20. Kemarahan Raka [revisi]✔️

928 83 0
                                    

Happy reading💕

"Syut sayang tenang, ini Abang. Ga ada yang bakal bunuh Rananya abang. Ga ada yang bakal nyakitin Rana. Ini Kananya Rana. Abang ada disini." ujar Kana sembari memciumi puncak kepala adiknya. Rana didekapannya menangis semakin menjadi membuat Kana semakin erat mendekap adiknya.

"Tenang, ada Abang di sini. Ada Abang. Abang ga bakal biarin Rana sakit lagi." ucapnya.

Pangeran pun datang dan berlari mendekat. Ia pun menepuk pundak Kana yang tengah kalut, Pangeran pun ikut menenangkan Rana.

"Princess tenang ya, ada Prince di sini. Prince kan dokter jadi ga akan biarin princess kanapa-napa." Ujar Pangeran memeluk Rana dan memeriksa denyut nadinya. Setelahnya ia menyuntikkan obat penenang yang membuatnya tertidur.
Pangeran pun menghapus darah yang keluar dari hidung Rana.

Semua orang terkejut melihat kedatangan CEO muda dari Silalahi' corp ini. Awalnya mereka bertanya-tanya ada urusan apa dia datang ke sini?

Namun, saat ia melihat Raka memeluk dan menenangkan Rana, membuat mereka tersadar dan mengetahui bahwa Rana, orang yang mereka gunjingkan merusak hubungan orang adalah adik seorang yang terkenal di dunia bisnis yang berarti anak dari seorang  Morgan Silalahi, orang yang tak akan tinggal diam bila keluarganya diusik.

Rima pun menjadi resah, dan takut saat mengetahui siapa Rana sebenarnya. Apa yang akan terjadi padanya nanti?

Pangeran telah membawa Rana ke rumah sakit yang disetir oleh Alex. Pangeran memangku kepala Rana sembari mengelus rambutnya, ia takut sepupunya ini kenapa-napa. Takut trauma yang kambuh akan menambah sakit yang diderita Rana.

Lexa masih di kolam renang, ia menjelaskan apa yang terjadi tanpa ia kurangi tanpa ia lebih-lebihkan, ia menjelaskan apa yang terjadi pada Rana.

"SIAPA YANG BERANI-BERANINYA MELUKAI ADIK SAYA!!" teriaknya menggelagar membuat nyali orang yang berada di sana menciut.

Rima pun semakin ketakutan ia mencoba menyelip berjalan mundur ingin kabur dari sana. Ia menyumpahi dirinya sendiri yang sangat bodoh dan gegabah. Ia pun tak tahu apa yang akan terjadi padanya kedepannya setelah ini.

Tidak ada yang berani menjawab semuanya masih terperangkap dalam keterkejutan mereka masing-masing.

Pak Dono pun menjelaskan kalau Rana tak sengaja terjatuh, tersenggol oleh Rima.

Raka langsung menatap keji ke arah Rima membuat Rima bergetar ketakutan. Kalau bakal begini kejadiannya, ia tak akan pernah mengusik Rana. Sungguh ia menyesal, namun semua itu telah terlambat.

Mata Raka memerah menatapnya tajam juga rahangnya mengeras menandakan ia sangat emosi dan marah besar.

Raka langsung mendorong Rima hingga membentur tembok. Ia langsung mencengkram kuat leher perempuan yang telah berani melukai adik kesayangannya.

"Berani sekali kau melukai adikku. Kau memang pantas mati!" tugasnya dingin bagaikan suara maut yang berdenging dipendengaran Rima.

Wajah Rima memerah menahan sakit juga napasnya yang tersengal-sengal. Ia memukul-mukul tangan kekar itu tidak membuatnya bergeser malah semakin erat.

"Bang hentikan, Bang. Lo bisa membunuhnya." teriak Lexa mencoba meghentikan kemarahan Raka.

"Orang yang melukai adikku pantas mati. Dia hampir membunuh adik gue!" balasnya tajam kalau Raka telah menggunakan bahasa non formal saat marah menandakan bahwa ia benar-benar sangat marah.

KaTing  (Proses Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang