第六:Better Than...

175 27 4
                                    

"Kalian baik-baik saja?" tanya Neji.

Tenten sama Sakura mengernyit. Mereka hanya mengangguk. Bingung? Ya, tentu saja. Memang mereka kenapa sampai harus dikhawatirkan tiga pangeran aneh ini?

"Tidak ada hal yang aneh, kan?" tanya Shikamaru ambigu.

Lagi-lagi, Sakura dan Tenten menggeleng.

Ketiga pangeran itu hanya menghela napas lega. Rupanya, kedua gadis ini tidak tahu saja kalau ada dua perampok yang tadinya akan masuk ke rumah milik ratu selir.

"Tadi ada perampok," aku Sasuke.

Neji dan Shikamaru melotot ke arah Sasuke yang begitu 'ember'nya dengan membocorkan rahasia yang bisa saja membuat ratu selir khawatir.

"Benarkah? Tapi, apa motifnya? Di sini tidak ada yang bisa dicuri. Barang-barangku masih sama dengan saat sebelum aku masuk ke istana," kata Fuso.

Shikamaru mengangguk kemudian memberi hormat. "Tidak perlu khawatir, Yang Mulia. Mungkin mereka pikir, ada barang berharga di sini."

Setelah pertemuan singkat itu, Tenten dan Sakura memutuskan untuk kembali ke istana. Sedangkan, Sasuke langsung menarik paksa 'gadisnya' untuk pulang bersamanya. Maksa banget ceritanya.

Shikamaru? Berhubung dia masih ada urusan dengan Naruto, ia juga harus pergi. Banyak hal yang harus ia lakukan sebelum mewujudkan rencana besar mereka. Kalau Neji dan Sasuke untuk saat ini tidak bisa ia ajak kerja sama.

Mereka sedang mengurus 'perempuan mereka' yang menurut Shikamaru sedikit menghambat mereka untuk mewujudkan rencana besar itu.

Tenten dan Neji jalan berdua ke gerbang desa bak sepasang kekasih. Hanya saja, Neji yang tampak tak senang berjalan berdampingan dengan gadis ini. Ia juga tidak suka gadis ini berjalan di belakangnya bak pelayan dan ia tidak suka gadis ini memimpin.

Entah apa yang diinginkan pangeran asal negeri rembulan.

Seorang pedagang buah yang tadinya mengobrol bersama dengan Neji langsung menyapa melihat Neji lewat dengan seorang gadis. "Tuan, kupikir kau langsung pulang. Itu istrimu?" tanyanya.

Tenten membelalakkan matanya. Memang mereka terlihat seperti suami istri? Bahkan, Sasuke yang memiliki tingkat kejujuran yang tinggi saja mengakui mereka seperti tuan putri (Tenten) dan pengawalnya (Neji).

Itu hanya penghinaan untuk Neji yang pura-pura diangguki Shikamaru.

Neji menatap balik Tenten. "Iya," ujar Neji asal. Sekali lagi perlu ditekankan, ia hanya ASAL menjawab.

Neji memutar otaknya. Apa yang dilakukan sepasang suami istri biasanya? Ia kemudian menggandeng tangan 'istri' bohongannya itu.

"Wah wah, kalian sangat manis. Semoga hubungan kalian sampai akhir hayat," ujar pedagang itu.

"Semoga tidak, Kami-Sama," batin keduanya.

Neji memutuskan untuk melompat ke atas atap dan keluar melalui cara tadi ia masuk. Bisa ditangkap ia jika melakukan hal bodoh dengan keluar melewati gerbang padahal ia tidak masuk melalui gerbang.

Setelah keluar, keduanya memutuskan untuk beristirahat sejenak di pinggir sungai. Neji kemudian memberikan buah-buahan yang ia taruh di sebuah bungkusan kain.

"Ini," ujar Neji.

Neji berbalik dan hendak pergi, tetapi ia tersadar akan suatu hal.

"Iya, aku membelinya. Untuk istriku."

Ia teringat perkataan asal-asalannya tempo hari kepada seorang pedagang buah mengenai 'istri'nya.

Dengan cepat, Neji merampas kembali buah itu. Secara tidak langsung, ia mengatakan Tenten adalah sungguh-sungguh istrinya. Cih, dirinya benar-benar tidak sudi.

Tell Me, What I Feel?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang