chapter 2

82 8 29
                                    

An unexpected meeting but leaves a deep impression that is unforgettable only from the cleanliness of the heart that judges the full of kindness.

# TRUE LOVE STORY #

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

# TRUE LOVE STORY #

Siang itu memang benar-benar soal bagi Ten. Bagaimana tidak? Sudahlah bus yang dinaikinya malah melewati jalur perhentian menuju rumahnya atau dialah yang menaiki bus dengan jalur yang salah kali, sehingga terpaksa dia turun ditengah jalan dan mesti naik bus lagi untuk sampai ke rumahnya. Tapi belum juga dia berhasil mencari bus lain yang akan membawanya pulang ke wilayah dimana dia tinggal tiba-tiba saja hujan turun dengan deras bagai tercurah dari langit hingga mau tak mau dia harus mencari tempat berteduh kalau dia tidak pengen diguyur air hujan dan berakhir dengan jatuh sakit nantinya. Ten memang sejak kecil sangat rentan terhadap air hujan yang selalu melemahkan saya tahan tubuhnya. Untungnya tak jauh dari tempatnya berdiri ada sebuah halte. Maka tanpa pikir panjang lagi Ten pun lansung berlari menuju halte itu ketimbang basah kuyup dibawah hujan mending berteduh di halte begitu pikirnya saat sudah mencapai halte tersebut. Beruntunglah dia karena halte itu ternyata sedang sepi. Cuma ada dia seorang. Namun tak lama kemudian seorang cowok tinggi berseragam senior high School yang sama sepertinya namun Ten yakin dibukan siswa Kyunghae High School dilihat dari bentuk seragamnya yang berbeda dengan dirinya dan dan Ten juga tidak pernah melihat cowok itu disekolahnya sebelumnya.

Melihat dihalte itu ada orang lain, dan itu juga cowok sama seperti nya, cowok itu pun tersenyum ramah dan mau gak mau Ten pun balas tersenyum juga.

" Hhh... Hujannya deras dan awet kali! " guman cowok itu seakan mengeluh sembari menoleh kearah Ten yang lansung menengadah memandang kearah langit yang meski terlihat terang namun dari atas hujan masih turun dengan derasnya.

" I... i... Iya... " timpal Ten singkat. Namun dia tidak balas memandang kearah cowok itu. Pandangan matanya Ten justru tetap mengarah keatas tengadah melihat langit yang sebenarnya lumayan cerah, tidak begitu banyak awan yang menghiasi nya. Bahkan matahari pun mulai bersinar dengan cerahnya. Tapi entah kenapa hujan masih terus turun dengan derasnya.

Cowok tampan kembali memandang kearah wajah Ten yang manis. Namun kali ini keningnya agak berkerut. Mungkin dia heran mendengar ucapan Ten yang agak terbata-bata.

" Manis dan imut juga ini cewek. Tapi kenapa dia mengenakan celana sepertiku ya? Oh, mungkin dia itu cewek tomboi kali! " Pikir si cowok saat melihat wajah Ten yang emang manis plus imut itu. Dan dari omongan nya tadi yang terdengar gugup kayaknya ini cewek emang masih polos banget dan belom pernah dekat amak cowok.

" Pulang sekolah ya, dek! "

" I... i... iya, " jawab Ten makin gugup.

" Ah, bener dugaan gue. Ternyata ini cowok emang masih murni tulen. Pasti belum pernah pacaran atau didekatin oleh seseorang! Buktinya disapa gue aja ngomongnya lansung gugup gitu. Menarik juga ini cowok. Atau jangan-jangan cowok ini memang cowok nerd atawa kuper kali ya? Tapi dibilang nerd ya gak mungkin. Wajah ama bodynya  aja keren gitu. Manis dah imut banget ini cowok. Cowok yang kayak gini nih yang gue demen. Gue yakin cowok macam ini enggak bakal bertingkah sebagaimana para cowok uke ato pun cewek-cewek yang selama ini gue kencani. Kalau gue kasi cinta pasti dia akan membalas cinta gue dengan sepenuh hatinya! " Cowok tampan itu melirik kembali kearah Ten setelah berpikir panjang dalam hatinya.

True Love Story  (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang