Chapter 5 (Part 1)

170 28 13
                                    

Sehun sedang tidak dalam suasana hati yang baik keesokan paginya ketika dia pergi bekerja. Im Yoona, sekretaris pribadinya, menghentikan Sehun di depan pintu kantor dengan pesan mendesak agar ia segera menelepon kantor gubernur. Sehun tahu tentang apa itu dan dia mengerang dalam hati. Sehun tidak ingin menjadi jaksa agung, tetapi dia tahu pasti bahwa Kyuhyun akan menawarkan posisi itu kepadanya. Cho Kyuhyun adalah orang yang sulit ditolak, dan dia adalah seorang gubernur yang sangat populer dan juga koleganya. Baik Sehun dan Luhan sama-sama terlibat aktif dalam kampanye gubernurnya.

"Baiklah, Yoona noona," gumam Sehun, tersenyum saat menggunakan nama panggilan untuk sekertarisnya itu, "Hubungkan aku dengan Kyuhyun."

Yoona meringis, karena dia juga tahu apa yang sedang terjadi.

Beberapa menit kemudian, telepon itu disambungkan ke ruangan Sehun.

"Hai, Kyuhyun," kata Sehun. "Apa yang bisa aku bantu?"

"Kau sudah tahu jawabannya," terdengar tanggapan masam. "Jadi kau mau atau tidak?"

"Aku butuh seminggu atau lebih untuk memikirkannya," kata Sehun serius. "Aku tidak pernah berpikir untuk menjadi jaksa agung lagi. Aku tidak suka berada disangkar emas. Dan kudengar pemilihan jaksa agung di Seoul akan dibuka musim ini. "

Kyuhyun terkekeh. "Kau tidak memiliki musuh politik sebanyak jaksa agung sebelumnya, dan kau juga lebih kejam. Jadi pikirkanlah kembali. Ambil sisa bulan ini. Tapi hanya dua minggu yang kau punya. Setelah liburan pengunduran diri jaksa agung sebelumnya berlaku, aku harus menunjuk seseorang untuk menggantikannya "

"Aku berjanji akan memberitahumu saat itu," Sehun meyakinkannya.

"Ngomong-ngomong. Apakah kau akan datang ke pesta Natal keluarga Choi?"

"Aku ingin sekali, tapi saudara-saudaraku mengadakan pesta di Gwangju dan aku berjanji untuk datang."

"Oh ya, bicara tentang keluargamu, bagaimana kabar ketiga pengacau kalian?"

"Putus asa." Sehun terkekeh. "Chanyeol menelepon kemarin dan mengumumkan bahwa Baekhyun berpikir dia hamil. Jika ya, bocah-bocah itu harus mencari korban baru yang akan menjadi pembuat biskuit untuk mereka. "

"Mengapa mereka tidak menyewa juru masak?"

"Tak ada yang bertahan. Kau sendiri pasti tahu kenapa, " jawab Sehun datar.

"Haha kurasa begitu. Dia tidak berubah."

"Dia tidak akan pernah," kata Sehun, mengacu pada saudaranya Lucas, yang nakal dan terkadang sikapnya keterlaluan terhadap pembantu rumah tangga mereka. Berbeda dengan dua saudara lainya Hendery dan Yangyang, Lucas sudah seperti gasing yang tidak mau diam.

"Ngomong-ngomong bagaimana kabar Luhan?" Kyuhyun bertanya tanpa diduga. "Aku dengar pamerannya sukses besar."

Pembahasan tersebut membuat Sehun tidak nyaman. Itu sangat mengingatkannya pada kesalahan yang dia buat kepada Luhan. "Kurasa dia baik-baik saja," kata Sehun melalui giginya yang terkatup rapat.

"Eh, yah, maaf, aku lupa. Pemberitaan diluar sana pasti berat bagi kalian berdua. Tak usah khawatir. Itu tidak akan merusak peluang politikmu, jika memang itu alasan kau ragu untuk menerima posisi ini."

"Bukan begitu. Aku akan menghubungimu lagi nanti dan terima kasih atas tawarannya."

"Kuharap kau akan menerimanya."

"Akan kupikirkan nanti."

Sehun kemudian mengucapkan selamat tinggal dan menutup telepon, menatap ke luar jendela saat dia mengingat fakta yang dia ketahui tentang Luhan secara tidak terduga. Itu menyakitkan baginya untuk berbicara tentang Luhan sekarang. Akan butuh waktu lama bagi wanita itu untuk memaafkannya, itu pun jika Luhan mau memaafkannya.

BELOVEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang