Simpati

49 31 5
                                    

      Happy Reading


"Gue mungkin tahu yang Lo rasain,karena gue  juga pernah ada Di posisi lo"

*Sastra Bluey Sindra*


    Setelah bel berbunyi,gue dan teman gue mampir ke cafe milik om gue yang ada di Bandung ini.  Sastra yang termasuk orang baru di sekolah ini sudah memiliki teman,tetapi belum terlalu terbuka karena mungkin saja,mereka hanya berpura-pura.
Hampir menjelang sore,kami memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing.saat diperjalanan sastra mendengar suara jeritan wanita,sastra pun turun dari motor dan menghampirinya.

"Ah..bangsat kenapa Lo balik lagi sih anjing"teriak sang gadis

   Sastra yang penasaran pun semakin mendekat.sastra sengaja menepuk bahu sang gadis agar melihatnya.
Baik sastra dan puisi sama-sama terkejut.

"Lo...Lo ngapain disini"seru puisi setengah berteriak.

"Lo yang ngapain disini,nangis lagi"lanjut sastra

"Diam Lo"maki puisi

"Gue mungkin tahu apa yang Lo rasain,karena mungkin gue juga pernah ada di posisi lo"lanjut sastra

"Lo gak tahu apa-apa,jangan bertindak seolah Lo tahu segalanya"maki puisi lagi

"Well gue cuma SIMPATI sama Lo Puisi Inggrid Lurk"

"Gak usah sok simpati,kita baru aja ketemu sekali,apa mungkin Lo cuma manfaatin gue nantinya"

"Gue gak punya niatan kayak gitu,udah ayo"lanjutnya seraya menghapus sisa airmata puisi dan menarik pergelangan tangannya.

Deg..
Jantung puisi Jedag jedug

"Mau kemana sih"seru Puisi

Hening

"Mau kemana"lanjutnya berteriak

"Hotel"

Plak..plak
Puisi mengeplak punggung belakang sastra.

"Gak mau...mami tolongin puisi,dia jahat mami huaaa"

Berisik banget sih orang gila ini,batin sastra

"Mami...papi..."

Sastra yang tidak tahan pun langsung menyumpal mulut puisi dengan tangannya.

"Gue cuma mau ngantar Lo pulang,ayo naik"

"Ini alamatnya,siapa tahu gue ketiduran"lanjut puisi seraya menyodorkan hapenya.sastra yang pintar pun langsung bisa menghafal alamat tersebut.

Puisi pun langsung naik ke motor sastra dan tanpa sadar memeluk pinggang sastra dan terlelap disana.
Sastra diam -diam mengembangkan senyumnya

Mungkin Lo orang yang dulu puisi,maafin semuanya ya,batin sastra lagi.

Mereka sampai di kediaman Lurk,sastra yang bingung cara turun pun hanya menunggu puisi terbangun,hampir satu jam mereka diatas motor,tetapi puisi tak kunjung bangun.

Sastra PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang