cpt 2

16 1 0
                                    

"mas. Kok kepalaku pusing ya, mual lagi"

"mungkin kamu lagi masuk angin Fanya" ucap Adit

"engga mas, kurasa aku hamil deh" yakin Fanya

"ayo mas kita ke dokter"

"aku kan mau kerja, kamu sama bi Larsi dulu ya ke dokternya. Sekalian bawa Zain juga biar bisa di periksa sama dokter"

"mas. Aku kan udah hamil, jadi anak itu bawa aja ke panti asuhan. Lagian dia bukan anak kandung kita kok" Fanya

"mulai sekarang dia aku angkat jadi anak kita"

"gabisa gitu dong mas, anak kita cuma anak yang lahir dari perutku"

"udahlah aku cape debat sama kamu. Aku kerja dulu" kata Adit

Adit pun meninggalkan Fanya sendiri di kamar dan segera pergi ke kantor

"sialan. Liat aja tu anak. Kalo udah besar gue bunuh lu"

"gue gasuka anak yang bukan lahir dari perut gue"

~

Ketika sampai di rumah sakit Fanya dan bi Larsi langsung menemui dokter langganan mereka sambil membawa Zain untuk diperiksa.

"bagaimana dok keadaan saya. Apakah saya hamil?" tanya Fanya dengan penuh keyakinan

"maaf nyonya Fanya sepertinya anda hanya masuk angin saja"

Kata dokter dengan nametag Ramadhani itu.

"Dan tolong bawa kemari anaknya. Saya akan periksa" kata dokter Ani

"sebentar dok. Dokter mungkin salah periksa. Saya pasti hamil dok" Fanya

"maaf nyonya. Saya yakin saya tidak salah"ucap dokter Ani sambil memeriksa Zain

~

Sesampainya di rumah Fanya langsung memberikan Zain kepada bi Larsi

"bawa bi anak itu ke kamar bibi. Jangan sampe dia muncul lagi di hadapan saya. Saya selalu ingat tentang hal lalu"

Fanya pun meninggalkan bi Larsi bersama Zain yang tampak diam mendengar ucapannya

~

"bagaimana ini, jika aku tidak segera hamil, maka mas adit gaakan ngebuang anak itu. Aku harap anak itu bukan dia"

Cekrek..

"ma. Aku pulang. Bagaimana hasilnya?"

Tanya Adit sambil menutup pintu kamar dan mendudukkan Fanya di kasur

"ternyata aku hanya masuk angin mas"

Ucap Fanya sedih sambil memeluk Adit

"gapapa ma. Kita tunggu lagi aja ya, sabar"

Suport Adit pada Fanya

"mas. Zain kita bawa ke panti asuhan aja. Aku gamau di lama-lama disini mas. Dia bukan anakku. Aku tak suka itu"

"Fanya. Kenapa kau berkata seperti itu"

"bagaimana jika nanti ada yang datang tiba-tiba terus nuduh kita ngambil anaknya, dan mereka minta ganti rugi"

Ucap Fanya sambil mengelus puncak kepala Adit

"kalo mereka minta ganti rugi, ya ganti rugi aja. Biar Zain tetap sama kita"

Fanya pun langsung berdiri dari duduknya dan menatap marah Adit

"kamu ini kenapa sih mas. Kamu gamau kalo kita punya anak kandung. Kamu ngehina aku karna aku belum hamil lagi"

"bukan begitu Fanya" ucap Adit sambil berdiri dan memegang pipinya

"aku sudah terlanjur mencintai anak itu. lagian juga, kasihan dia. Dibuang begitu saja oleh orang tuanya"

"terserah mas. Pokokny sampai kapan pun dia bukan anakku. Anakku adalah anak yang lahir dari rahimku"

Fanya pun langsung berjalan menuju kasur dan membaringkan badannya. Dan Adit hanya menggeleng melihat kelakuan istrinya itu.

"kamu inget sekali lagi ya mas. Dia bukan anakku. Dia hanya pembawa sial"

Ucap Fanya sambil menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya














Tuhan bisa membolak-balikkan
Hati manusia.

Ia tahu apa yang terbaik buat
Hambanya.

Zain anak mama kan?

Aku Pantas Untuk CemburuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang