Halo, Aku kembali hehe aku upload apa yang udah aku ketik dulu ya. Kuliah semester ini ternyata padat dan berat banget huhu Selamat menikmati!
Untuk yang lain aku gak bisa janji kapan bakalan di upload, tapi emang udah ada beberapa yang diketik cuma ya gitu kehabisan ide dan waktunya mepet banget.
Love,
Tans.
Kehidupan di Indonesia dan di Amerika sangatlah berbeda. Sudah sekitar tiga bulan aku mencoba untuk beradaptasi dengan gaya hidup para bule-bule ini. Tak ada seharipun aku tidak merindukan Indonesia. Atmosfir kehidupan disini terlalu cepat untuk aku ikuti. Kota ini layaknya kota yang tak pernah tidur. Semua orang berlomba-lomba untuk membuat hari-hari mereka bermakna, dengan bekerja keras. Namun, meskipun mereka memiliki sifat individalis yang cukup tinggi, tapi mereka masih mau menerima perbedaan. Mereka cukup pintar untuk tidak memiliki sikap rasisme, dan aku menghargai itu.
"Jauh-jauh kesini lo cuma mau ngeliatin kopi lo mengeluarkan asap?" celetuk Lasha.
Aku mengendus kesal karena lamunanku terganggu oleh cibiran perempuan satu ini. Awal aku mengenal seorang Lashafa Hadiputra, aku mengira bahwa aku sangat beruntung karena bisa memiliki rekan kerja yang berasal dari Negara dan kota yang sama. Di kota sebesar Seattle, memang sudah banyak warga asia lainnya yang memilih untuk tinggal dan mencari nafkah disini, namun tetap saja aku sangat senang saat mengetahui bahwa ada warga Indonesia lain yang berada di satu divisi denganku. Sangat menyenangkan bisa menggunakan bahasa Indonesia lagi untuk mengobrol, setidaknya bisa mengurangi sedikit rasa kangen dengan Indonesia.
"Dan lo jauh-jauh mau nyamperin gue kesini cuma buat mencibir gue?" balasku acuh.
Lasha tertawa renyah. Perempuan satu ini memang suka sekali tertawa. Banyak hal yang menurutku tidak lucu, namun dia sudah tertawa layaknya hal itu merupakan suatu hal yang sangat lucu. Sifat lasha sangat mengingatku pada Vabriel. "Gak lah. Gue kesini cuma disuruh boss buat nemenin lo makan siang." Jawaban lasha semakin membuatku mengendus kesal.
"Godness! Rasanya gue pengen tabok itu cowok deh. Kelakuannya makin lama makin aneh." Geramku. Aku pikir dengan aku memilih untuk bekerja di Negara ini, aku akan bisa mendapatkkan ketenangan hidup yang selama ini aku idam-idamkan. Aku memimpikan aku hidup dan bekerja dengan nyaman, berteman dengan banyak orang baru, dan bebas mengatur kehidupanku sendiri. Namun, hal itu ternyata lagi-lagi tak bisa ku raih.
Hari pertamaku bekerja di perusahaan yang mau menerimaku ini ternyata bertepatan dengan hari dimana acara pengangkatan pemimpin perusahaan yang baru. Suasana kantor pada saat itu sangat ramai dengan bisik-bisik karyawan perempuan mengenai betapa tampan dan pintarnya pemimpin kami yang baru. Aku sebagai karyawan baru hanya bisa diam mendengarkan tanpa memberi komentar apapun. Semua orang sibuk dengan segala persiapan penyambutan itu. Bahkan Mr. Anderson, kepala divisi keuangan, sampai melupakan kehadiranku sebagai karyawan baru yang seharusnya diberitahukan mengenai seluk-beluk perusahaan ini.
Acara penyambutan tersebut berlangsung didalam aula besar khusus yang berada di perusahaan tersebut. Semua orang dari mulai karyawan biasa sampai para jajaran komisaris perusahaan tersebut hadir di dalam acara ini. Setelah semua undangan duduk di tempat yang sudah disediakan acarapun siap dimulai. Sambutan demi sambutan mengalir, dan dari itu semua menggambarkan sosok pemimpin baru ini merupakan orang yang dianggap berkompeten untuk memimpin perusahaan ini untuk menjadi perusahaan yang lebih besar dan lebih baik lagi di kedepannya. Acara ini benar-benar membosankan. Aku sudah cukup sering menghadiri acara semacam ini karena harus menggantikan papa saat berhalangan hadir pada acara perusahaan lain. Tapi, rahangku hampir lepas pada saat pemimpin baru yang sedaritadi di elu-elukan itu sedang berjalan menuju podium yang terletak diatas panggung. Aku hampir saja menjerit kalau tidak ingat aku sedang berada diacara penting.
YOU ARE READING
Love Hurts
Любовные романыUntuk pertama kalinya bagi Zefanya untuk pergi ke luar negri. Bukan untuk jalan-jalan, ataupun lomba berkala internasional untuk mewakilkan universitasnya seperti biasanya. Kali ini, untuk pertama kalinya ia akan hidup di negeri orang yang berjarak...