna harus satu kamar dengan sang suami, ia memutuskan untuk bersantai menghirup angin malam yang padahal berbahaya untuk kesehatannya.
Amaira bertekad setelah menepati janji pada mertuanya tiga tahun silam, ia akan keluar dari neraka dunia ini. Ia tak kuat bila harus menanggung rasa sakit ini sendiri.
Bohong jika ada yang bilang ia tidak mencintai lelaki yang selalu menyiksa lahir batinnya, nyatanya ia mencintainya walau tak mampu mengungkapkan secara lisan, tapi dengan sorot mata teduh dan hangatnya saat menatap Raja dapat menyatakan perasaanya.
TAPI..
Ia tak akan terlalu menghiraukan perasaan cintanya, selama rasa cinta itu berdegub, rasa sakit terus saja menyertainya.
Disisi lain Raja tengah gusar, kenapa sudah pukul 22.40 Amaira belum nampak batang hidung untuk tidur dikamar.
Pikirannya berkelana ke kejadian beberapa waktu tadi diruang makan, sungguh itu bukan tindakan refleks yang raja lakukan, ia kesal karna amaira so memberikan makanannya kepada raja, padahal raja yakin dia sendiri sangat lapar terlihat dari wajahnya yang pucat.
Ditengah kekesalannya itu senyum tipis tercetak diwajah tampan raja, karna ia merasa tindakan begitu saja Amaira kaget bagaimana jika raja menciumnya, kemungkinan tepar kali ya(?)..
Eh pikiran, negatif Mulu lu mikirnya. Batin raja.
Raja mengerjakan mata beberapa kali guna menetralkan pikiran nakalnya yang berkelana, ia memutuskan untuk kebawah mengambil minum.
Saat menuruni anak tangga terakhir raja melihat Amaira masuk kedalam kamar yang ia yakini SiKembar tidur disana.
Tak menghiraukan tujuan utamanya kebawah, raja langsung menghampiri Amaira ke kamar itu, beruntung pintu tidak dikunci.
Saat Amaira akan naik ranjang, raja cekal tangannya dan menariknya keluar, membawanya kekamar. Amaira meronta minta dilepaskan, tapi tenaganya tidak sebanding dengan raja.
Sampai kamar raja langsung menguncinya dan ia masukkan kunci tersebut kedalam saku celananya.
"Lu bodoh, tolol, atau apa hah.. udah enak dikasih fasilitas lengkap, malah mau tidur berdempetan dibawah"
"Lu seharusnya mikir, adik² lu itu capek butuh istirahat ditempat yang nyaman, dan lu malah ngedempet kemereka, gue yakin setelah mereka bangun kalau lu nekat tidur disana ada kesal yang terendam dari mereka"
"...." Hening tak ada bantahan atau sanggahan.
"diemkan lu, merasa gue benerkan"ucap raja merasa bangga, karna amaira kalah telak dengannya.
"Lu tidur disini!! jangan harap bisa seranjang sama gue, sebenernya inipun gue terpaksa, alasannya gak perlu gue beberin lagi, nanti lu mewek, bikin gue pengap."
Raja telah membaringkan dirinya di kasur, sedangkan Amaira masih berdiri depan pintu, dengan degup jantung yang berdegu degu.
Tak ada pilihan lain selain tidur di kamar mandi, karna Amaira pernah merasakan dimalam pertamanya sebagai pasangan suami-istri ia harus menelan kenyataan pahit suaminya yang tidak ingin seranjang dengan nya, berakhir ia harus tidur sofa,dan pagi harinya raja ngomel karna ia tidur satu ruangan dengannya
Cukup dingin karna kamar mandi ini ada pendinginnya, Amaira tidur dibathup bersandarkan bantal yang ia bawa dari sofa.
Tak lama rasa ngantuk menyerang matanya dan Amaira tenggelam kealam mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan Terbesar
General Fictionkisah wanita lemah yang berada di titik terendah hidupnya, menjalani bahtera rumah tangga dengan pria mapan, tampan, berpendidikan. Sebagai langkah awal menuju kehancuran selanjutnya. "Tuhan,, aku minta disisa umurku kelak,kebahagiaan menyertaiku" ~...