★VirKha★
"Sialan" umpatnya.Vira tahu, ia salah karena telah tertidur di saat jam pelajaran sedang berlangsung. Tapi, ia tidak suka ketika guru muda itu membawa-bawa ibu nya perihal kesalahannya saat ini.
Bu nina, guru itu, entah kenapa selalu sinis terhadap Vira. Apapun yang di lakukan Vira, dimatanya Vira selalu salah.
Vira keluar kelas dengan kemarahannya, ia menuruni satu persatu anak tangga untuk mencapai lantai dasar.
Sampai di lapangan ia mendengus. Vira semakin kesal karena cuaca saat ini sangat panas. Ck, yang benar saja!.
Vira mulai menggerakan kakinya untuk berlari mengelilingi lapangan. Ia berkali-kali mengumpat. Vira menyesal karena di kelas tadi ia tidak melawan. Andai saja tadi melawan, pasti tidak akan se-kesal sekarang.
Terlalu larut dalam pikirannya, Vira bahkan tidak menyadari bahwa di sisi lain, lebih tepatnya di jembatan penghubung antar gedung di lantai tiga yang tidak jauh dari lapangan tempat Vira berlari, ada seseorang yang tengah memperhatikan setiap gerak-gerik Vira dalam diam.
Sudut bibirnya terangkat "Apa lagi kali ini?"
Merasa sudah cukup lelah Vira menghentikan larinya. "Persetan dengan dua puluh putaran"
Vira menepi ke pinggir lapangan, mencari tempat teduh untuknya berlindung dari sinar matahari yang semakin menyengat.
Vira mendudukkan dirinya di bawah pohon yang lumayan rindang, Ia menselonjorkan kakinya, tidak peduli dengan rok sekolahnya yang akan kotor karena duduk tanpa alas apapun.
Vira mengatur napasnya, ia mengipas-ngipaskan tangannya ke wajahnya yang memerah dan penuh dengan keringat.
"Minum dulu, Vi." Ujar seseorang menyodorkan satu botol air mineral ke arah Vira.
Vira terperanjat, ia mengalihkan pandangannya ke samping saat indra pendengarannya menangkap suara seseorang di sampingnya.
"Ngagetin aja!" Sewot Vira.
Sosok itu tersenyum, lalu mendudukkan dirinya di samping Vira.
"Ngapain duduk di sini?"
Mengabaikan pertanyaan Vira, ia membuka tutup botolnya, dan memberikannya kepada Vira "Minum dulu"
Vira mendengus, namun tetap menerima air mineral yang di sodorkan laki-laki itu dan meneguk isinya, "Makasih."
"Lo kenapa lari-lari? di Hukum?" Tanya sosok laki-laki yang masih menatapnya itu.
"Lo udah tahu jawabannya."
Laki-laki itu tertawa mendengar jawaban ketus dari Vira.
"Gue lupa nggak beli tisu," Laki-laki itu mengulurkan tangannya menyeka bulir-bulir keringat di kening dan pelipis Vira "Maaf ya"
"Kak," Ia refleks memundurkan kepalanya, menghindar ketika tangan laki-laki itu kembali mendekat. "Kak ih ga usah gue bisa sendiri."
Laki-laki itu tidak menanggapi, namun ia menuruti perkataan Vira -Untuk tidak kembali menyeka keringat gadis itu- "Lari berapa putaran tadi?"
"Bukan urusan lo. Udah sana pergi," usir Vira "Dan makasih untuk minum tadi"
"Lho, kok malah di usir sih?"
"Ya mau apa juga lo di sini? Kaya nggak ada kegiatan lain aja"
Jam pelajaran sedang berlangsung, dan kakak kelas nya ini malah duduk santai di sampingnya seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
VirKha
Novela Juvenil[Slow update] Ini hanyalah sebuah kisah sederhana yang tertulis dengan penuh makna, tentang aku, kamu dan rencana semesta terhadap kita. Ketika Alvira Chavali Aldric bertemu sosok pengganggu tampan yang bernama Arkha Adhyastha. -------------- Note :...