Melihat raja keluar dari kamar dengan outfit olahraganya sudah dipastikan bahwa ia akan joging dengan danisha. Walau hatinya sakit Amaira berusaha untuk tegar dihadapan kedua adiknya, ia tak ingin kedua adiknya melihat atau bahkan merasakannya kesedihannya.
Teringat semalam ia tidur di bathtub dan pagi harinya sudah dikamar saja, apa ia ngelindur 'jalan saat tidur' ya(?)
Jika benar, bisa dapat amukan raja dia nanti malam. Beruntungnya disini ada di kembar jika tidak mungkin tinggal nama dia sekarang.
Karna Amaira tau raja sangat muak bahkan anti dengannya. Makanya ia bisa berfikiran seperti itu.
"Teteh tadi kita nungguin teteh lama banget di depan pintu, mau di ketuk takut ganggu"
"Eh telus pas kita udah lemes, A laja buka pintu dan gendong kita ke sini, terus bikinin susu deh"
"Fauz kila A laja olangnya nakutin, telnyata endak, dia baik banget"
Fauz bercerita ketika tadi mereka menunggu Amaira di depan pintu kamar, ada rasa bersalah yang sangat amat, mendengar cerita adiknya.
"Maafin teteh ya, lain kali kalau kayak tadi lagi, kalian langsung ketuk pintu kamar teteh aja, kalau ada A raja juga dia bisa maklumin kok"ucap Amaira mberi pengertian kepada kedua adiknya.
"Iya teh"
"Gimana kalau sekarang kita mandi sambil main main deh"
"Hayu ah hayu"
"Adik teteh si kalem ini, mandinya mau sambil main gak sayang?" Tanya Amaira kepada adiknya yang cerderum diam saja. Kalem.
"Mandi aja teh, Faiz takut masuk angin nanti ngerepotin teteh"
Amaira tertegun sesaat mendengar jawaban sang adik.
" Sayang apa yang kalian lakuin selama gak ngebahayaiin diri kalian dan orang lain, teteh akan sangat seneng nemeninnya."
"Jangan ngomong kayak gitu sayang, disini teteh sebagai Kaka kalian, keluarga sedarah gak mungkin ngerasa direpoti sama adik adik teteh yang ganteng ganteng gini"
Fauz tersenyum bangga karna di sebut ganteng oleh Amaira, berbanding terbalik dengan Faiz yang meresapi kata demi kata yang Amaira katakan.
"Hadirnya kalian ditengah tengah kehidupan teteh adalah anugrah terindah yang Allah berikan"
"Teteh I Love you" ujar fauz menghampiri sang Kaka dan langsung berhabur kepelukan Amaira.
"I Love You Too"
"Faiz enggak mau ikutan meluk teteh" ucap amaira dengan memasang wajah sesedih mungkin.
Berhasil! Walau awalan sempat malu malu tapi akhirnya mereka berdua ada dalam dekapan Amaira, menyalurkan seluruh kasih sayang.
Sementara ditaman kota raja sedang menunggu danisha, ia termenung meresapi kata hatinya.
Ia cinta danisha, bahkan rasa cinta itu masih ada hingga sekarang, tapi hatinya merasa menghangat tiap kali berdekatan dengan amaira.
Ketika lima hari Amaira tidak berada di rumah, rasa sepi nan kehilangan menusuk hatinya.
Berbanding terbalik kala Amaira ada, raja malah memarahi dan tak segan main tangan.Danisha kekasihnya or
Amaira istrinya
Okee gue bakal buat permainan hati.
karna empat tahun udah gue laluin sama danisha, dan ngerasain rasa yang hinggap hingga sekarang. Kali ini gue bakal laluin sama amaira, apa rasa hangat nan nyaman dari Amaira bisa ngilangin rasa cinta gue ke danisha. Kita liat aja nanti. Batin raja.
Seseorang menghampiri raja dengan keringat yang membasahi wajah hingga dada atasnya sampai nampak mengkilat."Bee heyy, kamu kemana aja, aku nungguin kamu dari tadi kamunya gak nonghol²" gerutunya yang tak lain adalah kekasih raja~Danisha.
"Maaf sayang, tadi ada sedikit kendala di rumah"
"Yaudah yuk joging"
"Kamu sendiri aja sana, aku baru aja selesai, sambil nungguin kamu tau² kebablasan, capek banget pokonya nanti pulangnya aku mau digendong kamu" ucapnya dengan manja.
"As wish you Babe" ucap raja sembari megecup pipi kiri danisha sekilas.
⚫⚫⚫
Setelah memandikan kedua adiknya Amaira hendak memasak tapi ia urungkan karna kepalanya masih pusing dan tubuhnya tidak enak. Efek tidur dikamar mandi tanpa alas.
Ia menghampiri si kembar yang tengah bermain mobil mobilan kecil yang dibawanya dari rumah.
"Faiz Fauz gimana kalau nanti siang kita makan diluar"
"Gak teh, teteh keliatan putih banget bibirnya juga teteh pasti sakit ya?" Sediam diamnya Faiz jika menyangkut orang yang ia sayang ia tak akan acuh
"Gapapa Faiz, teteh kan enggak dandan jadi keliatannya Pucet gini" Amaira memberi pengertian yang salah.
Amaira tak ingin kedua adiknya merasa 'tidak enak-kan' terhadap dirinya.
"Gimana mau engga?"
"Mau tapi bareng bareng sama A raja juga" sahut fauz.
Deg
Jangankan makan bareng diambilin piring sama aku aja raja gak sudi. Batin amaira.
"Gak usah aneh aneh fauz, A raja kan tadi pergi"
" Yakan tadi, nanti siang juga A laja pulang"
"Belum tentu!"
" Yaudah kita liat aja A laja bakal pulang Ndak"
Amaira hanya bungkam tidak ingin menyela.
"Kalian main dulu disini teteh mau beresin rumah dulu ya" amaira memberanikan diri untuk menyela.
"Jangan" Faiz bersuara.
"Hah?"
"Teteh lagi sakit diem aja istirahat"
"AA Faiz teteh enggak sakit, kata siapa teteh sakit, teteh strong kok"
"NO, bener kata Faiz teteh sakit buktinya mmm Hah jidat teteh panas tuh kan" Fauz menyahut sembari memegang kening Amaira.
"Hyu teh kita antar teteh kekamar"
"Apa perlu Fauz temenin"
"No, kalau kamu temenin yang ada teteh gak istirahat" sela Faiz.
" Yaudah teteh kekamar sendiri aja, kalian main disini dan ingat jangan keluar, kalau mau sesuatu panggil teteh aja ya"
"Siap komandan" ucap fauz sembari meragakan hormat bendera.
Amaira pergi menuju kamar dan terhenti pada tangga ke kelima kali adik pertamanya berkata.
"Teteh" panggil Faiz.
"Iya, kamu butuh sesua-" tak sampai akhir kalimat Faiz segera menyela.
"Get well soon" ucapnya dengan muka polosnya, uh serasa pingin gigit tuh pipi bakpau yang kemerahan.
Amaira menanggapinya dengan senyuman tulus menunjukan kedua lesung pipinya.
Amaira sangat bersyukur akan kehadiran kedua adik kembar yang tidak diinginkan oleh sang ayah didunia, katakanlah mungkin mereka pengganti sang Ayah yang meninggal karna kecelakaan 5 tahun silam, kala si kembar dalam kandungan berusia 2 bulan. Sudahlah Amaira sudah tidak ingin mengingat masa masa kelam itu.
Tidak ada yang tau rencana Tuhan kedepannya termasuk Amaira sendiri, Amaira hanya bisa pasrah walau terkadang menentang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan Terbesar
Ficción Generalkisah wanita lemah yang berada di titik terendah hidupnya, menjalani bahtera rumah tangga dengan pria mapan, tampan, berpendidikan. Sebagai langkah awal menuju kehancuran selanjutnya. "Tuhan,, aku minta disisa umurku kelak,kebahagiaan menyertaiku" ~...