第七:To Protect You

191 22 1
                                    

Sudah tiga minggu berlalu sejak penyerangan itu. Neji hanya menceritakan itu kepada Hinata dan Naruto saja. Tidak kepada yang lain bahkan Eiji.

Ia tahu Eiji adalah tipe yang terlalu patuh hukum. Ia tidak mau dicap sebagai pengkhayal oleh ayahnya. Sudah jelas-jelas dulu, ia memiliki bukti, tapi malah menghilang.

Hari ini, Neji berencana pergi ke Desa Pegunungan Shishou untuk mengawasi pejabat di sana. Karena, diketahui pemimpin desa tersebut sudah tidak mengirim laporan sama sekali ke kaisar alias Hiashi. Jadi, itu patut dicurigai.

Selama berkuda, Neji memaksakan tangan kanannya agar tidak mengecewakannya kali ini. Pasalnya, tiga minggu yang lalu, saat mencoba untuk menunggang kuda dengan tangan kirinya, ia justru dilempar oleh kuda.

Memalukan.

"Selamat pagi meski matahari belum muncul!" seru seorang gadis.

Sepertinya, gadis itu sudah menunggunya di dekat hutan bambu.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Neji.

"Aku? Kau pikir aku senang mengikutimu? Tapi, jika ketahuan tidak ikut denganmu, Kaisar Hashirama alias ayahku mungkin akan menghabisiku. Jadi, Calon Ayah Mertuaku juga menyuruhku begitu," jelas Tenten.

Neji hanya memutar bola mata malas. Neji langsung melajukan kudanya meninggalkan Tenten hanya menatap punggungnya bingung.

Tenten hanya berpikir, Neji adalah pemberani untuk ukuran seorang pangeran yang jarang keluar dari istana. Buktinya, dirinya tidak takut menelusuri hutan bambu dalam kondisi langit yang masih gelap. Jika, Tenten lebih memilih berjalan dengan kudanya.

Neji menghentikan kudanya sejenak. Ia melihat banyak sekali goresan di batang bambu sekitaran sini. Ia yakin, ada pertarungan di sini dan itu belum lama terjadi. Yang pasti, orang yang terlibat dalam pertarungan itu adalah samurai atau ninja. Karena tidak ada suara sama sekali di sini.

Sedangkan, di posisi Tenten, ia merasa aneh dengan pohon bambu yang terus bergoyang tidak jelas. Padahal, tidak ada angin. Matanya langsung membelalak saat ia melihat ada darah mengalir di beberapa batang pohon bambu.

Ia langsung naik ke kudanya dan melajukannya, tidak peduli apakah ia akan menabrak pohon bambu atau tidak.

Menurutnya, ada pertarungan di mana satu orang melawan banyak orang dan satu orang itu adalah yang terkuat. Karena itu, banyak sekali darahnya.

Sedangkan, satu orang itu hanya bingung sendiri dengan dua orang yang berkuda pagi-pagi buta begini. Bukannya berteriak atau bereaksi, mereka diam tak bersuara. Orang ini semakin yakin bahwa Neji dan Tenten bukan orang biasa. Karena reaksi mereka berbeda jauh dari reaksi orang biasa.

Kuda Tenten melewati Neji yang berdiri di sebelah kudanya. Neji yang tidak ingin Tenten bertindak layaknya seorang yang paham dengan ilmu bela diri langsung menarik badan Tenten.

Tenten sontak jatuh ke pelukan Neji dan kuda Tenten berlari menjauh dari hutan bambu.

Jika mereka naik kuda, akan sangat berbahaya. Lebih baik, mereka diam sejenak dulu untuk membaca situasi.

Dan orang yang dimaksud Neji dan Tenten pun turun dari atas pohon. Wajahnya tertutupi kain dan ... dia perempuan.

"Sepertinya, aku harus membunuh dua kelinci ini untuk melindungi diriku," ujar gadis itu.

Neji ingin melawan. Namun, Tenten justru mengajaknya lari dari musuh. Ini bukan prinsip Neji Hyuga sekali. Neji Hyuga tidak pernah lari dari masalah.

Tenten memaksa Neji naik ke atas kudanya. Yaps! Mereka berdua di atas satu kuda. Sungguh tidak berperikekudaan. Kasihan kudanya.😭

"Apa yang kau lakukan!?" Bisik Neji tepat di sebelah telinga Tenten.

Tell Me, What I Feel?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang