Lucas, seorang Playboy yang punya banyak pacar. Tiga uke bersatu untuk membalas kelakuan Lucas dan meminta Winwin untuk membuat Lucas Patah hati.
Lucas x Winwin
Lucas x Ten
Lucas x Yuta
Lucas x Hendery
Saat ini langit begitu cerah. warnanya biru begitu mempesona. Lucas akan datang ke rumah Winwin memberi kejutan untuk menyatakan cintanya. sebelumnya tak lupa ia membeli sepasang cincin untuk ia dan winwin.
ia bergegas melaju mobilnya menuju rumah winwin.
setibanya di sana, lucas parkirkan mobilnya di luar gerbang.
Lucas berjalan pelan menuju pintu rumah winwin. dan ia melihat pintu itu terbuka sedikit.
Lucas mendorong pintu itu, ia melihat empat orang duduk di ruang tamu. satu orang diantaranya adalah orang yang telah mencuri hati lucas begitu dalam. dan tiga lainnya teman dan mantan-mantan pacarnya. Lucas mendengar percakapan ke empat orang itu.
"Sekarang saatnya kamu buat lucas patah hati." ucap taeyong pada winwin.
"oh, jadi ini semua permainan kalian?" ucap Lucas yang sontak mengejutkan ke empat orang tersebut.
"lucas..." gumam winwin.
"oke, kalian menang!" Jawab lucas, lalu ia melanjutkan "jujur, aku benar-benar mencintaimu win. dan sekarang kamu berhasil mematahkan hatiku."
Lucas pun berlalu pergi meninggalkan mereka yang terpaku di tempat.
Tidak lama setelah itu, Taeyong, yuta dan ten bersorak atas kemenangannya.
Tanpa mereka sadari, Winwin yang termenung membungkam suara.
🍹🍹🍹
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🍹🍹🍹
Pagi ini, Winwin duduk terdiam di bangkunya. ia termenung menatap ke arah luar jendela. entah sudah berapa banyak kenangan yang berlalu lalang di kepalanya.
Semua masih begitu jelas dalam ingatannya. otaknya menolak untuk melupakan, hatinya menolak baik-baik saja.
Lamunannya semakin dalam ketika ia teringat akan hatinya yang hancur lebur karena permainannya sendiri.
Yuta menarik nafasnya dalam-dalam dan ia menatap lekat winwin yang berada di sebelahnya. ia bingung atas sikap winwin yang tak biasa.
Sementara di SMA Hanlim, Lucas duduk melamun di bangku taman sekolah sendirian dengan memakai earphone di telinganya.
Sejak kenyataan yang di dengarnya kemaren, perang antara logika dan rasa, benar-benar membuatnya menderita.
bagian terlembut dalam dirinya masih ingin bertahan dan memaafkan. tetapi sisi paling masuk akal lucas juga enggan dipermainkan. Lagi-lagi pergelutan itu memporak-porandakan hidupnya.
