BAB VII: Badai Pasti Berlalu?

17 0 0
                                    

Selama perjalanan Allan hanya diam memfokuskan diri dengan jalanan yang ada dihadapannya. Aku tau, dia sedang memberikan aku ruang untuk memikirkan segala permasalahan yang sedang terjadi diantara aku dan Ravien.

"Allan..." panggilku memutuskan kesunyian yang terjadi.

Allan menolehkan kepalanya menghadapku, "yes?" aku memandang Allan ragu, apakah aku harus menceritakan semuanya. Tapi aku juga tau bahwa aku secara tidak sengaja menyeret Allan kedalam masalahku dengan Ravien.

"Aku tau, didalam hati kamu sedang mempertanyakan mengenai apa yang sebenarnya terjadi diantar aku dengan Ravien..." Allan masih memandangku dengan tatapan hangat seperti biasanya, dan sekali-kali memandang kearah jalanan.

"Dan aku tau pula, bahwa aku berhutang penjelasan kepadamu, terlebih lagi tanpa sengaja aku menyeretmu kedalam masalah kami." Kataku memulai untuk mencoba mencari cara untuk menjelaskan permasalahan ini.

Allan dengan sigap langsung menghentikan mobil kami dipinggir jalan yang terlihat agak sepi dengan pemandangan pepohonan pinus. "Tidak usah dipaksakan kalau memang kamu belum siap untuk menjelaskan semuanya. Aku akan tetap ada disini, membantumu semampuku..."

Perasaanku mulai sedikit membaik ketika Allan mengelus puncak kepalaku, layaknya seorang kakak yang senantiasa menjaga adik perempuan kecilnya. "...ya meskipun dengan cara aku harus berurusan dengan Big Boss yang super galak, dan terancam kehilangan pekerjaan dalam waktu dekat ini." candanya yang langsung kusambut dengan tawa.

Aku selalu tau bahwa aku memang selalu dapat mengandalkan Allan untuk membuat suasana hatiku menjadi lebih baik, seperti yang selalu Rafa lakukan ketika aku sedang merasa sangat tidak baik. Aku menatap Allan dengan sangat bersyukur bahwa aku memutuskan untuk pergi keacara berkemah ini dengannya.

"Ravien memeluk wanita lain." ternyata lidahku bertindak lebih cepat daripada otakku. Allan memandangku sambil mengerutkan dahinya, bingung. "Semalam, saat aku menunggunya selama 2 jam di restaurant yang ia janjikan, ternyata ia sedang asik bermesraan dengan wanita lain di apartment-nya."

Allan diam memberikanku kesempatan untuk menceritakan semuanya. Tanpa terasa semua rahasiaku dan Ravien kuceritakan satu persatu, mulai dari awal bagaimana pertemuan kami hingga segala drama yang terjadi diantara kami berdua.

"Wow. Aku seperti sedang mendengarkan dongeng romansa fiksi yang laris di toko buku..." adalah komentar pertama yang keluar dari mulutnya. Aku hanya bisa tersenyum masam, andaikan aku bisa berharap bahwa hal itu memang hanyalah karangan fiktif, dan bukan hal yang terjadi dalam kehidupanku yang sebelumya monoton ini.

"Aku pun berharap apa yang terjadi sekarang hanyalah mimpi. Dan, ketika aku terbangun, aku masih berada di Indonesia."

Allan tersenyum kecil, "Segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan adalah Takdir. Dan, tidak ada yang dinamakan Takdir buruk. Hanya kembali bagaimana manusia menjalaninya, dan mengambil pelajaran darinya." Raut wajahnya terlihat serius.

"Berikan Ravien kesempatan untuk menjelaskan. Terasa tidak adil bukan, jika kamu terus menghakimi dan menghukumnya tanpa mendengarkan pembelaannya?" Allan masih terlihat serius, seperti seorang kakak menasehati adik kecilnya. Memberikan penjelasan paling masuk akal yang disetujui oleh hati kecilku.

Aku mengangguk setuju. Aku merasa seperti wanita jahat jika memang tidak memberikan Ravien kesempatan menjelaskan. Dan, ya aku tau jika melarikan diri darinya tidak akan pernah menyelesaikan masalah.

Kita berdua melanjutkan perjalanan dengan perasaanku yang sedikit lebih ringan. Aku akan menghadapi Ravien ketika acara ini selesai. Aku hanya berharap Ravien tidak datang dan mengacaukan acara kantor ini, karena jika itu terjadi maka aku akan merasa bersalah karena secara tidak langsung telah menyeret dan menghacurkan liburan banyak orang.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 16, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Love HurtsWhere stories live. Discover now