cpt 3

15 1 0
                                    

Pagi-pagi sekali Adit sudah duduk di meja makan sambil menyantap roti bakar buatan Fanya. Seperti biasa pasti ada meeting.

"mas. Makan nya pelan-pelan dong"

Fanya mendengkus kesal melihat kelakuan suaminya itu

"iya iya"

Datanglah bi Larsi bersama Zain di gendongannya.

"bi bawa kemari Zain" ucap Adit

Bi Larsi pun tanpa ragu-ragu memberikan Zain kepada Adit. Tak peduli apa pendapat Fanya

"ini tuan" ucap nya

"yaampun kamu pagi-pagi udah ganteng ya Zain. Nanti kalo papa udah pulang papa beliin perlengkapan bayi buat kamu ya. Sekalian kamar yang bagus juga"

Ucap Adit sambil mencium kening Zain

"Fanya" panggil Adit

"kamu gaada niatan buat gendong Zain apa? Liat dia, dia lucu sekali Fanya"

"aku gasuka mas. Sekarang kamu kerja gih. Biar bibi yang ngurus dia"

"iya udah aku pergi dulu ya. Ini Bi Zain nya. Jaga ya. Zain papa kerja dulu sayang"

" udahlah mas" tukas Fanya kesal

Ketika Adit sudah pergi menggunakan mobil sport berwarna merah, di sertai lambaian tangan dari Fanya.

Fanya pun langsung masuk dan mengambil Zain dari Bi Larsi.

"ehh Zain. Kamu itu kenapa sih harus ada di kehidupan saya dan suami saya. Gimana kalo suami saya ga sayang sama anak saya nanti"

Tegas Fanya sambil menatap wajah Zain. Dan di balas senyuman oleh Zain

"ga usah senyum-senyum kamu. Hidup kamu gaakan semulus itu, selamat datang di neraka Zain"ejek Fanya

~

"Ma.aku Zain. Aku ingin seperti orang-orang ma. Di sayang oleh mamanya. Walau Zain bukan anak kandung mama, tapi Zain sayang sama mama"


"surat apa ini" tanya Fanya bingung

Ketika ia selesai mengantar Adit kerja Fanya pun menuju kamar untuk mengambil hp dan melihat-lihat barang branded.

Namun tanpa sengaja ia menemukan kertas usang berwarna merah di atas meja rias nya

"ga mungkin kan kalo Zain yang nulis. Jadi siapa yang nulis ini" bingung Fanya

Ia pun kembali membaca paragraf selanjutnya

"kalo mama mau buang Zain. Lihat aja nanti. Zain akan bongkar rahasia besar mama" isi surat itu

"apa yang Zain tau tentang masa laluku"bingung Fanya

"apa Zain ada hubungannya sama mas Girland"

"hhh ga mungkin. Anak itu udah aku buang jauh-jauh. Ga mungkin ada yang tau"

yakin Fanya pada dirinya sendiri sambil menatap wajahnya di cermin. Ia pun segera merobek dan membuang kertas itu

"Fanya. Kau ini pintar menutupi kesalahanmu. Aku suka padamu Fanya hahahah"

Fanya bicara sendiri sambil menatap cermin. Hatinya bingung harus takut atau senang

"sepertinya Zain harus ada di dekatku. Agar aku bisa mengetahui siapa orang yang sudah mengirim surat ini"

"Zain bisa jadi boneka ku hahahah"

"siapa suruh bermain-main dengan Fanya" ucapnya

"inilah Zain. Dunia neraka. Adit mencintaimu. Tetapi tidak denganku. Aku sangat membencimu"

Fanya pun segera mengambil hp nya dan menelpon Adit

"mas. Gapapa Zain kita angkat jadi anak kita. Semoga dengan Zain kita bisa punya anak"

"baguslah Fanya kalo kamu udah ngertiin aku. Makasih ya" ucap Adit dari seberang telpon

Fanya pun langsung memetikan telpon nya. Dan amarahnya semakin memuncak. Ia sontak langsung membanting hp nya

"ternyata mas Adit benar-benar menginginkan anak itu. Gapapa setidaknya aku tau siapa yang jahat"

"engga-engga. Anak itu harus menjauh saja dariku. Ia harus aku buang. Kalau bisa anak itu harus mati"

Ucap Fanya sambil menepuk-nepuk pipinya

"apa aku sudah gila. Membiarkan anak itu menjadi anakku dan mas Adit"




















Jika mama merawatku hanya untuk mendapatkan keinginan mama saja.
Aku tak apa ma. Asal mama bisa menyayangiku walaupun dengan siksaan...putra zain alvaro


Aku Pantas Untuk CemburuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang