Perjalananku ini ternyata cukup memakan seluruh energi yang ada. Sangat melelahkan. Kurang lebih dari sekitar 25 jam penerbangan aku sama sekali tidak bisa tidur dengan nyenyak seperti biasanya. Aku memang bukan tipe orang yang bisa untuk mudah tidur di mana saja, terlebih di transportasi publik seperti pesawat. Aku lebih suka menghabiskan waktuku untuk membaca buku, atau mendengarkan musik dari Ipod kesayanganku, atau yang lebih menyenangkan lagi adalah berbincang-bincang dengan penumpang lain yang duduk disebelahku. Pilihan terakhir adalah yang paling ampuh untuk membuang segala rasa bosan selama di perjalanan, terlebih lagi jika penumpang tersebut sangatlah komunikatif sehingga kami dapat bercerita mengenai hal apapun.
Tapi, perjalanan kali ini berbeda. Satu satunya penumpang yang duduk disebelahku adalah laki-laki dengan tingkat kesibukan dan kebisuan yang tinggi. Selama perjalanan ia hanya sibuk dengan Ipadnya yang kuyakini adalah dia sedang sibuk mengerjakan pekerjaannya. Pertama kali aku melihat wajah pria itu, jujur saja, rasanya seperti sedang ketiban durian runtuh. Bagaimana tidak, pria yang akan duduk disebelahku adalah pria tampan dengan tubuh yang tegap dan yang pasti dia sangat mempesona. Aku berani bertaruh bahwa pria ini adalah warga Negara asing, atau tidak minimal ia merupakan warga keturunan Indonesia-Kaukasian.
Dua jam pertama, saat pesawat kami harus transit di Singapura aku habiskan untuk mendengarkan lagu-lagu kesuakaanku di Ipod. Aku masih belum berpikir untuk menganggu kesibukan pria disebelahku itu hanya untuk mengobrol denganku. Kami sampai di Changi Airport pukul 11:21 waktu setempat, sedangkan pesawat yang akan kami naiki untuk ke Narita, Tokyo berangkat pukul 6 pagi. Selama rentang waktu yang ada aku putuskan untuk memberi kabar kepada orang rumah, terutama mama.
"Zefa baru sampai Singapura, Ma."
"Pesawat kamu selanjutnya jam berapa, Sayang?" Tanya mama di ujung telpon sana.
"Jam 6 pagi."
"Mama udah kangen sama kamu, Nak." Aku terkekeh. Baru dua jam berpisah tapi mama nya sudah rindu. Zefa juga kangen sama mama, balasku dalam hati.
Setelah berbasa basi dengan mama di telpon, aku tak tau lagi harus melakukan apa. Ku edarkan pandanganku ke seluruh ruangan, dan pilihanku jatuh kepada pria yang duduk disebelahku itu yang kini sedang duduk di bangku paling kiri didepanku. Pria itu masih dengan khusyuk memperhatikan layar Ipad-nya itu, lalu sesekali menerima telpon entah dari siapa yang pasti aku yakin mereka membicarakan mengenai pekerjaan. Suara berat dan seraknya seakan menghipnotisku. Logat british yang kental membuatku ingin mengeluarkan air liur, saking mempesonanya. Ya tuhan, malaikat ternyata pandai ber- bahasa inggris toh, aku menertawai komentar konyol yang kubuat sendiri.
Entah sudah berapa lama aku memandangi malaikat berwujud manusia itu. Wajah seriusnya, kedipan matanya, naik turun jakunnya, bahkan gerakan bibirnya sangat menyita segala indra yang ku miliki. Pengelihatanku terpuaskan karena memandang wajah tampannya. Penciumanku terlena dengan wangi manly dari parfum pria itu. Pendengaranku dipenuhi dengan suara baraton serak miliknya yang sexy itu. Dia memang benar-benar ciptaan tuhan yang sempurna.
"What are you looking at, Miss?" suara berat dan serak itu terdengar di telingaku. Mata tajamnya melirik kearahku. Sejurus kemudian, entah kenapa ada yang tidak beres dengan jantungku. Sekarang ia berdetak dengan cepat sekali.
"Nothing." Elakku langsung dengan gelengan. Aku langsung merutuki kelakuanku tadi. Pria itu hanya membuang pandangannya kembali ke layar Ipad kesayangannya itu.
Aku mendesah lega karena pria itu tak bertanya lebih lanjut mengenai kelakuanku yang mencurigakan itu. Aku ini hanya perempuan biasa, yang mudah luluh dengan laki-laki tampan, dan lelaki romantis. Jadi jangan salahkanku sepenuhnya atas hal itu, mengerti?
YOU ARE READING
Love Hurts
RomanceUntuk pertama kalinya bagi Zefanya untuk pergi ke luar negri. Bukan untuk jalan-jalan, ataupun lomba berkala internasional untuk mewakilkan universitasnya seperti biasanya. Kali ini, untuk pertama kalinya ia akan hidup di negeri orang yang berjarak...