40| Suami yang pengertian

1.5K 216 64
                                    

Pikiran kita bisa dengan mudahnya membangun asumsi-asumsinya sendiri, menjadi kecemasan yang begitu besar.

Padahal kenyataannya tidak semenakutkan yang kita bayangkan.

Bisa jadi kehidupan kita sebenarnya baik-baik saja, tetapi pikiran kita membuatnya menjadi begitu rumit.

Bahkan kita sering meyakini sesuatu yang mengerikan akan terjadi pada diri kita, padahal itu hanya kecemasan kita sendiri.

Hal yang paling menakutkan di hidup ini bukanlah kenyataan yang kita hadapi, tetapi drama dari jalan pikiran kita sendiri.

Hal yang paling menakutkan di hidup ini bukanlah menjalaninya, tetapi terus memikirkan apa yang sebenarnya belum kita jalani.

Kita adalah benang-benang kusut di pikiran kita sendiri.

–ibnufir--

❄️❄️❄️

‼️Terdapat narasi adegan dewasa untuk kepentingan alur cerita. Diharapkan pembaca bisa menyikapi secara bijaksana ‼️


Kediaman Jordan pribadi...

Kegiatan Jordan-Rachel dari pukul 15.30 P.M s/d 19.45 P.M

       Setelah istrinya mau turun dari mobil, Jordan dengan sengaja menunjukkan di hadapan Rachel sedang menonaktifkan ponselnya. Layarnya mati dan menghitam. Sang istri yang tidak tertarik, tiba-tiba ikut menunduk melihat layar dengan tombol merah yang digeser oleh Jordan, saat suaminya berhenti melangkah setengah jalan menuju teras rumah.

       "Hp kamu non-aktifkan?"

       "Ya, aku mau istirahat."

       "Katanya sibuk, kamu bilang ada rapat."

       "Biar aja mereka yang rapat."

       "Hah?"

       "Waktu kamu di Aussie, aku lembur tiap hari supaya semuanya selesai sebelum kamu pulang-masa ini kamu udah pulang...aku lembur lagi." Jordan mencubit sebelah pipi Rachel ketika berlalu untuk masuk ke dalam rumahnya. Tangannya mengeluarkan kunci rumah dari dalam saku celana kerjanya. "Aku suruh orang kesini buat ganti sistem kemanan rumah pakai sidik jari sama password. Biar lebih aman."

       "Bentar sayang." Rachel naik ke susunan anak tangga di teras, Jordan menoleh dengan gerakan satu tangan mendorong pintu masuk yang berhasil dibuka dengan lebar. Kedua alisnya menjadi tidak rata menatap heran pada Rachel yang menyusul terburu-buru. Ternyata malah berlalu sambil menarik pergelangan tangannya masuk melintasi pintu dan dentuman pintu depan ditutup kencang.

       "Kamu gak diapa-apain mamahku atau Rama kan waktu kamu pergi ke rumah mereka buat periksa GPS mobil Rama?"

       "Diapa-apain? Maksudnya?"

       "Iyaaa, TSKKK. Dipukulin atau dihajar." Rachel menyugar rambut belah tengahnya kesal, jengah bercampur emosi jika menyebut mamah, mengingat tentang wanita itu atau Rama. "Medusa itu suka mukul, lempar barang gak jelas. Tempramental."

       "Oh itu..." Jordan tersenyum saja, gantian–berlalu meninggalkan Rachel menuju ke kamarnya, melonggarkan simpul dasi di lehernya, lalu dikeluarkan ke atas kepala. Di belakang sana Rachel masih terdiam memandangi punggung kepergian Jordan, sadar suaminya mengacuhkannya. Rachel melanjutkan berlari lagi masuk ke kamar. "Pertanyaanku belum kamu jawab baby."

NICOTINE | RoséKook [Lokal] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang