2 tahun kemudian
Zain sudah berusia 2 tahun. Rambut yang ikal, wajah yang tampan dan tubuh yang putih seringkali membuat tetangga ingin memilikinya
"hey. Kamu ini, kan udah mama bilang jangan nakal, masih aja nakal, lihat ini pot bunga mama rusak karna kamu"
"udahlah Fanya. Kan kita bisa beli yang baru" bela Adit sambil menggendong Zain
Kini mereka sedang berada di taman belakang rumah mereka
~
Sesampainya di depan pintu Fanya pun langsung mencium puncak tangan Adit dan di balas elusan di kepalanya Fanya
"hati-hati ya mas"
"iya, jaga Zain ya. Kayaknya aku pulang agak malem"
" udah kamu pergi gih. Ntar kesiangan"
Adit pun langsung berjalan menuju ke depan pintu mobilnya menunggu di bukakan oleh sopirnya
Setelah Adit pergi Fanya pun duduk di sofa sambil menonton tv
"Zain. Sini kamu" panggil Fanya
Bi Larsi pun langsung membawa Zain ke hadapan Fanya. Zain di dudukkan di samping Fanya
"Zain. Mulai sekarang makan kamu mama kurangin. Buat ganti pot bunga mama yg udah kamu rusakin"
Anak 2 tahun yang tak mengerti apa-apa itu hanya diam saja. Ia menatap mata Fanya dan tersenyum padanya.
Ada rasa kasihan di hati Fanya namun ia buang rasa itu jauh-jauh mengingat Zain hanya beban nya saja
~
"sampai kapan aku harus membiarkan anak itu berada di sini. Ia sudah berumur 2 tahun sedangkan aku masih belum juga mempunyai anak"
Ucap Fanya sambil memakai lipstik merah di meja rias kamarnya. Tanpa ia sadari air matanya menetes. Tak kuat ia menahan semua ini.
Ia pun melempar lipstik itu dan mengenggam tangan nya sambil menunduk memejamkan mata
"jangan sampai aku terlalu sayang pada anak itu. Dia bukan siapa-siapa. Bagaimana jika aku sampai tidak ingin memiliki anak karna terlalu sayang padanya"
Tok
Tok
Tok
Mendengar suara ketukan pintu Fanya pun langsung beranjak dari duduknya dan membuka pintu. Penasaran ada siapa di baliknya
Clek
Nampak Zain dengan senyum semringai dan pelukan yang ia berikan untuk Fanya membuat hati Fanya semakin sedih
Pasalnya terlalu tega jika dia membuang anak yang tak bersalah ini, yang nampaknya anak itu menyayanginya
"ngapain kamu. Siapa yang bawa kamu kesini?" Tanya Fanya pada Zain sambil berjalan menuju ke kasurnya
"kembalilah ke kamarmu Zain" ucap Fanya lembut
"mama mau tidur"
"maaf nyonya. Tadi tuan Zain menangis sepertinya ia ingin bertemu dengan nyonya, jadi saya bawa saja ia kemari" ucap bi Larsi sambil menundukkan kepala ketakutan
"nanti saja bertemu nya. Saya mau istirahat. Bi bawa dia pergi kekamarnya"ucap Fanya sambil melototi bi Larsi
Bi Larsi pun tanpa ragu langsung membawa Zain pergi dari hadapan Fanya. Dan Fanya sendiri langsung berjalan dan mengunci pintu kamarnya merebahkan diri membayangkan betapa lelah nya bersandiwara hari ini.
Petaka apa lagi yang akan menimpa Zain yang malang
Prolog nya sudah di Revisi gais....
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Pantas Untuk Cemburu
Historia CortaSuara petir menggema mengisyaratkan adanya penghianatan. "kau yang telah membuat kasih sayang mama dan papa semakin hilang terhadapku. Kau tak pantas hidup!" "mereka orang tuaku juga. Dan seharusnya kau berterima kasih kepadaku, karna aku sudah meng...