37| Menikah

1.5K 259 126
                                    

Terdapat pembahasan orang dewasa, mohon untuk tidak panik...

        Hari yang melelahkan dengan banyak peristiwa dalam satu hari. Menenangkan hati sebentar dengan bersandar di punggung kursi mobil, Jordan juga tidak lupa memijat kedua pelipisnya dengan jari tengah dan ibu jari bersamaan.

 Menenangkan hati sebentar dengan bersandar di punggung kursi mobil, Jordan juga tidak lupa memijat kedua pelipisnya dengan jari tengah dan ibu jari bersamaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

        Pusing, lelah, mengantuk menjadi satu. Ini kali pertama dalam kisah percintaannya, Jordan mau membuat komitmen hubungan dengan wanita tipe-tipe seperti Rachel, karena semua mantan kekasihnya tidak jauh-jauh seperti Mira–tipe-tipe wanita dewasa yang jarang mengamuk-ngamuk untuk hal sepele, dan pengertian terhadap profesinya.

        "Kalau dipikir emang gak nemu alasannya, gue juga heran kenapa gue paling sayang sama Rachel–sayang banget malah. Padahal perkenalan paling singkat ya sama Rachel."

        Pandangan mata Jordan lurus ke depan jalanan yang masih sesak dengan lalu lintas para pengendara alat transportasi roda dua, empat, enam, delapan.

_______

Kilas baliknya terjadi saat Liana tiba di kantornya dan masuk ke ruangan.

        Ciri utama wajah Liana itu wajah wanita paruh baya yang tertata dari segi penampilan, dan tutur kata. Liana juga tidak pandai menunjukkan secara gamblang segala sesuatu melalui ekspresi wajah.

       Tetapi Jordan hapal betul bagaimana mamahnya bersikap. Termasuk sekarang, dilihatnya Liana sudah berdiri di tengah- tengah batas pintu ruangan. Penampilannya fresh, pelit dengan senyuman.

       "Yang anter Rachel ke bandara siapa? Kamu atau siapa?" Liana memamerkan tasnya dengan bangga di depan Jordan.

        "Aku yang anter, sekalian langsung ke kantor." Jawab Jordan singkat padat dan jelas. Kepala Liana langsung mengangguk.

        "Mamah pakai hadiah dari Rachel."

        "Hmm."

        "Selera Rachel sama kayak mamah."

        "Selera apa nih? Selera cowok atau apa? Masa Rachel suka om-om kayak papah."

        "Husst mulut kamu."

        "Canda pah." Jordan tertawa sendiri, saking stresnya. Dari pada gila, tertawa ternyata memiliki arti saat ini.

        "Kamu ke Ladoga, ketemu mamah Dona. Dengerin mamah ya. Gimana pun, mamah Dona hampir jadi mertua kamu, setidaknya kamu kasih kabar ke pihak mereka kalau kamu mau menikah dalam waktu dekat, paham Jordan?"

        "Nanti aku sempatkan kesana, sekalian ke makam Mira."

        "Kamu harus tiru sikap Rachel, dia perempuan tapi dia berani. Mamah salut sama dia, mamah acungi jempol. Sewaktu pemakaman Mira, kamu dibawa Jody pergi kan? Itu Rachel datang ke rumah mamah Dona, minta maaf sampai sujud-sujud di kaki mamah Dona, dia minta maaf atas kecelakaan yang terjadi sama Mira. Yang kedua: Rachel mau datang ke rumah mamah secara langsung bilang 'terima kasih.' Karena kamu tolong dia sewaktu mau bunuh diri. Yang ketiga: Rachel chat mamah pamitan ke Aussie, attitude dia sangat bagus ke orang tua, dia bisa menempatkan diri dan bersikap, tapi mamah telepon malamnya gak diangkat sama Rachel."

NICOTINE | RoséKook [Lokal] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang