Murka dari Siska (Extended Part 3)

358 5 1
                                    

Kemudian sesi berikutnya dimulai. Siska pun meminta Riksa untuk berbaring di ranjangnya. Siska pun mengambil sebuah cutter yang ada di laci kamarnya. Kemudian Siska pun mulai menggoreskan cutter tersebut ke badan Riksa. 

Sontak Riksa pun kaget dan mengaduh kesakitan.

"Agggghhhh sakit, Mistress. Jangan gores tubuh gue pake cutter dong, Miss" ujar Riksa sembari memohon kepada Siska

"Melarangku, hah?" tanya Siska sembari menggoreskan cutter itu lebih dalam lagi.

"Enggak ehhh enggak. Maafkan gue, Mist. Ahhhhh" ucap Riksa sembari menahan rasa sakit

"Bagus deh akhirnya lu paham juga. Setiap bantahan yang aku dengar dari mulutmu yang buaya itu, akan kuberikan siksaan yang lebih menyakitkan. Emang enak permainin hati cewek gitu" balas Siska

"Iyaaa, Mist. Gue nyesel banget menduakan Mistress. GUEEEE NYESELL BANGETT." sesal Riksa.

Melihat Riksa yang merasa menyesal dan mengakui perbuatannya membuat Siska sedikit tak tega. Namun hal tersebut dia sembunyikan karena Siska ingin memberikannya pelajaran yang sangat berharga buat Riksa.

Siska pun mulai mendekati telinga Riksa dan mulai berbisik di telinganya.

"Okelah kalau lu menyesal begitu. Tapi hukumanmu tetap berjalan. Jadi bertahanlah, sayang. Gue begini karena cinta sama lo." balas Siska sambil berbisik di telinga Riksa.

"Iya, Mistress. Gue tahu itu." jawab Riksa

Siska pun mulai menjauh dari telinga Riksa dan mulai menegaskan kembali tujuannya kepada Riksa.

"Okelah kalau begitu. Sekarang gue bakal siksa lo terus sampai gue puas dan lu jangan sekali-sekali melawan. MENGERTI?!" ucap Siska dengan tegas

"Mengerti, Mistress" jawab Riksa merespon ucapan Siska.

Sesi hukuman tersebut akhirnya dilanjutkan. Siska mulai menggoreskan cutter-nya berulang kali ke tubuh Riksa. Riksa pun meresponnya dengan teriakan dan rasa sakit. Bahkan tubuh Riksa pun mulai bergetar tidak karuan karena goresan cutter tersebut. 

Setelah sesi menggores tubuh Riksa dengan cutter selesai, Siska pun mengambil sebuah lilin. Siska pun mulai menyalakan api di atas sumbu lilin tersebut. Dengan lilin yang sudah menyala, terlihat cairan lilin sudah mulai menetes setetes demi setetes. 

Tanpa penjelasan sedikitpun, Siska pun mulai meneteskan cairan lilin tersebut ke bagian luka goresan tadi. Ketika cairan lilin yang panas tersebut menyentuh luka goresan tersebut, Riksa mulai bereaksi dengan teriakan dan erangan. Lilin panas yang menempel di luka tersebut tentunya sangat menyiksa tubuh Riksa.

"Mistress, jangan tetesin lagi. Perihhhh. Ahhhhh." mohon Riksa

"Kayaknya lu masih belum mengerti juga, sayang. Sudah berulang kali gue bilang. JANGAN MENGATURKU, PAHAM?!" ucap Siska sambil meninggikan suaranya

"BAIIK, MISTRESS. SAYA PAHAM", balas Riksa

Tetesan lilin yang menempel di tubuh Riksa membuat Riksa menjadi risih, apalagi ketika lilin tersebut mulai mengeras. Lilin yang mulai mengeras membuat Riksa menjadi sedikit sulit bergerak. Walaupun begitu, Riksa tetap bertahan dan menahan rasa sakit yang luar biasa. 

Hal tersebut terpaksa Riksa lakukan karena jika Riksa protes, maka Siska akan menyiksanya lebih gila lagi. Riksa pun juga melihat kamar Siska yang penuh dengan alat-alat penyiksaan yang menurutnya sangat mengerikan. 

Riksa pun mulai menyadari sisi gelap dari Siska. Walaupun Siska adalah seorang satpam yang penakut, namun di sisi lain Siska adalah seorang dominant dalam kondisi tertentu. Siska tak segan-segan menyiksa seorang cowok jika hati Siska disakiti. Saat kondisi hati Siska tersakiti, erangan dan teriakan cowok yang disiksa tidak dia pedulikan. Malahan erangan dan teriakan tersebut bagi Siska adalah sebuah irama untuk mengurangi rasa sakit hatinya. Hal tersebut menjadi pelajaran bagi Riksa untuk tidak bermain-main dengan perasaan seorang perempuan, terutama untuk seorang Siska Leontyne. 

Saat Riksa sedang melamun, tak terasa sesi tetesan lilin dari Siska pun selesai. Akhirnya, Riksa pun dapat bernafas lega untuk sementara waktu.

"Sayang ini hadiah untukmu" ucap Siska yang berada di depan ranjang

CUUUUIIIIIHHHHH. Siska pun meludah di mukanya Riksa

CUUUIIIH. CUUIIIHHH. Ludah Siska pun mulai mendarat di badan dan muka Riksa. 

"Sekarang lu harus bilang apa, SAYANG?" tanya Siska dengan nada meninggi

"TERIMA KASIHH, MISTRESSS" jawab Riksa sembari berteriak

"Good boy" balas Siska sembari mengusap kepala Riksa

Dengan ludahan dari Siska tersebut, berakhir pula sesi penyiksaan Siska terhadap Riksa. Siska pun berhasil memberikan pelajaran berarti kepada Riksa mengenai arti kesetiaan dalam sebuah relationship

-BERSAMBUNG-





Siksa Riksa [Fanfic Riksa x Siska]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang