1. CIS : Who

13 5 0
                                    

Di sebuah ruangan bernuansa putih tampak dua orang dokter yang tengah berhadapan dengan seorang pasien. Salah satu diantara dokter itu pun mengajukan pertanyaan, "Sudah berapa lama sejak terakhir kali Anda menangis atau setidaknya mengeluarkan air mata?"

"Saya tidak ingat."

"Terakhir kali yang Anda ingat?"

"Saat kecil, tapi saya lupa di usia berapa."

"Apa pernah ada trauma di masa lalu?"

Amy terdiam mendengarnya. Ia mencoba mengingat kembali bagaimana dirinya dan apa yang ia alami dimasa kecilnya.

"----Tidak ada."

Dokter itu tampak menghela napas lalu kembali mencatat hasil diagnosis nya di sebuah kertas.

"Aku masih sulit mempercayai ini," dokter disampingnya membuka suara. Wanita bernama Nam Hyesoo itu menatap bingung pada Pasien di hadapannya yang juga adalah adik ipar nya.

"Sudahlah Oppa, Unnie, kenapa juga kalian terus-terusan mengajukan pertanyaan formal padaku? Kalian jelas yang paling tahu tentang diriku." Ucap Amy sedikit kesal.

Kemudian dokter pria ber-nametag Park Jimin melepas kaca mata nya dan menaruh pulpen nya.

Tak!

"Ayolah Amy, tidak mungkin kau bisa tiba-tiba lupa caranya menangis disaat tidak ada yang salah dengan mata atau otak mu! Lagipula manusia mana yang akan lupa caranya menangis? Itu reflek! Sesuatu yang sudah ada di saraf dan otakmu!"

Amy mendengus kesal. Ia bersandar pada kursi dan melipat tangannya.

"Kalau aku tahu aku tidak akan datang kerumah sakit ini setiap minggu nya, Oppa!" Ucap Amy kesal pada dokter pria didepan nya.

Jimin memijit kepalanya pening. Ini sudah kesekian kalinya Amy yang juga adalah adik sepupunya datang kerumah sakit ini untuk berkonsultasi mengenai syndrome aneh yang ia derita. Sesuatu yang tak pernah terjadi didunia kedokteran sebelumnya.

Sampai saat ini hanya Jimin dan Hyesoo saja yang mengetahui tentang kondisi Amy karena jika sampai kondisi nya diketahui para dokter gadis itu pasti akan dijadikan bahan penelitian.

Kim Amy, dia hanyalah seorang gadis biasa berusia 23 tahun yang tidak memiliki hal istimewa. Kecuali kenyataan kalau gadis itu hampir tidak pernah menangis sejak ia kecil. Awal nya Amy hanya menganggap bahwa hatinya sudah tahan banting menanggapi semua keadaan. Hidup tanpa orangtua dan harus berjuang sendirian membuat Amy bahkan tak punya waktu untuk memikirkan segala kemalangan nya. Sejak kecil satu-satunya keluarga baginya hanyalah Park Jimin. Dan sekarang setelah pria itu menikah dengan Nam Hyesoo keluarga Amy bertambah satu orang. Baginya kini hanya mereka berdualah yang bisa ia sebut sebagai keluarga.

Sampai 2 tahun yang lalu sebuah hal buruk pernah terjadi pada Amy. Sebuah keadaan yang membuatnya sangat lelah hingga ingin menangis. Namun, mau sekuat apapun ia berusaha untuk melegakan perasaannya dengan menangis sama sekali tidak ada air mata yang keluar. Dada nya sesak dan matanya perih. Nafas nya tersendat namun ia bahkan tak bisa mengeluarkan suara isakan.

Karena itu Amy kemudian ditemukan pingsan di apartment nya karena sesak napas. Sejak itu kemudian Amy baru menyadari kondisi nya yang sama sekali tak bisa menangis.

Park Jimin yang mengetahui kondisi adik nya terus berusaha untuk mencari penjelasan dalam dunia kedokteran. Namun, ia tak bisa menemukan apapun.

Pada akhirnya Jimin menyebut gejala yang diderita Amy sebagai Cryinsomnia.

"Bagaimana kondisi tubuhmu? Apa kamu masih sesak napas?" Tanya Jimin khawatir. Mengingat kejadian 2 tahun yang lalu ketika Amy hampir mati karena sesak napas membuat Jimin selalu merasa khawatir.

CryinsomniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang