Kegagalan puisi, Maybe?

21 11 2
                                    

    "Aku melepasmu Halan,dan buatmu yang sudah kulepas jangan pernah kembali"

*Amira Naya*

Happy reading


        Hari ini pernikahan Amira dan halan akan dilaksanakan,seluruh keluarga dekat telah hadir tema pakaian pernikahan mereka berwarna pink,pilihan warna dari puisi, tidak ada yang mempermasalahkannya.            

   Hari ini semua orang terlihat sangat menawan, mata puisi tidak bisa beranjak dari sastra, yang hari ini sangat tampan dengan setelan jasnya.

"Kedip Woi"kata Dytia yang melihat puisi tak berkedip memandang sastra.

"Anjir Lo,kaget gue"

"Haha,makanya kedip"

"Iya iya, gue mau nemuin Amira diatas Lo ikut?"tanya puisi dan dibalas dengan anggukan kepala oleh Dytia.

Puisi dan Dytia beranjak dari tempat tadi dan hendak menemui Amira di lantai atas mereka berpapasan dengan sastra dkk, semua teman sastra tak bisa menghilangkan pandangan dari puisi dan Dytia yang sangat tampil menawan malam ini. Disini ada Sastra,Andika dan Darta, Arafa tidak ikut karena ada urusan katanya.

"Kedip Woi,gue tahu gue cantik"ungkap puisi dengan PD nya

"Biasa aja"lanjut sastra. Tentu sastra berbohong malam ini dirinya danagt terpukau akan kecantikan puisi.

"Sirik Lo"

"Yuk Dyt"lanjut puisi sambil menggandeng Dytia.

  Hari ini sungguh puisi tak bisa membayangkannya, Amira sepupu yang paling disayanginya akan menikah. Kaki mereka telah sampai di lantai atas dan mereka tersenyum ketika melihat Amira yang tampil sangat cantik malam ini.

"Ciee, yang mau sah"kata puisi dengan tetes air mata bahagia di pipinya

"Jangan nangis si"lanjut Amira dengan mata yang berkaca kaca.

"Lo jangan nangis,nanti make up Lo luntur"lanjut puisi dengan terkekeh.

"Udah ah,kenapa pada mewek sih"sambung Dytia dan memeluk kedua orang yang disayanginya.

"Selamat Amira"lanjut puisi.  Mudah-an apa yang gue pikirin gak terjadi Amira,gue benar benar takut lanjutnya dalam hati.

  Semua keluarga dan kerabat terdekat sudah berkumpul di aula pernikahan. Semua tampak menawan malam ini.

Amira sudah turun dari lantai atas untuk menemui Halan.

Semua mata tertuju pada gadis manis ber hijab itu. Sampai Amira sudah tiba di samping Halan tanpa mereka sadari.

"Apakah semua sudah siap?"tanya pak penghulu

"Siap" lanjut kedua orang tua dari kedua belah pihak.

"Bismilah saudara Halan Nasa saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan saudari Amira Naya dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai"

"Saya terima nikah dan kawinya  Amira.."ucapan itu menggantung yang membuat.

"Silahkan lebih refleks, kita ulangi"

"Saudara Halan Nasa saya nikahkan dan kawinkan engaku dengan saudari Amira Naya dengan seperangkat alat sholat di bayar tunai"

Halan berdiri tanpa melanjutkan kata penghulu tadi dan berkata

"Gue gak bisa nikahin dia"

Semua syok dan saling pandang, ada apa ini?

"MAKSUD LO APA?"bentak puisi yang ikut berdiri dan menghampiri halan

"gue gak bisa nikahin dia"

"WAW TUAN NASA ADA APA INI?,KENAPA MENDADAK SEPERTI INI?"bentak puisi lagi.

"Lo gak usah ikut campur"

"APA LO BILANG?
SETELAH INI GUE GAK BISA IKUT CAMPUR
NGOTAK ANJING
LO GAK SADAR SIAPA YANG DULU YANG BERUSAHA MENYURUH AMIRA BUKA HATI
GUE ORANGNYA,
DAN DENGAN SEENAK JIDAT LO BILANG GUE GAK IKUT CAMPUR, DIMANA OTAK LO KETUA OSIS YANG TERHORMAT"

"LO GAK SADAR AMIRA GAK PERNAH NERIMA LO, TAPI GUE YANG SURUH AMIRA BUAT BUKA HATI DIA DAN SEKARANG SEMUA UDAH TERJADI DIA JATUH CINTA SAMA LO"

"DIMANA HATI LO,KENAPA LO LAKUIN INI, PUNYA OTAK GAK LO"

plak  plak

Halan menampar puisi,semua orang disana memandang aneh kepada Halan. Puisi hanya tersenyum remeh dan lanjut berkata

"KALAU EMANG LO GAK BISA NIKAH SAMA DIA BILANG ALASANNYA,ATAU ADA ORANG KETIGA DISINI?,,BILANG BIAR GUE HAJAR ORANG ITU" Puisi menyeret Amira yang menangis ke hadapan Halan.

"TAPI JANGAN SAKITI GADIS INI,JANGAN" bentak puisi sambil menangis dan berjongkok dihadapan Halan yang masih diam membisu.

Semua terkejut melihat puisi yang sepertinya rapuh hati ini,baru kali ini mereka melihat puisi seperti itu,bahkan orangtua puisi menangis melihat putri mereka seperti itu.

"GUE MOHON TARIK UCAPAN LO" lagi dan lagi puisi menangis.

"Gue gak bisa"

"Anjing emang Lo"

Plak

Puisi menamparnya, Halan ingin menampar puisi tapi seseorang menahan tangannya.

"CUKUP, GAK USAH NAMPAR DIA BRENGSEK
UDAH
SEMUA GAK PERLUH ADA LAGI PEMBAHASAN,TERSERAH DIA MAU GIMANA, DAN BUAT KAMU... " Amira tarik napas dalam dalam dan berucap kembali.

"AKU MELEPASMU HALAN,BUATMU YANG BENAR BENAR KULEPAS JANGAN PERNAH DATANG KEMBALI, SILAHKAN PERGI PINTU DISANA"lanjut Amira dengan air mata masih tersisa. Dan halan beranjak dari sana.

Puisi datang menemui Amira dan berjongkok

"Maafin gue Amira,gue gagal jaga Lo,kisah gue hampir sama kayak Lo,maafin gue,harusnya gue gak suruh Lo buka hati buat dia,harusnya Lo yang gue dengerin,maafin gue"

"Ini bukan salah kamu puisi,ayo berdiri kamu gak pantes kayak gini,you are the best my sepupu" puisi bangkit dan langsung memeluk Tante Susan orang tua dari Amira.

"Maafin puisi Tante,puisi gagal,kisah ini terjadi lagi"kata puisi sambil sesenggukan di pelukan Tante Susan,ibu dari Amira itu hanya menggeleng tak sanggup melihat puisi serapuh ini.

Maaf puisi,batin seseorang disana.

  Hari ini semua menangis melihat ini,semua terdiam memikirkan diri masing masing. Puisi yang tidak tega melihat semua seperti ini beranjak dari sana, sastra yang melihat puisi pergi mengikutinya.

"KENAPA? MAAFIN GUE BUAT KALIAN SEMUA KECEWA KHUSUS BUATLO AMIRA GUE MINTA MAAF
GUE BODOH
GUE GAGAL MENJAGA LO
GU GAGAL,INI KEGAGALAN GUE,
GUE BENCI DIRI GUE SENDIRI
HIKS HIKS"puisi lagi dan lagi menangis.

"Lo hebat, Lo hebat puisi"

"Gak sas,gue bodoh,gue percaya sama Halan yang brengsek itu,hiks hiks"

Sastra membawa puisi kedekapannya,puisi tidak menolak dia membalas pelukan itu. Puisi tertidur di pelukan sastra. Puisi melingkarkan tangannya di pinggang sastra. Hari ini sungguh melelahkan.

Gimana part ini?

Kasih vote sama koment ya❤️





  




Sastra PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang