★VirKha★Lelah itulah yang di rasakan Vira saat ini. Jarum jam sudah menunjukan pukul sebelas lebih, namun Vira baru saja pulang dari tempat pemotretannya diadakan.
Vira menghela napasnya melihat keadaan rumahnya yang sepi. Mungkin mereka sudah tidur, pikirnya, mengingat sudah pukul berapa sekarang. Dan mungkin ayahnya juga belum pulang karena sudah dua minggu ini ayahnya pergi melakukan perjalanan bisnis ke Kanada.
Dengan gontai Vira berjalan ke arah lift, menekan angka 3, lantai dimana kamarnya berada.
Sampai di kamar, Vira menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur. Vira menolehkan kepalanya ke arah nakas samping tempat tidurnya, tangannya terulur menggapai pigura dengan potret seorang wanita cantik yang tengah tersenyum.
"Bun, Alvi kangen. Bunda apa kabar?" Monolognya dengan ibu jari yang mengusap potret wanita itu.
Alvi, nama panggilan yang di berikan oleh bundanya.
Vira memejamkan matanya kemudian menghela napas mencoba meredakan rasa lelah dan rasa sesak di dadanya.
Rasa sesak yang selalu datang setiap kali ia merindukan sosok Adelia —bundanya. Wanita hebat yang telah melahirkan dan merawatnya. Ingin sekali Vira memeluk dan mengadukan semua keluh kesahnya kepada sang bunda. Namun takdir berkata lain, tuhan lebih menyayangi bundanya. Dan memanggil bundanya lebih cepat untuk berada di sisi-Nya.
Vira membuka matanya ketika mendengar suara pintu kamar terbuka. Terlihat seorang wanita dewasa yang memakai gaun tidurnya.
"Kamu udah pulang, sayang?. Gimana hari kamu?" tanya wanita yang kini sudah duduk manis di sisi tempat tidur Vira, mengelus puncak kepala Vira.
Freya, wanita yang satu tahun ini menjadi ibu sambungnya. Wanita cantik yang memberikan kasih sayang kepadanya dan juga keluarganya. Wanita yang memberinya kesempatan untuk kembali merasakan hangatnya pelukan seorang ibu setelah kepergian bundanya beberapa tahun yang lalu.
"Baik kok, Ma." jawab Vira seraya mengubah posisinya menjadi duduk, menyandarkan kepalanya di dada dan melingkarkan tangannya di pinggang mamanya.
"Kamu sudah makan?"
"Udah ma, tadi sebelum pulang Vi makan sama mba kirana." jelasnya karena memang sebelum pulang kirana —manager sekaligus sepupunya— mengajaknya untuk makan malam terlebih dahulu.
"Mau mandi? Mama siapin air hangat ya?" Tawar Freya, Vira mengangkat kepalanya memandang san Mama, kemudian menggeleng menolak tawaran Freya "Vi udah mandi di tempat pemotretan, Ma."
Freya diam, meneliti wajah cantik di hadapannya ini, terlihat dengan jelas raut sedih sekaligus lelah di wajah anaknya itu. "Vi mau langsung tidur? Atau ada sesuatu yang mau Vi bicarain sama Mama?"
Vira menggeleng, "Nggak ada, Ma" Jawabnya.
Freya menghela napas, ia mengerti, di peluknya sang anak dengan penuh kasih sayang." Ganti baju dulu ya, terus tidur, pasti capek kan?"
Vira mengangguk mengiyakan, "Sweat dream, princess." Freya beranjak dari duduknya dan mengecup puncak kepala Vira dengan penuh kasih sayang.
"You too mom."
★♡★
"Alviiiiiiii"
Vira mengerjapkan matanya merasa terganggu dengan pekikan seseorang yang kini sudah menarik selimutnya.
"Eumm" gumam Vira dengan mata yang masih tertutup.
"Hey wake up." serunya sekali lagi.
"Alvi ngantuk, Sepuluh menit lagi, please." jawab Vira kembali menenggelamkan wajahnya ke boneka jumbo yang semalaman ia peluk.
KAMU SEDANG MEMBACA
VirKha
Teen Fiction[Slow update] Ini hanyalah sebuah kisah sederhana yang tertulis dengan penuh makna, tentang aku, kamu dan rencana semesta terhadap kita. Ketika Alvira Chavali Aldric bertemu sosok pengganggu tampan yang bernama Arkha Adhyastha. -------------- Note :...