"Samlekom genggssss. Jiun tampan kembaran Park Jihoon Treasure comingggg."Teriakan laki-laki berwajah imut nan manis yang sangat berbanding terbalik dengan tingkahnya, membuat remaja yang sudah sampai terlebih dahulu di rumah Heeseung, menatap ke arah pintu.
"Ck, kebiasaan banget, sih!" tegur Renjun sembari memukul punggung Jihoon. "Salam tuh yang bener."
"Tau!" sambar Eunbin. "Mana ngerusuh lagi."
Mendengar ucapan Eunbin, membuat Jihoon merengut. "Gue rusuh kenapa sih, Bin. Perasaan gue baru aja dateng." Ucap Jihoon berlagak sok imut.
"Sumpah! Najisun banget tau nggak!"
"Udah kenapa, sih. Ribut mulu lo kalo ketemu," ujar Hyunsuk.
"Tau, nggak enak tuh sama yang punya rumah." Imbuh Yeji sembari menunjuk Mina dan Heeseung menggunakan gerakan dagu.
Jihoon sang pelaku utama hanya cengengesan. "Maaf Kak Mina."
Mina tersenyum, kemudian mengangguk. "Santai aja elah."
"Udah lengkap, 'kan?" tanya Heeseung yang sedari tadi diam.
Spontan, para remaja yang berkumpul pun saling melemparkan pandang. Meneliti satu per satu remaja yang ada di sana.
"Ud---"
"Ehhh, sorry, sorry. Gue telat."
Semua remaja itu pun menoleh ke arah pintu. Menatap Beomgyu yang membungkuk dengan kedua tangan di atas lutut. Terlihat jelas remaja itu sedang mengatur nafasnya yang tersengal.
"Lo kemana aja, sih! Lama!" cecar Jeno, Kakak Beomgyu.
"Tau, perasaan tadi Kak Gyu jalan duluan, deh." Sambung Lami.
Beomgyu nyengir lebar, setelah berhasil mengatur nafasnya. Dengan senyum mengembang, laki-laki itu berjalan dan bergabung dengan remaja lainnya.
"Lo pada tau, nggak?"
"Nggak!" koor seluruh remaja yang ada di sana, membuat senyuman Beomgyu memudar.
"Ck, elah."
"Lo bego atau gimana sih, Bang? Kan lo belum bilang, yakali kita tau."
"Iya-iya, gue yang salah." Pasrah Beomgyu. "Jadi, gini---" Beomgyu menggantung kalimatnya, membuat yang lain semakin geram.
"Kalo nggak niat cerita, mending diem deh!" kesal Renjun.
"Hehehe, sabar Bang. Ini gue mau cerita," ucap Beomgyu. "Tadi sebelum gue ke sini, gue liat cewek cantik banget, euyyy. Bening banget pokoknya."
"Seriusan?"
"Dimana?"
"Parah lo Bang nggak ngajak-ngajak!"
"Ck, para buaya gercep banget nyautnya!" ceplos Giselle saat mendengar Jihoon, Sunghoon, dan Jay berceletuk secara bergantian.
"Kak Giselle kalo ngomong suka bener, wkwkwk."
"Seriusan gaes, tuh cewek cantik banget. Mana senyumnya manis banget lagi," ucap Beomgyu masih dengan senyuman lebar di wajahnya. "Pokoknya dia mau gue pepet! Lo pada awas aja kalo mepet dia!"
"Heleh! Kayak tuh cewek mau aja sama lo, Gyu!" celetuk Jihoon.
"Eitttss, jangan salah. Cewek mana sih yang nggak mau sama gue? Sini berdiri depan gue!" sahut Beomgyu dengan tingkah pongah.
"Gue! Mau apa lo!" Sahut Eunbin sambil berdiri di depan Beomgyu. Di susul Yeji, Giselle, Somi, Lia, Mina, Minju, dan semua remaja perempuan yang berkumpul di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permata Damai
Teen FictionPermata Damai Sebuah perumahan elit namun penduduknya tak seelit perumahan itu. Sebuah perumahan dengan tingkat kewarasan penduduk yang bisa disetarakan dengan pasien rumah sakit jiwa. Sebuah perumahan yang merangkap sebagai hutan liar, karena pen...