★Selamat Membaca★
"Oppa!"Arkha yang tengah duduk bersandar di kepala ranjang dengan laptop di pangkuannya terperanjat mendengar teriakan itu, ia mendengkus ketika melihat siapa yang tiba-tiba muncul di pintu kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Oretha Yoora Adhyastha, adik perempuan beda 2 tahunnya.
"Berapa kali sih gue bilang, kalau masuk kamar gue itu ketuk pintu dulu" ucapnya sedikit sewot.
Oretha mengabaikan omelan kakaknya, dia kembali bersuara "Opp-"
"Kakak tha, kakak."
Oretha memcibir, ia merebahkan tubuhnya di samping sang kakak "Lahir aja di korea, tapi nggak mau di panggil oppa."
Arkha menatap sinis sang adik.
"Oke-oke, kakak ku yang tampan"
Arkha mengabaikan Oretha, dan kembali sibuk dengan laptopnya. Oretha yang merasa terabaikan mulai berulah. Ia mengguling-gulingkan dirinya di samping Arkha, mencolek-colek tangan Arkha, mengganggu kegiatan sang kakak.
"Tha, please deh. ngapain sih lo?" Tanya Arkha merasa terganggu.
Oretha cemberut, "Ya gue kan cuma mau main sama lo. Nggak asik ah lo mah" ujarnya. Suaranya sedikit serak. Dan Arkha baru menyadari itu.
Arkha menoleh, ia menatap Oretha curiga, memperhatikan adiknya dengan seksama. Ada yang berbeda dengan adiknya.
"Lo abis nangis?" Tanya Arkha melihat kedua mata adiknya yang sembab.
"Ini lo kenapa?" Tanya Arkha lagi, ketika melihat pipi dan sudut bibir Oretha yang memar.
Arkha menutup laptopnya, menyimpannya di atas nakas samping tempat tidur. Ia mengubah posisi duduknya, menjadi duduk bersila menghadap Oretha yang masih berbaring.
Arkha membantu Oretha bangkit dari tidurannya, ia merangkum wajah Oretha, ibu jari nya mengusap pelan pada bagian yang memar. Oretha meringis.
Melihat adiknya yang masih menunduk Arkha kembali membuka suara "Tha, sini liat kakak."
Oretha menatap Arkha, kedua matanya mulai berkaca-kaca.
"A-aku," belum menyelesaikan ucapannya, tangisnya sudah pecah. Oretha menghamburkan diri dan menangis di pelukan sang kakak.
Arkha mengelus punggung Oretha, berusaha menenangkan adik perempuan nya.
Oretha itu sosok gadis ceria yang kuat, yang jarang sekali menunjukan kesedihannya. Bahkan pada keluarganya sekalipun. Tapi kali ini berbeda. Adik kecilnya, kini menangis.
"Kamu kenapa? Mau cerita sama kakak?" Tanya Arkha lembut, ia selalu merubah panggilannya -Aku-Kamu, ketika sedang serius.
"Ada yang nyakitin kamu?" Tanya Arkha lagi ketika adiknya sudah lebih tenang. Kedua tangan Arkha kembali merangkum wajah Oretha, dengan hati-hati menghapus jejak air mata di kedua pipinya.
"Aku baru putusin pacarku" Ujarnya pelan. Arkha mengernyit bingung. Ia diam menunggu adiknya kembali berbicara.
"D-dia dia selingkuhin aku, aku liat dia ciuman sama cewek lain di depan pintu apartemen nya" ujarnya terbata. "Ak-aku samperin dia buat minta penjelasan, dia bilang dia ngelakuin itu karena aku nggak mau di cium dan nggak mau tidur sama dia" lanjutnya, air matanya terus mengalir.
Arkha menghela napas, mengusap pelan memar di sudut bibir adiknya "Luka ini juga karena dia?"
Oretha mengangguk "Dia paksa aku masuk ke apartemennya hiks pas aku mau lari dia nampar aku, di-dia dia juga ngiket tangan sama kaki aku. Dia hiks dia paksa aku lihat dia yang tidur sama cewek lain" jelasnya dengan susah payah.
KAMU SEDANG MEMBACA
VirKha
Teen Fiction[Slow update] Ini hanyalah sebuah kisah sederhana yang tertulis dengan penuh makna, tentang aku, kamu dan rencana semesta terhadap kita. Ketika Alvira Chavali Aldric bertemu sosok pengganggu tampan yang bernama Arkha Adhyastha. -------------- Note :...