Dua tahun kemudian
Sebelumnya, ku perkenalkan diri dulu, namaku Muhammad Kariel Jibran, atau panggil saja Kariel, kelahiran Maros, Sulawesi Selatan, 7 Juni 2001. Aku seorang anak pertama dari Kapten Inf. Ibrahim Bahar dan Arianti. Ayahku seorang komandan di Koramil Kecamatan Sembakung, namun aku tinggal bersama nenek dan tanteku di Tarakan.
Tak terasa dua tahun sudah berlalu, aku pun sudah masuk ke SMA, tepatnya di SMA Negeri 1 Tarakan. Aku bisa masuk ke sekolah unggulan itu karena nilaiku sendiri memang cukup meyakinkan, yaitu 32,2, cukup untuk masuk ke dalam 50 besar nilai tertinggi yang masuk ke sekolah tersebut. Aku juga masuk ke jurusan favorit semua orang, yaitu MIPA.
Namun, tujuan utamaku di SMA sebenarnya bukanlah untuk mendapatkan nilai bagus, tapi untuk menjadi seorang Pasukan Pengibar Bendera Pusaka yang sudah sangat ku ingin-inginkan sejak pertama kali melihatnya di depan rumah. Jadi ketika ada perekrutan calon Paskibra, aku yang paling tinggi mengangkat tangan di kelas, hehehee...
Ketika pertama kali latihan, hanya dilakukan perenggangan biasa, joging keliling lapangan, dan pengenalan para purna Paskibraka (dalam Paskibraka, kakak kelas atau senior disebut purna), para calon Paskibra (atau capas), dan juga pengenalan seputar Paskibraka. Setelah diberi informasi-informasi umum mengenai Paskibraka, ternyata di dalamnya dibutuhkan tinggi badan yang cukup, PBB (peraturan Baris-Berbaris) yang baik, dan yang paling penting adalah mental dan attitude yang harus bagus, karena Paskibra ini merupakan kegiatan semi militer, mirip seperti pramuka, namun lebih disiplin, karena dikontrol langsung oleh TNI-Polri.
Dan untungnya, aku punya kenalan salah seorang purna yang juga merupakan senior ketika Pramuka di SMP dulu, namanya Alfian, biasa ku panggil kak Pian. Dia yang memberiku lebih banyak masukan tentang kekurangan-kekuranganku dan cara-cara mengatasinya. Jadi, aku bisa memperbaiki apa saja yang dibutuhkan agar bisa masuk ke Paskibraka kota, provinsi, maupun nasional.
Cukup diketahui, syarat-syarat menjadi anggota Paskibraka adalah tinggi badan minimal 165 cm (kota) dan 170 cm (provinsi dan nasional), berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan (TB - 110), fisik yang kuat, sehat jasmani maupun rohani, mata tidak minus/plus, tidak buta warna dan huruf, nilai rata-rata rapot minimal 75, mampu melakukan PBB dengan baik, tidak memiliki riwayat penyakit, dan memiliki kelakuan yang baik. Belum lagi dengan para saingan dari sesama sekolah maupun sekolah lain, karena yang diterima di kota Tarakan hanya 42 siswa dari pendaftar seiap tahunnya sekitar 200 siswa
Dari syarat-syarat itu, ku akui aku memiliki banyak sekali kekurangan, tinggi badanku hanya 163 cm, berat badanku juga sangat kurang (karena aku ini kurus), dan PBBku belum sepenuhnya bagus. Selebihnya kurasa sudah terpenuhi. Eehhhh.... rupanya masih banyak saingan yaa.. hehehee. Aku harus berlatih keras selama setahun ini sebelum seleksi kota. Selain itu, aku juga perlu belajar dengan giat agar nilai rapotku “setidaknya” diatas 80.
KAMU SEDANG MEMBACA
PASKIBRA MAN
Historical Fiction"Saat sebuah perjuangan menghasilkan suatu komitmen. Disitulah hasil takkan mengkhianati proses"