第九:You Don't Know It!

170 23 3
                                    

Cast Tenten:

Tadinya aku pikir karajter di atas terlalu feminim untuk Tenten yg di sini notabenenya dinamis bgt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tadinya aku pikir karajter di atas terlalu feminim untuk Tenten yg di sini notabenenya dinamis bgt. Tapi yodah gpp. Sifat tak menentukan penampilan

• • •

"Pangeran Hyuga, ini untukmu."

"Neji, ayahku menyuruhku belajar tetapi, aku butuh teman. Kita belajar bersama, ya?"

"Neji, ayo berteman."

"Neji, kenapa kau tidak mau menjadi sahabatku?"

"Neji, aku menyukaimu."

"Neji ... ini tidak seperti apa yang kau pikirkan! Aku hanya-"

"Neji, aku ingin jujur. Namun, aku takut kau marah."

"Neji, maafkan aku."

"Neji, sebenarnya ayahku ingin aku menikahimu. Ayahku yang ingin. Aku sebenarnya mencintai orang lain. Maafkan aku, Neji."

• • •

"Tapi, aku tidak bisa memaafkanmu karena kau berhasil menarik perhatianku," batin Neji.

Bagus, kini orang yang paling ingin ia hindari, ada di hadapannya. Sendirian dan sedang melihat-lihat di toko alat tulis dan jasa menulis.

Neji jadi teringat kenangan manisnya dengan gadis itu di toko alat tulis. Dulu.

Sekarang, berbeda.

Sekarang, dirinya hanya melihat sesaat toko itu dan ia pergi ke sebuah kedai makan bersama dengan ... pria lain.

Neji merasa seperti mainan kini. Ia dipermainkan.

Tenten? Ia pergi dahulu. Ia tidak suka berada di dekat dengan orang yang patah hati. Tidak akan nyaman baginya.

Bagaimana orang yang kakinya terkilir bisa berpindah secepat itu? Bukan Tenten yang cepat, tetapi, Neji yang berpikir terlalu lama.

Entah mengapa, dunianya serasa runtuh melihat Neji menatap Ino Yamanaka yang bersama entah siapa itu. Namun, Tenten tampak mengenal orang itu, hanya saja ia tidak ingat.

"Ada apa ... denganku?" batinnya.

Kini Tenten duduk di sebuah perahu yang ada di pinggir sungai dan berada di area yang tidak terlalu terkena lentera sehingga agak gelap.

Tenten kemudian membuka alas kakinya dan menaikkan sedikit celananya hingga ke betis. Ada segaris warna kebiru-biruan di pergelangan kakinya hanya karena seekor kucing.

Tell Me, What I Feel?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang