First

224 22 0
                                    

Anw, aku boleh minta feedback-nya?

"Guys, guys, guys, penting!"

Yoon Jaehyuk, laki-laki itu baru saja datang menghampiri mereka bertiga di kantin Fakultas Hukum, tapi langsung saja merusuh.

"Kalian udah pada tau, belum?" tanyanya kepada ketiga orang di depannya itu.

"Apa?"

"Tadi gue denger, Kim Minju, mahasiswi Fakultas Psikologi tewas. Mayatnya ditemuin di gudang Fakultas Seni sama tukang kebun," jelasnya sambil mengatur nafas karena berlari tadi.

Semuanya diam, bergelut dengan pikirannya masing-masing. Berbagai pertanyaan bermunculan di benak mereka, mencoba mencari jawaban paling logis di keadaan tak masuk akal seperti sekarang.

"Kim Minju— yang deket sama Beomgyu bukan, sih?" tanya Ryujin.

"Iya. Choi Beomgyu anak Fakultas Seni, kan? Gue yakin pasti dia bakal diinterogasi," balas Jaehyuk.

"Pihak kampus turun tangan ga, sih?"

"Ga akan."

Ketiganya kini menatap ke arah Asahi, meminta penjelasan sembari menunggu ia kembali bersuara. "Pihak kampus cuma bakal nutupin kasus, semua diurus polisi, jangan terlalu berharap."

"Lagi pula, pelakunya cuma iri dengki. Pihak kampus bakal pertahanin yang lebih berprestasi," tambahnya membuat keheningan.

"Gue pergi dulu," ujar Asahi seusai melontarkan kalimatnya, kemudian berdiri dan pergi dari tempatnya tadi.

Sedangkan, ketiga sisanya hanya diam. Memerhatikan langkah pemuda itu yang kian menjauh dalam keramaian— yang mereka yakini pasti sedang membicarakan kabar kematian Minju.

"Kalian ... ngerasa aneh ga, sih?" celetuk Winter sambil mengalihkan pandangannya ke meja.

"Aneh?"

"Iya, aneh," imbuhnya. "Darimana Asahi tau pelakunya?" 

Kalimat terakhir yang diucapkan perempuan itu membuat kedua temannya terdiam. Hening kembali tercipta, sampai suara salah satu dari mereka mengintrupsi—

"Emang, siapa pelakunya?"

✩✮✩

Laki-laki itu terus melangkahkan kakinya, menjauh dari keramaian menuju ke arah gudang Fakultas Seni— tempat mayat Kim Minju ditemukan. Tak ada satu pun polisi disini, bahkan tak ada yang menjaga tempat kejadian perkara yang menjadi lokasi mayat perempuan itu— Kim Minju ditemukan. Hanya ada garis kuning milik polisi yang melintang di depannya, tanda akses masuk ke lokasi itu ditutup untuk umum.

Mengendap memasuki ruangan pengap itu, ia hanya mengamati sekeliling. Mengitari sisi kanan ruangan kemudian menyibak tirai, darah— itu pasti darah Kim Minju, arahnya dari ujung ruangan yang hampir sudut-sudutnya diletakan meja dan kayu-kayu bekas kursi yang sudah patah. Ah— Minju pasti dipukul menggunakan kayu bekas patahan kaki kursi yang ada disana, terlihat dari noda darah kering yang menempel di salah satu kayu tersebut. 

Titik-titik noda darah di lantai kumuh itu mengarah ke sudut ruangan yang lain— tempat dimana saksi mata yang tak lain adalah tukang kebun kampus mereka menemukan tubuh Minju yang katanya sudah tidak bernyawa. Sebelum laki-laki itu melangkah pergi, ia mengenakan sarung tangan karetnya untuk memasukan kayu seukuran setengah meter itu ke dalam plastik khusus untuk dibawa. Tidak lupa, memotret jejak sepatu penuh darah yang ia temui di dekat pintu.

"Maaf, bang. Gue ga bisa tinggal diem."




✩✮✩

✩✮✩

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Demure ft. 01 lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang