Chapter 12. Rafael Berubah?

25.3K 2K 32
                                    

Flashback dimulai.

Malam sebelum kejadian di kelas.

"Intinya, gua cuma nanya ke cewek lo, apa dia bener-bener naksir sama lo, atau enggak."

Saat ini, Rafaels sudah berada di dalam kamar Reyhan. Setelah menenangkan emosinya yang meluap, Rafael akhirnya datang pada Reyhan dan meminta penjelasan.

Rafael duduk di tepi kasur Rey, sementara Rey duduk di kursi meja belajarnya.

"Terus, apa jawaban Amira?" tanya Rafa.

Reyhan mengatakan pada Rafael bahwa ia bertanya pada Amira, tentang bagaimana sesungguhnya perasaan Amira pada Rafael.

Rey juga bertanya apakah Amira benar-benar menyukai Rafael, terlebih mereka baru beberapa hari saling mengenal.

"Dia jawab iya," ucap Rey.

"Terus?" tanya Rafael.

"Yaudah, gitu doang, gua gaktau kenapa habis itu cewek lo nangis," ucap Reyhan.

Rafael mengernyit. Amira menangis karena Rey menanyakan hal tersebut?

"Lagian lo juga ngapain si Rey nanya-nanya begitu?" ucap Rafael menyalahkan Reyhan.

Reyhan berdecak kesal. "Emang apa yang salah Fa? kan dia tinggal jawab aja."

"Tapi Amira bisa aja gak terima dengan pertanyaan lo," ucap Rafael.

"Yaudah, yaudah, kalo emang dia gak suka gua nanya gitu, nanti gua minta maaf," ucap Reyhan.

Rafael kini bersandar di kepala kasur. Ia menghela nafasnya panjang.

Sesungguhnya, Rafael mengerti kenapa Reyhan menanyakan hal tersebut pada Amira. Rafael hanya berlagak tidak paham demi membela Amira.

"Rey," panggil Rafael.

"Hm?"

"Apa lo.. curiga sama Amira?' tanya Rafael.

Kini saudara kembar itu saling menatap. Bahkan tanpa perlu berucap, keduanya seolah bisa membaca pikiran masing-masing.

Rafael terdiam merenung. Ia mengingat hal yang sering ia alami dulu. Hal yang membuat Reyhan selalu khawatir ketika ada perempuan yang jatuh cinta padanya.

"Rey, gua kan udah bilang sama lo, Amira itu beda, dia beneran naksir sama gua, dia bahkan dateng duluan ke gua," tutur Rafael.

Mendengar itu, Reyhan menghela nafasnya pelan. Entah kenapa, semua tetap terasa aneh baginya.

Kenapa Amira begitu tersentak ketika pertama kali tahu bahwa Rafael memiliki kembaran? bukankah itu sudah cukup menunjukkan bahwa Amira salah orang? batin Reyhan.

Rey menatap Rafael. Rey dapat melihat rasa percaya dan rasa yakin di mata kembarannya. Apakah jika Rey mengungkapkan apa yang ia pikirkan, semua itu akan luntur seketika?

Jika begini ceritanya, Reyhan menyerah. Ia akan menyerahkan semuanya pada Amira. Semua resiko dari apa yang Amira lakukan.

"Yaudah, gua gak curiga lagi sekarang." ucap Reyhan akhirnya.

Flashback selesai.

***

Di dalam kelas.

Amira dan Rafael masih berada di dalam kelas, hanya mereka berdua.

Amira memegang tangan Rafael yang mengangkat dagunya. Ia menatap Rafael dengan kedua matanya yang basah.

"Maaf.." ucap Amira, tak tahu harus bagaimana.

Rafael begitu marah pada Amira karena memutuskan hubungan mereka secara sepihak. Kini untuk pertama kalinya, Amira melihatnya, Rafael yang sedang marah.

Endless ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang