Mereka akhirnya sampai di tempat yang di tuju, mereka turun dari mobil. Jimin melirik ke papan nama besar tempat itu.
'Bar and Cafe Raxel, bar?? aku belum pernah pergi ke bar sebelumnya, bukannya di bar tempat yang gak aman yah? aku jadi takut.' Benak Jimin
"Ayo masuk." Ajak Taehyung.
Jimin yang takut akhirnya mengikuti Taehyung dan Jungkook masuk ke dalam bar.
"Mbak seperti biasa yah." Ucap Jungkook pada mbak pelayan.
"Ah iya mas, silahkan di tunggu yah. di tempat biasa kan?"
"Iya mbak, makasih."
"Sama-sama."
Mereka berjalan ke sudut ruangan yang sepi dan sedikit gelap.
'Kenapa mereka memilih tempat yang sepi?' Benak Jimin.
Mereka duduk di sofa yang sangat besar.
"Kalian sering ke sini?" Tanya Jimin.
"Iya, setahun ini kita sering hangout bareng di sini, sebenarnya ada beberapa temen yang lain tapi kita gak ngajak mereka karena kan udah ada kamu." Jawab Taehyung.
"Kenapa? kamu takut?" Tanya Jungkook.
"Huh? e-engga."
Jungkook bangun dari tempat duduknya dan duduk di samping Jimin, Jimin sedikit menggeser posisi duduknya karena Jungkook terlalu dekat dengannya.
Jungkook menatap Jimin.
"Kenapa kamu takut banget? kamu tau ekspresi mukamu tuh gak bisa bohong."
"A-aku hanya gugup karena ini pertama kalinya aku datang ke sini."
Jungkook tersenyum dan kemudian memalingkan mukanya.
"Kamu gak usah takut Jimin, kita gak bakal apa-apain kamu. Lagian kita juga baru kenal hari ini." Kata Taehyung menenangkan Jimin.
"Ah iya."
"Kamu belum makan siang kan?"
Jungkook berusaha mengganti topik pembicaraan.
"Ehm, sebenernya aku belum makan dari pagi, karena aku bangun kesiangan hehe."
"Kamu gila yah?"
Jungkook langsung menyerahkan menu kepada Jimin.
"Cepat pilih, aku yang bayar."
"Apa? e-engga usah, aku bisa bayar sendiri."
"Udah gak apa-apa, anggap aja ini ucapan maafku karena kejadian tadi pagi. Maaf yah, keknya kamu tadi kesal banget di lihat dari mukamu."
"Oh Jungkook, tumben perhatian. Biasanya kamu engga begitu apa lagi sama aku." Cetus Taehyung.
"Huh, ngapain aku perhatian sama orang kayak kamu!"
"Dih jahat."
Taehyung langsung murung karena perkataan Jungkook dan dia pun memutuskan untuk memainkan HPnya, sedangkan Jungkook dia tidak peduli dan kemudian memalingkan mukanya ke arah Jimin.
"Udah pesan?"
"Ah belum, tapi biar aku aja yang bayar."
"Enggak, udah ayo cepat pesan."
Jimin akhirnya pasrah dan dia mengalihkan matanya ke menu untuk memilih makanan.
'A-apa, harganya mahal banget! Gila, ini harganya gak salah kan?'
Jimin kaget karena harganya sangat mahal hanya untuk 1 makanan, bahkan 1 makanan itu bisa setara uang makannya selama 1 Minggu. Jungkook melihat Jimin dengan tersenyum karena dia tau Jimin tidak akan bisa membayar.
'Bagus lah si Jungkook ini mau bayarin, uhm.. aku jadi punya ide cemerlang.'
"Aku, pesan ini." Kata Jimin sambil menunjuk ke menu yang cukup mahal.
'Huh, Dia mau manfaatin aku?! Wah liciknya.' Benak Jungkook.
"Ok."
Jungkook menekan bell yang berada di samping meja itu dan beberapa menit kemudian pelayanan datang.
"Iya, ada yang bisa saya bantu?"
"Uhm mbak saya pesan ini 1."
"Ah iya iya, di tunggu yah." Kata Mbak itu dan kemudian beranjak pergi.
"Kamu mau manfaatin aku yah?!"
"Huh? Enggak, ngapain aku manfaatin kamu. yah kalo kamu gak mau bayar aku aja yang bayar sendiri."
"Yah sudah kamu bayar sendiri yah." Kata Jungkook dengan bercanda.
"Yah sudah." Kata Jimin dengan kesal.
'Kenapa dia lucu banget pas marah.' Benak Jungkook.
"Jungkook, kenapa kamu demen banget bikin Jimin marah, kasian nanti dia gak betah temenan sama kita." Kata Taehyung.
"Emang kenapa? terserah aku lah."
"Aduh Jungkook Jungkook, Jimin kalo dia udah kelewatan kamu bisa tampol mukanya, gak usah malu-malu langsung tampol aja yah."
Taehyung memberi saran ke Jimin.
"Ah.. iya..." Jawab Jimin ragu.
Jungkook hanya tersenyum dan menghela nafas berat.
Suasana menjadi sepi dan canggung, selama 5 menit mereka berdiam dan tiba-tiba ada pelayan datang membawakan 2 botol minuman keras, beberapa gelas kecil dan makanan yang di pesan Jungkook saat awal masuk Bar.
"Ini pesanannya, untuk yang tadi baru di pesan sekitar 5 menit lagi akan kami antar yah." Kata pelayan itu sambil menaruh pesanan mereka di atas meja
"Ah iya, makasih mbak." Kata Jungkook.
"Iya, selamat menikmati."
Pelayan itu kemudian beranjak pergi.
"Asik."
Taehyung langsung mengambil 1 botol minuman itu dan kemudian membukanya.
"Jimin kamu harus cobain." Kata Taehyung sambil menuangkan minuman itu ke gelas kecil.
"A-apa? A... Gak usah deh, kalian aja."
"Ayo lah 1 gelas aja."
Setelah di pertimbangkan akhirnya Jimin pasrah dan mengambil gelas itu dari tangan Taehyung.
"Kamu benar-benar anak rumahan? Kamu gak pernah gitu ngelakuin ini sama temen-temen kamu?" Kata Jungkook.
"A-aku, aku emang anak rumahan, emang salah yah? Orang tuaku juga ngelarang aku."
"Aduh, iya iya. Sekarang kamu minum itu."
Jimin sedikit ragu untuk meminum minuman keras itu karena dari baunya saja sangat menyengat dan membuat kepalanya sedikit pusing.
Taehyung dan Jungkook terus menatap Jimin menunggu Jimin minum.
"Kenapa kalian natapinku seperti itu?!" Kata Jimin karena merasa tidak nyaman di tatap oleh mereka.
"Yah kita nungguin kamu minum." Kata Jungkook.
Jimin akhirnya meminum minuman itu, muka Jimin mengernyit karena rasa alkohol itu sangat kuat masuk kedalam hidungnya.
"Ahahaha."
Taehyung dan Jungkook langsung tertawa terbahak-bahak karena ekspresi wajah Jimin.
"Aku merasa sedikit pusing..."
.
.
.
.
.
Ichi ni san nya arilaso 🥰Support aku dengan Vote dan Comment yah
Jangan lupa Vote Comment dan Follow aku yah~🥰
Mar 24, 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Candy | Jikook/Kookmin |
FanfictionJimin yang sangat polos membuat Jungkook bertindak seenaknya. 18+ contains: rape, drama, toxic relationship, yaoi !masih percobaan¡ by: Rachel Tanaya