Riksa pun merangkak ke arah Siska yang sedang duduk di ranjang. Jarak antara palang pengikat dengan ranjang Siska relatif cukup jauh sehingga Riksa perlu butuh waktu lama untuk sampai ke sana. Riksa yang merangkak cukup lama membuat Siska merasa kesal juga.
"Lama banget sih, sayang. Merangkak aja kayak siput. CEPAT SAYANGG," bentak Siska
"Iya, sayang" jawab Riksa sembari merangkak.
Mendengar Riksa yang masih memanggilnya dengan sebutan "Sayang", Siska pun mengambil cambuk dan mulai mencambuk Riksa. CTAARRR
"Tadi lu panggil gue apa, Sayang?" tanya Siska dengan tegas
"Maaf, Sayang. Eeeeh Mistress Siska. Maaf saya khilaf, Mistress" ucap Riksa dengan nada menyesal.
"Bagus, Sayang. Sekarang lu sudah paham. Good Boy." balas Siska dengan nada merendahkan.
Akhirnya Riksa pun sampai di depan ranjang Siska. Terlihat Siska sedang duduk tenang bak seorang Ratu di kerajaan (dan tentunya Riksa seperti babu. wkwkwkw). Siska pun mulai menyodorkan kakinya ke muka Riksa.
"Sekarang lo jilat kaki ini, Sayang. Jangan membantah atau gue pukul lo lagi." perintah Siska bak seorang Ratu tirani.
"Baik, Mistress Siska." balas Riksa menurut.
Riksa pun akhirnya menjilat kaki Siska dengan perlahan. Siska pun merasa aura Dominant-nya menjadi semakin meningkat ketika Riksa menjilat kakinya. Siska yang awalnya tidak suka menjadi dominan pun akhirnya mengakui juga dia suka menjadi dominan.
"Begini ya rasanya menjadi Dominan dalam sebuah relationship" ucap Siska dalam hati.
Siska pun akhirnya menjambak lagi rambut Riksa. Siska pun memaksa Riksa untuk mempercepat jilatannya.
"Cepat, Sayang. Kakiku tidak bisa membersihkan dirinya sendiri," perintah Siska
Namun tindakan tersebut tentunya membuat Riksa menjadi tersedak. Melihat Riksa yang tersedak, Siska pun merasa tak tega. Akhirnya Siska pun melepas jambakannya dan menyuruh Riksa untuk menjilatnya pelan saja.
"Maaf sayang. Pelan-pelan saja. Jangan dipaksa." ucap Siska sembari memelankan suaranya.
"Iya gapapa kok. Uhhhuk uhuuk." jawab Riksa sembari terbatuk-batuk.
Riksa pun menjilat setiap inci dari kaki Siska dari ujung tumit kaki hingga jari-jari kaki Siska. Telapak kaki Siska pun tak lupa Riksa jilat dengan perlahan. Siska pun meresponnya dengan perasaan geli karena telapaknya dijilat Riksa.
Riksa sebenarnya merasa cukup terhina karena ini. Namun hal tersebut tetap dia lakukan mengingat dia ketahuan selingkuh dengan si Miyu kemarin Sabtu.
Selain itu, Riksa pun tidak punya pilihan lain untuk menurut perkataan Siska. Jika kata-kata Siska tidak dituruti maka Siska akan menghukumnya.
Setelah cukup lama berlangsung ,akhirnya sesi jilat kaki Siska pun selesai. Siska pun merasa puas kakinya telah dijilat sama Riksa. Siska pun akhirnya mengusap kepala Riksa dengan perasaan senang dan bangga.
"Gue bangga sama lu, Sayang" ucap Siska sembari mengusap kepala Riksa.
"Iya, Mistress. Kebahagiaanmu itu kebahagiaanku juga" balas Riksa.
"Okelah kalau begitu. Sudah siap untuk sesi selanjutnya, Sayang?" tanya Siska
"Siap, Mistress" jawab Siska
Siska pun menyuruh Riksa untuk berbaring di ranjang Siska. Siska pun mulai mengikat tangan dan kaki Riksa ke ujung ranjang.
(HAYOOO MAU APA TUH? Mau tau apa yang dilakukan Siska nantinya? Tunggu ya!!)
-BERSAMBUNG-
KAMU SEDANG MEMBACA
Siksa Riksa [Fanfic Riksa x Siska]
RomanceSiska melihat Riksa berduaan dengan Miyu, mantan Riksa. Siska yang merasa kesal pun akhirnya merencanakan hukuman yang pantas kepada si Riksa. Sanggupkah Riksa bertahan dari murkanya Siska? Mengandung unsur sadis dan masokis. Buat yang dibawah umu...