Tiga bulan berlalu, Seleksi paskibraka kota dimulai. Peserta seleksi terdiri dari 12 sekolah menengah atas se-kota Tarakan. Masing masing sekolah mengirimkan paling banyak 15 capas. Tes-tes yang ada dalam seleksi ini ada pengukuran TBBB (tinggi badan dan berat badan), tes tertulis, tes parade, tes PBB, tes smapta (atau tes fisik, seperti lari12 menit, push up, sit up, dan shuttle run), dan tes wawancara dan bakat.
Seleksinya berlangsung selama 2 hari. Hari pertama adalah tes dalam ruangan, yaitu TBBB, tes tertulis, tes parade, dan tes PBB. Lalu di hari kedua adalah tes luar ruangan, yaitu tes kesmaptaan dan tes wawancara dan bakat (untuk tes ini tetap di dalam ruangan). Sebelum tes dimulai, para peserta akan melaksanakan upacara dan diikuti dengan pengarahan seleksi. Lalu setelah itu, namakami dipanggil secara acak untuk mengambil nomor urutan peserat seleksi, dan aku mendapatkan nomor 58. Kami dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok pertama yaitu no. urut 1-100 tes TBBB lalu tes tertulis, kemudian tes parade. Sementara kelompok lainnya mulai no. 101-200 setelah tes TBBB dilanjutkan tes parade, dan terakhir tes tertulis. Aku berada di kelompok pertama.
Tes pertama itu berjalan lancar, seperti mobil F1 melintasi jalan, muai dari tinggi badanku yang meningkat lagi, hehehee... yaitu 182 cm dan berat badanku sangat ideal. Dan dari yang kulihat, akulah peserta tertinggi diantara peserta lainnya. Dan tes tertulis, aku selesai dengan cepat. Juga di tes parade, para pelatih yang nantinya akan melatih kami pun cukup takjub dengan tubuhku, katanya aku sangat kekar, dan kelihatan sangat kuat. Bahkan, dia mengatakan bahwa ia ingin merekrutku masuk ke dalam TNI. WOWWW... aku sangat tersanjung dengan pujiannya itu.
Setelah semuanya selesai, sebelum tes PBB, akan diumumkan eliminasi pertama dari hasil tes TBBB, tes tertulis, dan tes parade. Aku percaya diri bahwa akan lolos dengan mudah. Dan sesuai dengan dugaanku, nomorku tidak disebut (karena yang disebut adalah yang tidak lolos).
Akhirnya giliran tes PBB tiba, kami masuk per tiga sampai empat orang, nomor undian dipilih secara acak. Dan hingga tersisa hanya 7 orang pun nomorku belum kunjung dipanggil masuk. Sangat lama ku tunggu giliranku. Bahkan, saat tersisa 7 orang itu, aku menjadi salah satu dari 4 orang terakhir, malangnya nasibku. Tesnya pun kujalani dengan sangat baik, tidak ada pertanyaan dan gerakan-gerakan yang tidak ku bisa sama sekali. Dan seleksi pertama pun dimulai. ketika pulang, tubuhku tidak terasa lelah sama sekali, apakah ini karena hal itu (yang diberitahu dokter). Ya, mungkin karena itu.
Sementara itu, dari sekolahku, 15 capas yang dikirim, sayangnya 5 dari mereka tersingkir dieliminasi pertama. Untuk itu, aku sangat bertekad untuk membanggakan mereka dengan terpilihnya aku menjadi Paskibraka nasional. Aku pun cukup beristirahat agar tenagaku cuku untuk berjuang di hari kedua seleksi besok.
Keesokan harinya, kami berkumpul di stadion untuk tes smapta. Kami diberikan nomor urut baru, dan aku mendapatkan nomor keramat, yaitu 66. Karena nomorku, aku masuk ke dalam kelompok kedua putra. Pada tes pertama yaitu tes smapta, diawali dengan lari 12 menit di lintasan 400 m. Saat giliranku tiba, teman-teman dan kakak purnaku menyemangatiku agar dapat hasil termaksimal. Dan tentu saja, aku berhasil. Bahkan, melebihi jumlah saat tes di sekolah, yaitu 18 putaran. Seluruhpeserta, purna, maupun pelatih sangat terkejut dengan hasilnya. Karena aku jauh melampaui semua peserta yang rata-rata hanya 6 putaran. Akupun di periksa oleh tenaga medis, dan mereka mengatakan tidakada yang salah dengan tubuhku, mereka juga mengatakan ahwa aku sama sekali tidak menggunakan doping (obat penambah stamina). Dan akhirnya akupun diloloskan.
Selanjutnya, kami tes push ups dan sit ups. Disini aku lagi-lagi melampaui rekorku dengan 70 kali push ups dan 75 kali sit ups hanya dalam 30 detik. Bahkan orang yang memegangi kakiku saat sit up kelelahan karenanya. Lagi-lagi semua orang terkejut. Juga saat shuttle run, aku mendapatkan 11 putaran, semeentara yang lain paling banyak 7. Orang-orang pun ketakutan padaku karena kekuatanku ini. Dan para pelatih dan purna sudah mengatakan padaku bahwa aku bisa 100% masuk ke Paskibraka nasional. Senangnya rasanya dibanggakan seperti itu. Setelah itu kami beristirahat sambil mempersiapkan tes wawancara dan bakat.
KAMU SEDANG MEMBACA
PASKIBRA MAN
Fiksi Sejarah"Saat sebuah perjuangan menghasilkan suatu komitmen. Disitulah hasil takkan mengkhianati proses"