"Gak mau masuk?" Tanya Jordan yang memeriksa ulang kelakuan Rachel di taman, Jordan sudah mengganti pakaiannya dengan kaus abu-abu berukuran oblong, dan celana pendek chinos, sambil bersandar di daun pintu. Rachel belum menyadari ada Jordan di pintu, karena sibuk menunduk, memetik bunga asoka, dan melepaskan satu persatu kelopak, mahkota, benang sari sampai mengotori lantai taman.
"Rachel." Cepat-cepat berganti posisi, setelah mendengar Jordan memanggil namanya. Tangan Rachel menyembunyikan bunga di belakang punggungnya.
"Lo dah makan siang?" Jordan mengetuk-ngetuk daun pintu mencairkan suasana, Rachel tersenyum menggeleng, dua detik kemudian mengganti dengan mengangguk cepat-cepat, "udah sebelum ke kantor lo, gue balik ya, met makan siang."
Jordan bingung mencari-cari alasan lain supaya Rachel tidak pergi,
"Kayaknya itu di bekal lunch yang lo kasih, ada binatangnya deh, bentuknya mirip kecoa."
"Kecoa? Seriusssssss, kok bisa, ihhhhh....waktu gue masak gak ada binatang aneh-aneh." Tubuh Rachel berbalik, kedua iris matanya membesar, langsung berjalan terbirit-birit melepaskan sepatu sekaligus naik ke lantai depan pintu.
Jordan mengarahkan tangan, agar Rachel mengikuti. Di dalam rumah, Rachel panik, sampai mendorong-dorong tubuh Jordan. Tidak sadar lagi, ia yang memulai skinship.
Setelah di meja makan, ternyata dikerjai, Jordan malah menyunggingkan senyuman dan menyodorkan piring berisi steak yang sudah di panasi di teflon sebentar. Mulut Rachel mengaga, melihat apa yang terjadi sebenarnya, garnishnya cantik: ada asparagus, dua iris lemon, dan kentang tumbuk.
"Makan siang bareng yuk, gue makan bekal makan siang dari lo, dan lo makan steak yang gue bikin."
Rachel menghela nafas, 'wah, ngajak tawuran nih orang.' Lalu melepaskan lilitan syal, dan melepaskan masker, topi dan menarik mundur tudung jaketnya yang resletingnya ia turunkan dan menaruh semuanya di samping kursi kosong yang ada di sebelah kursinya.
"Jadi..." tanya Rachel melirik-lirik bekal buatannya yang sudah disantap oleh Jordan.
"Enak, gak ada kecoak nya, tadi cuman bercanda, maaf ya. Duduk sini. Gue pikir itu wig, ternyata lo ganti warna rambut."
"Hmm, iya ganti warna, cantik gak?" Tangan kiri Rachel memegang garpu dan kanannya pisau. Memotong daging menjadi bentuk kecil-kecil supaya bisa dikunyah dengan cepat di dalam mulutnya.
"Cantik."
Rachel tersedak air liurnya, mendengar jawaban mengejutkan, untung saja belum sempat potongan daging masuk ke mulut. Padahal tadi, pertanyaan asal saja. Kenapa malah dijawab serius oleh Jordan. Wajah Rachel menahan malu.
Untungnya Jordan tidak melihat bagaimana kondisi wajahnya yang hampir menjadi warna merah, pria itu sibuk membongkar-bongkar menu-menu di kotak bekalnya.
"Gue gak tau, makan siangnya dari lo, jadi gue gak makan yang bekal pertama kali itu." Ungkap Jordan, jujur pada Rachel merasa bersalah.
"Iya, udah dikasih tau sama pak satpam." Jawab Rachel sedikit ketus,
'Aneh, kenapa gue kek kesel gitu, kok gue jadi alay banget pake sebel-sebel segala.'
"Maaf ya Rachel, gak marah kan?"
Kepala Rachel menggeleng menaruh garpu dan pisau, lalu tersenyum. "It's okay. Salah gue juga gak sebutin nama pas ditanya, dan malah kabur."
KAMU SEDANG MEMBACA
NICOTINE | RoséKook [Lokal] [END]
Fiksi Penggemar[M] Pelanggaran lalu lintas membuat Jordan dan Rachel bertemu di persimpangan lampu merah, ketika keduanya sedang terburu-buru sampai ke tempat tujuan. Jordan memaki Rachel yang bersalah seratus persen atas pelanggaran tersebut karena menabrak mobil...